Chapter 1: Shilla

699 33 10
                                    


"Cilla! Buruan berangkat! Gue ngga mau telat lagi gara-gara harus nungguin lo!" gue berteriak sambil memukul pintu kamar Cilla.

Pintu kamar Cilla terbuka. Cilla dengan tampang datarnya keluar dari kamarnya. "Berisik, Shil. Kita ngga akan telat, percaya sama gue."

Gue menatapnya dengan tajam. "Terakhir gue percaya sama lo kalau kita ngga bakal telat, gue dihukum suruh lari keliling lapangan."

Cilla tersenyum sinis. "Derita lo," lalu ia pergi dari hadapan gue.

Cilla sialan.

***

"Ma, Pa, Shilla berangkat sekolah dulu ya," kata gue sambil mengikat tali sepatu.

Terdengar suara langkah kaki dari dalam. Lalu Mama muncul di hadapan gue. "Kamu ngga nungguin Cilla dulu?"

Gue menghela nafas. "Ngga, Ma. Kalau Shilla nungguin Cilla, yang ada Shilla telat lagi. Sekolah Shilla sama sekolah Cilla itu jauh, Ma."

Mama tersenyum maklum. "Maaf ya, Shil. Mama ngga bisa ngebuat kamu satu sekolah sama Cilla. Kalau aja—"

"Stop, Ma. Jangan dilanjutin," gue memotong ucapan Mama. "Aku lagi berusaha ngelupain hal itu. Jadi please Mama jangan ungkit-ungkit lagi," gue berdiri lalu mengambil tangan Mama dan menciumnya. "Shilla pergi dulu, Ma."

Mama mengusap rambut gue. "Hati-hati ya, sayang."

Gue hanya tersenyum dan berjalan menuju motor gue. Saatnya berangkat sekolah.

***

SMA Taruna Bangsa. Salah satu sekolah buangan di kota ini.

Jangan kaget. Gue masuk sekolah ini bukan karena gue bodoh atau apa. Tapi ini semua karena keinginan Papa. Papa maksa gue buat masuk sekolah ini. Alasannya?

Karena Papa lebih sayang Cilla dibanding gue.

Gue tersenyum miris. Papa mau yang terbaik buat Cilla.

Dan Cilla ngga mau satu sekolah sama gue.

Tapi, gue ngga nyesel masuk sini. Sekolah ini keren. Walaupun secara akademik sekolah ini masih dibawah sekolah-sekolah lain, tapi soal kebersamaannya, sekolah ini juaranya.

"Shil, lo ngelamun. Ada apa?"

Gue mengerjapkan mata. Gue tersenyum tipis kepada Rara. "Gue ngga papa, Ra. Cuma pusing dikit aja gara-gara begadang."

Rara memutar bola matanya. "Gue tau lo bohong, Shil. Lo ngga mau cerita?"

Gue tersenyum lalu menggeleng. Rara menghela nafasnya. "Lo tau, Shil? Ada kalanya beban itu dibagi. Gue kenal lo dari lama. Dari kita SD. Lo masih ngga percaya sama gue?"

"Bukan gitu, Ra. Serius gue ngga papa. Cuma lagi pusing aja."

Rara lagi-lagi menghela nafas. "Terserah lo deh, Shil."

***

Papa: Jemput Cilla.

Gue menghela nafas. Sebuah pesan singkat dari Papa yang nyuruh gue buat jemput Cilla. Berasa jadi supir.

Geminia P. : Shilla ada latihan basket, Pa.

Gue mengikat rambut gue menjadi ekor kuda lalu bergegas menuju lapangan. Ya, gue termasuk salah satu anggota tim basket sekolah.

"Shilla! Awas!"

Terdengar seruan dari tengah lapangan. Gue menutup mata menunggu nasib yang dialami oleh tubuh gue.

1..

2..

3..

Gue membuka mata. Ngga terjadi apa-apa. Tapi, seseorang berdiri tepat di hadapan gue. Ia menjadikan tubuhnya pelindung agar tubuh gue ngga terkena bola basket. Matanya menatap gue dengan tajam. Mata itu... indah sekali.

"Kalau jalan di lapangan, jangan sambil bengong. Liat kan lo hampir kena bola?!"

"I-iya, sorry," gue menjawab dengan terbata-bata.

Dia pergi dari hadapan gue dan gue cuma bisa diam mematung di tempat.

"Shilla! Ayo latihan! Mau sampai kapan kamu bengong di situ?!" suara coach Andi memecahkan lamunan gue. Dengan tergesa, gue menghampiri temen-temen gue.

Baru beberapa langkah menuju tengah lapangan, handphone gue berbunyi lagi.

Papa: Lebih penting Cilla dibanding latihan basket. Cepat kamu jemput dia. Papa ngga nerima penolakan.

Gue menghela nafas lalu menghampiri coach Andi.

"Coach, maaf. Saya ngga bisa ikut latihan hari ini. Saya disuruh orangtua saya untuk jemput adik saya."

Coach Andi mengangguk. "Silahkan."

Sampai kapan gue harus kayak gini. Mengalah demi orang lain.

Gue capek.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

A/N:

Hai! Sesuai janji gue, The Gemini bakal gue remake . Ceritanya bakal beda sama yang pertama kali gue publish di sini. 

Semoga suka sama part ini. Awal-awal dikit dulu aja ya hahaha.

Jangan lupa vote&commentnya, ya! 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The GeminiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang