Part 1

47.3K 870 6
                                    

Ruinn POV

Selama setahun Aku sekolah di SMA tunggal bangsa tak pernah ada kejadian istimewa yang ku alami, hingga suatu hari ku lihat seniorku yang bernama Lukas sedang bermain basket di tengah lapang. Wajahnya tampan dan badannya sangat kekar, keringat yang mengalir di tubuhnya menambah sexy pemandangan saat itu.

Aku hanya terdiam menatapnya dan menikmati tubuhnya, ku lihat sekelilingku. Banyak pasang mata wanita yang sedang menikmati tubuhnya. Aku merasa kesal dan kembali ke dalam kelas, ku ambil buku dan mulai membolak-balikannya kesal.

Sebenarnya ada apa dengan diriku? Kenapa Aku begitu kesal kepada wanita lain yang menatap telanjang ke arah Lukas. Frena sahabat baikku mengajakku ke perpustakaan, Aku dan Frena adalah anggota perpustakaan.

Ku kumpulkan buku-buku yang terlihat berantakan di meja perpus, ku letakkan kembali buku-buku tersebut dan merapikannya kembali.

"Permisi.." suara itu mengagetkanku, bukan karena suaranya tetapi karena orang yang sedang berbicara

Lukas menatapku dan menghampiriku yang masih berjalan menduyung-duyung karena buku yang ku bawa cukup banyak.

"Hey.. hati-hati" suara Lukas dengan tangannya yang reflek mengambil buku-buku dari tanganku

"Trimakasih, btw ada yg bisa Aku bantu?" Aku terlihat tenang dan mencoba profesional

"Aku mencari sebuah buku, untuk bahan tugas. Bisa bantu tunjukan di mana letaknya?" Pinta Lukas dengan sopan

Aku menunjukkan pada Lukas buku-buku yang bisa membantunya. Lukas mengambilnya dan ia duduk di sudut perpus dan mulai mengerjakan tugasnya.

Jam istirahat pun selesai, Aku kembali ke dalam kelas dan melepaskan anganku yang masih asik berduaan dengan Lukas didalam perpus, meskipun kami tidak berbicara tetapi keberadaannya sudah lebih dari cukup untukku.

Semakin memikirkannya semakin beracun Lukas dalam pikiranku, Aku menyadari bahwa Aku hanyalah segelintir wanita pemujanya. Dia begitu sempurna dimataku, bahkan Vivian wanita cantik yang memiliki banyak teman pria di tolak oleh Lukas.

Aku menatap jam tanganku dan masih menunggu supir yang menjemputku, ku baca sebuah buku sambil menunggu supirku.

Ku lihat Lukas dari kejauhan sedang berdiri di samping mobilnya, dia terlihat sedang sibuk menelphone. Dia membuka kab mobilnya dan terlihat bingung, tanpa sadar Aku menghampirinya dan membantunya. Aku memang sedikit mengerti dengan mesin mobil, tetapi ayah tidak pernah mengijinkanku membawa mobil seorang diri karena Aku anak satu-satunya jadi dia sedikit khawatir dengan hal itu.

Lukas tersenyum padaku dan mengucapkan terimakasih, dia menawarkan ingin mengantarkanku pulang tetapi aku menolaknya karena pak Joni sedang dalam perjalanan menuju sekolahku.

Aku mengelap tanganku yang terlihat kotor karena mesin mobil Lukas, Aku membiarkan Lukas pergi dan kembali dalam kesendirianku.

Gimme A SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang