PART ONE

31 1 0
                                    

Meskipun usia mereka masih sangat kecil tapi perkelahian sudah kerap terjadi diantara anak-anak penghuni Desa Gatra. Sebuah desa kecil yang sebenarnya penuh dengan kenyamanan tapi tidak untuk bocah laki-laki berusia 5 tahun itu. Ia sering kali dibuly oleh teman-temannya karena dia tak memiliki Seorang Ayah disisinya. Ia hanya tinggal bersama Ibunya di sebuah rumah yang sederhana. Walau begitu bukan berarti dia tak memiliki teman. Seorang bocah perempuan yang usianya 4 tahun selalu membelanya dari orang-orang yang selalu mengejeknya. Kesamaan diantara mereka rupanya yang membuat mereka dekat. Sama-sama suka dengan permen berwarna-warna yang bernama Lolipop, dan karena itu pula mereka memiliki nama panggilan khusus diantara mereka. Loli untuk bocah perempuan itu yang bernama lengkap Renata Dian Aurora dan Lilo untuk bocah laki-laki itu yang bernama lengkap Gydeon James orlando.

Disebuah lapangan yang biasa dijadikan anak-anak di Desa itu bermain.

"Yaaaa kalian... (sambil menarik - narik rambut lawannya) semua orang itu punya Ayah. Hanya saja Ayahnya Kak Gio lagi kerja ditempat jauh jadi tidak ada disini, aku tidak akan melepaskan rambutmu sebelum kau meminta maaf padanya".

"Aura, lepasin... Oke aku akan minta maaf" kata anak yang ditarik rambutnya dengan nada permohonan. Anak itu bernama Naomi. Dia dan antek-anteknya selalu mengejek Gideon.

"Kalau begitu cepat minta maaf sekarang" kata Aura dengan nada tegas tak terbantahkan.

"Gion maafkan aku, tadi aku hanya main-main. Jangan dimasukkan dalam hati kata-kataku tadi" setelah mengucapkan kata itu ia menampilkan smirk sedikit tanpa ada yang tahu.

"Oke, tidak masalah aku tidak mempermasalahkannya" Gion memaafkan Naomi dengan cuek. Ia tak peduli omongan teman-temannya. Hanya saja Teman kecilnya itu yang tak terima.

"Oke, karena kak Gio udah memaafkannmu kamu boleh pergi. Tapi jangan diulangi karena aku akan menyiksamu lebih dari tadi" nada mengancam terdengan dari suara Aura.

Dan Naomi beserta antek-anteknya pun meninggalkan mereka berdua.

"Kak, kenapa setiap kali dibully anak-anak lain hanya diam saja?"

"Yah, karena aku malas meladeni mereka. Menguras tenaga saja" Gion berkata dengan cuek.

"Ayo kita kerumahku kak. Ayahku datang dari kota dan dia beranji untuk membawa banyak lolipop" Aura berjalan sambil menarik tangan Gion yang matanya berbinar-binar hanya karena mendengar permen kesukaannya disebut.

Disebuah rumah sederhana tapi termewah didesa itu

"Ayah, Ibu aku pulang sama kak Gion.." teriak Aura pinta masuk rumahnya.
Mereka berdua masuk dalam rumah masih dengan bergandengan tangan.

"Wahhh... ada Lolipop" seru mereka berdua yang menatap Bungkusan Lolipop diatas meja dengan iler mereka...

"Hei kids, bagaimana? Kalain suka".
"Hehe iyya Ayah... terimah kasih" Aura tersenyum dan menghampiri sang ayah untuk memberikan ciuman tanda terimah kasih. Dan Gydeon menghampirinya serta menberikan pelukan pada Denis.
"Thank Uncle" dan Denis berlutut agar sejajar dengan kedua bocah didepannya serta merangkul mereka berdua dan memberikan usapan pada punggung bocah-bicah tersebut dengan sayang.
"Oke kalian memiliki permen itu dan kalian boleh pergi bermain lagi, tapi jangan jauh-jauh Ayah harus kembali ke kantor". Kedua bocah tersebut hanya mengangguk dan mendekati permen itu.

Samping rumah di bawah sebuah pohon yang rindang

"Kak, kitakan suka lolipop bagaimana kalau kita ganti nama saja. Nama yang hanya untuk kita berdua" sahut Aura ditengah kesibukannya membuka permen Lolipopnya.
"Memangnya kau punya ide?" Tanya Gion. Ia harus setuju karena gadis didekatnya ini tidak bisa dibantah jika dibantah maka dia pasti akan ngambek dan dia juga satu-satunya teman yang dimiliki Gion.

"Hmmm, Namaku Loli kalau kakak namanya Lilo, bagaimana baguskan?"
"Hmm, iyya. Tapi kenapa kita harus punya nama panggilan begitu? Nama kamu dan nama akukan bagus?"
" itu supaya kita tetap saling mengenal. Siapa sangka jika aku sudah besar nanti mukaku tambah cantik dan kakak tidak mengenalku begitupun sebaliknya. Yang namaya Aura atau Gydeon kanbbukanbcuman kita berdua" cicit Aura dengan pandangan menerawang.
"Kau mengatakan itu seperti kita mau berpisah saja. Aku pasti akan mengenalmu secantik dan sejelek apapun dirimu nanti" kata Gion menampilkan senyum percaya diri.
"Kakak percaya diri sekali, kakak setuju tidak dengan nama tadi?"
"Hmmm Gimana ya?" Sambil berpikir
"Yaa... kakak harus setuju, kalau tidak aku ngm...?
"Iyya iyya aku setuju tapi jangan ngambek" kata Gion cepat memotong perkataan Aura.
" jadi mulai sekarang aku adalah Loli dan kakak adalah Lilo Oke" Aura mengatakan dengan tegas sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan tanda keabsahan nama mereka. Dan yang dilakukan Gion hanya menjawab uluran tangan Aura dengan menggenggamnya. Dan mereka pun berjabat tangan sambil tersenyum sembari memakan Lolipop mereka dengan ceria.
"Kak, berhenti makan Lolipop itu" Aura tiba-tiba berseru dan mengagetkan Gion.
"Kenapa sih ini enak banget"
"Kita harus menguburnya disini kak sebagai tanda bahwa kita mengubah nama kita saat memakan Lolipop ini"
"Kalau dikubur kan nanti habis. Pasti dimakan semut. Kan daripada dimakan semut lebih baik kita yang makan" kali ini Gion tak menghiraukan permintaan Aura dan terus memakan permennya.

Sore harinya Gion pulang dengan bersenandung khas anak-anak ia begitu bahagia hari ini. Dia tak menyadari apa yang terjadi dirumahnya. Karena ternyata selama ini ia dan ibunya bersembunyi dari ayahnya. Dan sekarang ayahnya itu telah menemukan keberadaannya. Hari itu pula Gion dibawa ke Amerika bersama ibunya oleh Ayahnya. Dengan sebuah janji yang ditinggalkan kepada teman kecilnya. Yang melepas kepergiannya dengan tidak rela.

"Aku pasti akan kembali untuk menemukanmu Loli, percaya padaku kakakmu Lilo"

LOLIPOP LILO AND LOLIWhere stories live. Discover now