The 1st

56 2 1
                                    

Sinar matahari pagi menerobos gorden jendela kamar seorang gadis, Anita. Ya, seorang gadis berusia 23 tahun yang terkenal sebagai executive chef muda di suatu rumah makan ternama di Jakarta.

Kesibukannya saat ini adalah shooting acara kuliner di sebuah stasiun televisi swasta, bekerja sebagai executive chef di sebuah rumah makan, dan karena ia cukup berprestasi di kampusnya, ia berhak mengikuti program studi banding ke Perancis untuk mengamati cita rasa makanan khas eropa di sana.

Mama Ina, mama dari Anita adalah sosok yang tegar dan tangguh. Ia adalah seorang singleparent yang menjabat sebagai direktur bank ternama di Jakarta. Ia adalah sosok yang amat pengertian bagi Anita. Maka dari itu, Anita amat sayang kepada ibunya.

Anita memiliki seorang adik bernama Reza, masih kelas 3 sekolah dasar. Mereka hanya hidup bertiga dalam satu rumah, tapi kehidupan mereka terasa amat sempurna satu sama lain.

Yak, tepat hari ini pukul 13.45 pesawat Anita menuju Perancis berangkat.

Sementara itu pukul 10.00....

*Alarm*

"HAH?! Jam 10! Gila aja mana gua belum selesai packing!"

Anita melompat dari kasurnya dan bersegera melanjutkan packingnya.

"Tiket gue mana tiket. Gila aja baru semalem gue siapin dah ilang. Ni pasti ulah si tuyul satu itu, Rezaaaa!!"

"Apa sih teriak-teriak, nyari apa?"

"Tiket, Ma! Pasti ulah Reza tuh yang sukanya ngumpetin!"

"Heh, jangan suka nuduh adik yang enggak-enggak. Coba sini mana mama cari."

Beberapa menit kemudian Anita terbelalak melihat mamanya membawa secarik kertas dan ternyata..

"Ini apa kalo bukan tiket?"

"Hehe. Iya iya maaa. Makasih, yaaa!"

"Heem. Lain kali kalo nyari yang teliti. Jangan asal main nuduh aja."

"Siap mama sayang!"

Anita pun melanjutkan packingnya.

Setelah selesai packing, Anita bersiap-siap untuk berangkat ke bandara bersama mama yang siap mengantarkannya dan adiknya, Reza yang super nyebelin untuk mengucap perpisahan selama beberapa minggu yang merupakan kebahagiaan tersendiri bagi Anita karena dapat bebas dari kekangan Reza si tuyul super jail.

"Sayang, di jalan hati-hati ya, Nak."

"Iya, Ma. Pasti.. doain lancar ya, Ma."

"Iya, Sayang. Pasti."

"Rezaa sayaaang kakak pergi duluuu ya muah!"

"Kakak nih pokoknya pulang beliin Reza coklat yang banyak!"

"Siap! Hahaha. Yaudah ya ma aku check in dulu."

"Iya yaudah.. hati-hati nak, selamat jalan ya, semoga selamat sampai tujuan!"

Saat itu mereka mengucapkan salam rindu dan perpisahan. Mama Anita yang super sibuk hanya bisa berdua bersama Reza di rumah, yang tiap hari selalu meminta mamanya menyempatkan waktu untuk berdiskusi menyelesaikan PR-nya.

Saat di pesawat, Anita duduk sendiri. Ia meluruskan kakinya di sandaran kaki bagian depan. Ia mengenakan headset dan iPodnya untuk memainkan lagu-lagu klasik kesukaannya. Kebiasaan itu yang selalu Anita lakukan saat ia bosan. Tak lama kemudian, ada seorang laki-laki bertubuh besar berbadan tinggi duduk di sampingnya.

"Permisi mbak. Seat 12B ya?"

"Iya."

Laki-laki itu tampak seperti seorang mahasiswa.

"Dari mana, Mbak?"

"Oh, saya orang Jakarta asli. Mas dari mana?"

"Oh, saya orang Jogja. Mbak sedang ada apa kok ke Perancis?"

"Oh, itu. Studi banding aja sih tentang kuliner di Perancis."

"Oh, jurusan tata boga ya?"

"Yap. Kalo mas gimana?"

"Oh saya fakultas kedokteran.. ada program study excurssion ke Prancis.."

Obrolan mereka semakin lama semakin hangat. Tak terasa, pesawat yang akan membawanya ke Charles de Gaullè Airport itu sudah mengudara selama empat jam. Mereka menjadi semakin dekat karena latar belakang yang sama, seorang mahasiswa yang sedang melakukan studi banding.

-soon to be continued-

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 22, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Untold HappinessWhere stories live. Discover now