"gapapa lah, beda jurusan ini bie, gak beda kampus. kan aku cuma gak jagain kamu kalo lagi dikelas"

"tapi tetep aja gak bisa duduk bareng"

"hahahaa dasar manja"

"dih, yaudah sih"

"iyaudah bie, aku mau mandi ya, lengket nih"

"loh? emang belum mandi?"

"belum dong, sayang. sampe rumah langsung telfon kamu, takut kamu marah"

"hahahaa siapa coba yg marah. yauda gih sana mandi, nanti bales wa ya"

"oke sayang, bye"

"bye, bal"

Prilly meletakkan kembali handphone nya di meja dan beralih ke piano nya lagi.

***

Pagi ini prilly sudah siap dengan dandanan casual nya lalu berjalan menuruni tangga rumah dan berbelok ke ruang makan yg berhadapan dengan dapur. disana sudah ada kak sivia dan bi ayu

"pagiii" sapa prilly

"pagi dek, kemana lu?"

"mau tes di kampus kak"

"oh, berangkat bawa mobil?"

"ngga, dijemput iqbale, bentar lagi juga dia dateng" ucap prilly sambil mengoleskan strawberry jam ke atas roti tawarnya lalu melahap roti ditangannya

Sivia pun hanya manggut-manggut atas jawaban adiknya.

Tak lama, suara klakson terdengar dari luar dan prilly tau itu pasti iqbale

"noh udah dijemput" ucap sivia

"hehee yaudah gue berangkat ya kak. daaahh" prilly bangkit dari duduknya lalu mengecup singkat pipi sivia sebelum berlalu

"hati hati lo"

Prilly hanya mengacungkan jempolnya ke udara sebelum menghilang dari ruang makan.

Prilly bisa melihat seorang lelaki kini tengah bersandar di kap mobil depannya sambil memainkan handphone, prilly lalu menghampirinya

"selamat pagi sweety" sapa prilly

"apaan coba sweety hahahaa"

"senyum kamu, manis kaya gula, makanya aku panggil gitu"

Iqbale hanya tertawa "yaudah ayo masuk"

Prilly masuk ke kursi penumpang sedangkan iqbale masuk ke kursi pengemudi. bisa dibilang, iqbale bukan cowok romantis seperti yg prilly harapkan. yg rela membuang waktunya membukakan pintu dan mempersilahkan prilly masuk kedalam mobil dengan perlakuan romantis.

Tapi tak apa, namanya juga cinta, menerima apa adanya adalah alasan utama untuk bertahan seburuk apapun mereka, kan?

"bie, kamu suka banget deh pake jeans belel sama sneackers gitu" ucap iqbale tiba-tiba

"loh kenapa? aku kan emang suka pakaian casual, bal"

"iya sih, tapi apa kamu gak coba bat lebih feminim lagi? pake dress atau skirt gitu?"

"hahahaa.. kamu lucu deh bal, aku gak biasa sama pakaian kaya gitu"

"harus dibiasain dong, nanti aku beliin deh kamu dress sama skirt ya biar feminim dikit"

Prilly hanya mengangguk. begitulah iqbale, memang agak menyebalkan dengan suka mengkritik pakaiannya, tapi apa boleh buat? ini juga demi kebaikan prilly sebagai perempuan yg harus menjaga ke-feminiman-nya. Elah ribet wkwk

Sesampainya di kampus, keduanya turun lalu mencari ruangan tes mereka.

"ruangan kamu sebelah mana?" tanya iqbale

"gak tau, aku di ruang 15 dan ini baru di ruang 4" ucap prilly clingak clinguk sambil memperhatikan ruang didepannya

"berarti 11 ruangan lagi dari sini"

"iya aku tau tapi didepan cuma ada 3 ruangan lagi dan setelah itu buntu"

"yaudah aku bantu cari ruangan kamu deh"

Prilly tersenyum dan menyusuri area kampus bersama iqbale untuk mencari letak ruangannya.

"nah ini dia" ucap prilly saat melihat kertas bertuliskan angka 15 di pintu ruangan itu

"akhirnya, jauh banget ya ruangan kita?"

"bangeeettt"

"yaudah gapapa, kamu 2 kali tes kan?"

"iya, kamu berapa kali?"

"sama, nanti aku jemput ya, kita ke kantin bareng"

"oke bal, daa"

"daa bie, take care"

Prilly mengangguk saat iqbale berlalu dari hadapannya. prilly menarik knop pintu ruangan didepannya lalu masuk kedalam, sudah ada beberapa siswa yg akan menjadi teman sejurusannya. prilly pun mencari bangku yg sesuai dengan nomer yg sudah diberikan padanya oleh petugas kampus waktu melakukan pendaftaran.

Setelah menemukan nomer yg sesuai lalu prilly pun duduk dan membuka tasnya, ia hendak mencari peralatan tulis nya namun sialnya saat prilly mengorek isi tasnya sampai dalam, tak ada 1 alat tulis pun yg ia temukan "anjir!" gumam nya

"heh, kenapa lo?"

Suara itu berasal dari kursi belakang prilly, prilly pun menoleh sejenak. seorang lelaki beralis tebal, berbulu mata lentik dan berjambul tengah tersenyum manis padanya. prilly dibuat mematung sejenak dengan senyuman itu namun sedetik kemudian prilly bersikap biasa padanya

"ini, lupa bawa alat tulis"

"oh"

"oh?! kalo ga mau bantu, gausa nanya, mas!" batin prilly kesal

Saat prilly hendak menoleh ke kanan dan meminta bantuan pada teman disebelahnya, tiba-tiba dari belakang sebuah pulpen terulur dihadapan wajahnya dan berhasil membuat prilly kaget sampai sedikit memundurkan kepalanya

Prilly menoleh kebelakang, lelaki itu hanya tersenyum

"nih, pake punya gue aja" ucap nya

"thanks" jawab prilly lalu mengambil pulpen itu dan beberapa menit kemudian dosen datang lalu tes pun dimulai.

Saat jam istirahat, lelaki dibelakang prilly tadi bangkit lebih dulu, prilly yg melihat itu pun buru-buru ikut bangkit

"eh, tunggu!"

"woy! tunggu, woy!"

"ishh tungguuu!!" teriak prilly lalu ia berhasil menggapai kerah belakang kemeja lelaki itu

"eh.. ehh apaan sih?" lelaki itu menepuk-nepuk belakangnya saat menyadari kerah kemeja belakangnya ditarik seseorang

"yaelah, lo budek? atau tuli? udah berapa lama gak korek kuping?"

"lah? lo kenapa coba?"

"dari tadi gue panggilin ga nyaut lo"

"emang lo manggil gue apaan? manggil pake nama? nama gue bukan eh, woy atau ish"

"yayayaa oke, terserah lo. gue cuma mau balikin ini" prilly mengulurkan pulpen yg tadi di pinjamkan oleh lelaki itu

"oh, pake dulu aja. lagian masih ada tes kedua"

"ngga, gue bisa..."

"udah sih tinggal pake ini, ribet lo" ucap lelaki itu memotong pembicaraan prilly kemudian berlalu dari hadapan prilly dan berbelok kearah tangga

"ish, dasar cowok gak jelas" gumam prilly

"siapa yg gak jelas, bie?"

Prilly tersentak lalu membalik tubuhnya, ternyata iqbale sudah berdiri dibelakangnya sambil bersandar pada tembok

"eh, itu tadi ada temen kelas yg gak jelas banget gitu deh"

"hmm.. yaudah, mau ke kantin?"

"mauuu" prilly merengek lalu iqbale menggandeng prilly menuju ke kantin.

Cinta Sendiri - 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang