Prologue

9.4K 595 17
                                    

Sejenak Yoongi menatap lekat jendela di sampingnya. Untuk beberapa saat matanya begitu terfokus pada langit cerah yang terbentang luas menaungi kota. Tampak ia memikirkan sesuatu, sesuatu yang tentunya tidak berhubungan dengan kelas filsafatnya pada pagi ini.

Tersenyum simpul, pemuda berkulit pucat itu kembali melanjutkan catatannya. Kembali menyimak baik-baik ucapan sang dosen meski sesekali pikirannya masih teralih oleh hal yang akan dilakukannya nanti malam. Hal yang sangat ia harapkan namun mungkin terlihat remeh bagi orang lain. Bahkan membuat Yoongi yang biasanya tertidur di kelas cukup bersemangat menjalani hari.

Hari ini masih tanggal 17 Desember namun entah mengapa Yoongi ingin memberikan kejutan natal yang lebih cepat untuk adik sewata wayangnya. Ia sudah tak sabar karena akhirnya bisa membelikan sesuatu yang mahal untuk si adik kesayangan. 

Dari sepulang adiknya sekolah, bersama dengannya Yoongi akan menyusuri butik-butik mahal di kawasan Gangnam dengan berkata bangga 'pilih apa saja yang kau mau' atau 'Oppa sedang baik hati sekarang' ataupun 'aku akan membelikan makan malam yang sangat enak untuk perut gembulmu', setelah ia berhasil menabung dari kerja keras parttimenya beberapa lama ini.

*** ***

"Oppaaaa!"

Yoongi mendongak, ia tersenyum kecil pada seseorang yang tengah berlari ke arahnya. Seseorang yang lebih muda beberapa tahun dari Yoongi dengan pembawaan riang dan ceria. Larinya semangat sekali, dua kali ia terpeleset dan nyaris terjatuh, membuat Yoongi cepat-cepat menyusul dengan tatapan khawatir dan desahan panjang.

"Dasar. Jangan berlari di tengah salju begini, Bodoh,"ucap Yoongi memperbaiki syal putih milik seseorang yang kini tersenyum sangat manis untuknya itu.

"Hehe. Habis sudah lama sekali Oppa tidak mengajakku keluar. Aku senang sekali. Biasanya Oppa sibuk parttime, kan."

"Un."

Yoongi ikut tersenyum. Lalu keduanya mengobrol ringan sambil menunggu bis.

"Kita akan ke mana, Oppa?"

"Lihat saja nanti."

"HO! Jangan-jangaaaan."

"Apa?"

"Oppa menyiapkan sesuatu untukku!"

"Percara diri sekali kau."

"Lalu?"

"Lihat saja nanti."

Bis akhirnya datang, Yoongi bergegas naik duluan dengan tangan kanan menjulur ke arah adiknya dan berekspresi remeh, "mari aku bantu, Nona Ceroboh,"candanya seperti biasa.

"OPpaaa!"

*** ***

"Tae Hee, sejak kapan seleramu berubah?"tanya Yoongi disela-sela suapan steiknya.

"Eh?"

"Biasanya kau suka mantel Princess berwarna cerah dan boot slouchy, kan? Kau malah memilih Duffle hitam lurus dan boot model work tadi,"lanjut Yoongi.

"Aku sedang ingin merombak fashionku, Oppa,"jawab seseorang bernametag Tae Hee yang duduk di seberang Yoongi dengan nada bangga, "aku ingin menciptakan image baru, hehe."

Yoongi malah membuang napas, bergerak mengambil tissue dan menyeka mulut adiknya yang belepotan saus, "image baru dengan kecerobohan dan kekanakan yang tak juga berubah, begitu?"ujarnya merendahkan.

"Kan masih proses Oppa!"

"Iya, iya."

"Oppa."

Such a Liar [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang