a

6.5K 1.2K 230
                                    

"Ya udah, maaf. Gimana kalo kita bagi dua aja?"

Manda mengerutkan dahinya. "Baginya dua gimana?"

"Lo buat makan sendiri apa buat rame-rame di rumah?" Bukannya menjawab, cowok itu malah bertanya balik.

"Makan sendiri lah."

Cowok itu manggut-manggut sambil mengedarkan pandangannya.

"Kalo gitu, mau nggak kita makan aja di situ?" Cowok itu menunjuk ke meja yang ada di sebelah gerobak martabak.

"Sama lo?" Manda meringis membayangkan dirinya makan martabak di pinggir jalan dengan cowok yang tak dikenalnya. "Nggak, deh."

"Kalo nggak mau, ya udah. Gue udah nawarin lo. Gue balik, ya."

Manda menggigit bibirnya, bingung harus bagaimana. Masalahnya, ia sangat ingin makan martabak sejak berhari-hari yang lalu. Sekarang begitu ada waktu, martabaknya malah lenyap di depan mata.

"Eh, tunggu!" Seru Manda sebelum cowok tadi berjalan terlalu jauh. "I-iya, deh, mau. Tapi lo nggak ada niat aneh-aneh, kan?"

Cowok itu menggeleng. "Kalo gue macem-macem lo boleh teriak. Lagian siapa juga yang mau macem-macem sama lo?"

Setelah keputusannya bulat, Manda pun mematikan mesin mobilnya dan turun. Mereka berdua berjalan bersama menuju meja yang dimaksud.

"Calum."

"Siapa?" Manda menolehkan kepalanya.

"Nama gue, lah."

Manda hanya manggut-manggut sambil membentuk huruf 'o' dengan mulutnya.

"Gue Manda."

Cowok bernama Calum itu langsung membuka kotak martabaknya dan menyuruh Manda untuk mengambil. Manda menolak. Manda menyuruh Calum mengambil duluan dan ia menurutinya.

"Sering beli martabak Pak Bono?" Tanya Calum saat Manda hendak mengambil sepotong martabak.

"Iya. Langganan gue. Lo?"

"Sama."

Mereka pun makan dalam diam. Tidak ada yang bicara satu sama lain. Rasa canggung menyelimuti mereka berdua. Sampai tak terasa, tinggal dua potong martabak yang tersisa. Manda yang sudah merasa kenyang pun berhenti makan.

"Kok udah?" Tanya Calum.

"Kenyang. Buat lo aja," jawab Manda sambil menutupi mulutnya yang masih penuh dengan martabak.

"Telen dulu, kali. Jorok." Manda hanya menatap Calum sinis. "Udah ditraktir, malah disinisin."

"Iya, iya. Maaf. Makasih, deh," ucap Manda setelah menelan martabaknya. "Ya udah. Gue balik duluan, ya?"

Calum menggelengkan kepalanya. "Bentar dulu!" Ucap Calum dengan mulut penuh dengan martabak sampai kacang dan coklatnya muncrat ke tangan Manda.

"Ih! Tadi lo bilang gue jorok. Lo lebih jorok, anjir!" Manda membersihkan tangannya dari kacang dan coklat yang berasal dari mulut Calum.

Calum hanya nyengir, menunjukkan sederetan giginya yang penuh coklat.

"Tungguin gue abisin martabaknya."

"Kan lo bisa abisin di rumah!" Tukas Manda sedikit kesal.

"Maunya di sini. Lo yang nemenin."

Dan permintaan itu membuat mata Manda membulat.

Heheh
Matahari banyak diskon mari kita belanja!
#matahari #mataharibukanbulan #dutamatahari

Martabak || Hood ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang