♪Re #2

1K 70 10
                                    


[07.52] Well, baru pertama masuk sudah telat. Batinnya.

"Maaf nak kamu telat." Kata Pak satpam dengan tegas.

Hampir saja laki-laki itu memutar bola matanya. "Pak saya murid baru. Tadi habis nolongin yang kecelakaan, kayaknya murid disini juga deh. Lihat nih celana dan tangan saya banyak darah. Tolong antar saya ke ruang kepala sekolah pak." Mohonnya.

Ada kagum dalam benak pak satpam. Ia tersenyum, kemudian mengantar anak laki-laki ke tempat tujuan.

"Terima kasih Pak." Laki-laki itu senyum.

"Iya nak." Kemudian Pak Satpam kembali ke pos nya.

Laki-laki itu menarik nafas dalam dalam, kemudian membuangnya perlahan. Jantungnya berdegup, namun terlihat tenang.

Ia mulai mengetuk pintu, "Permisi Pak." ucapnya.

Pria paruh baya itu tersenyum saat membuka pintu. "Nak, kok belum masuk kelas? Kenapa seragam mu penuh darah?" Menatapnya dengan heran.

"Saya murid baru pak, kelas 12 Science 4. Pak, Melody Adison.." laki-laki itu yakin tidak yakin untuk melanjutkan.

"Mari saya antar. Lanjutkan nak" ujar pak kepala sekolah. Laki-laki itu menceritakan kejadian yang dialami perempuan yang ia tolong. Sesampainya dikelas, pria paruh baya itu menjelaskan apa yang terjadi. Dan mempersilahkan laki-laki itu untuk memperkenalkan diri. Kemudian pamit meninggalkan kelas.

"Sa-saya Shawn Pe-peter Raul Mendes. P-panggil shawn." Laki-laki itu menunduk, membenarkan kacamatanya, menyedot ingus dan menggaruk-garuk kepalanya. Disgusting.

"Wuuuuuu" sorakan dikelas.

"Kayak gini yang nolongin Melody?" Celetuk Janet.

"Culun ah." Ujar yang dipojok kelas sambil teriak.

Sudah kuduga, batinnya.

Wanita paruh baya itu mengetuk meja nya, "Cukup! Shawn, kamu duduk disana ya." sambil menunjuk bangku yang kosong.

Pelajaran pun dimulai.

♫ ♬♪Melody POV♩♭♪

Aku merasakan perih di kakiku. Aku membuka mataku perlahan.

Rumah sakit?

Ya Tuhan, kakiku, tanganku....

"Dek, akhirnya kamu bangun juga." Mamaku tersenyum tulus. Kemudian dia memencet bel untuk memanggil suster.

Aku menatap matanya, ada kesedihan disana. Tulus. Diwajahnya ada bekas air mata.

Dokter yang didampingi seorang suster menghampiriku. Memeriksa tubuhku, infusannya, dan kakiku.

Pertanyaannya ku jawab dengan anggukan dan gelengan.

Tampan.

Dokter, suster dan Mama pergi keluar ruangan sambil berbincang bincang. Aku tidak peduli.

Aku menatap langit langit ruangan. Mencoba mengingat bagaimana aku bisa kecelakaan seperti ini. Siapa yang menolong ku?

Oh, ambulan.

Kamu dimana, dengan siapa

♬ Semalam berbuat apa

♬ Kamu dimana, dengan siapa

♬ Disini aku menunggumu dan-

Klik.

"Halo. Shania maaf ya gue ga bisa dateng ke sekolah" aku menjawab dengan lemas. Mataku menelusuri ruangan.

Dia menghela nafas. "Yaelah minta maaf segala, alay. Gimana keadaan lo mel?" Shania Aurellié salah satu sahabatku, dia sahabat terdekatku, mengetahui banyak sifat burukku dibanding sifat baikku. Yeah.

"Ya lu tau kan gimana kalo orang kecelakaan. Gue di Rumah sakit tempat om gue kerja. Kebetulan banget bisa disini. Un-"

Shania memotongnya, "Yang nolongin lo anak kelas kita, anak baru." Aku bisa mendengarnya dia berbicara sambil mengunyah wafer.

Aku coba mengingat-ingat,

Jangan-jangan laki-laki yang tadi ketemu di lampu merah.

"Mel?! Eh udah ya udah ada guru. Nanti gua kesana." Klik. Telfon dimatikan.

Baru mau nanya siapa namanya, batinku.

Aku mejamkan mata. Melanjutkan tidur.

♫ ♬♪Shawn POV♩♭♪

"Gila. 2 kali gua dipalak. Valak banget sih, sialan." Gerutuku sambil mencoret-coret buku catatan fisika karena gurunya membosankan juga.

Aku jadi memahami seperti ini rasanya di bully.

By the way, apa kabarnya Melody? Apa aku harus menemuinya nanti?

"Si culun ngelamun mulu, pinjem pulpen dong" ujar Bobby, laki-laki yang duduk didepanku. Aku memberikan pulpen standar.

Jenguk. Gak. Jenguk. Gak. Jenguk. Gak. Sudah 17 tahun, aku masih labil.

KRIIIINGG.
The study is over. Please leaving the room, cleanly.

Bobby memberikan pulpen dan menepuk pundakku, "thanks bro, duluan!".

Aku menggendong tas dan siap untuk keluar gerbang sekolah menuju parkiran. Aku senyum kepada Pak Satpam yang kutemui tadi pagi. Ia membalas senyumku, "hati-hati dijalan." Ujarnya.

Aku harus kesana, batinku.

.
.
Hi hiiiiiiii<3 maaf kalau ada typo atau kesalahan lainnya. Masih baru hehe.

Don't forget to leave votes and any comments.

Treat You BetterWhere stories live. Discover now