Sejak saat itu Retta tidak memiliki hubungan baik denga Nasya maupun Raymond, sejak saat itu juga Nasya tidak percaya pada semua lelaki.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bel istirahat kali ini menyadarkan Retta dari ingatan masa sd nya. Tapi, itu sudah menjadi bagian masa lalu Retta. Kantin pun menjadi tempat tujuan Retta dan Della untuk istirahat kali ini, karena mereka tidak membawa bekal, namun saat mereka hendak ke kantin langkah Retta terhenti.

RETTA POV

"Dell, itu bukannya alumni sekolah sd lo yang di toko es kelapa kemarin?" Sambar ku langsung.

"Iyaa, dia kan sekolah disini juga Ta."

"Ohh, yaudah yuk langsung ke kantin aja"

Entah mengapa semenjak saat itu aku sangat sering bertemu sama kakak kelasnya Della, tak lain tak bukan ialah Kak Rama.

Sekarang aku dan della sudah berada di kantin, aku memesan nasi goreng untuk kami berdua, namun saat aku ingin kembali ke tempat ku ada segerombolan siswa mengelilingi meja ku dan Della. Setelah ku selidiki ternyata Dean---Teman sekelas ku atau pacar nya Della, memberi surprise ke Della pada hari anniversary nya di depan umum. Ku  akui Della cantik, putih dan mungkin idaman para lelaki, jadi gampang saja baginya mendapatkan cowo. Tapi entah kenapa menurut ku sikap Dean ke Della begitu alay, karena pada dasar nya aku ga suka cowo yang over.

------

AUTHOR POV

Bel pertanda masuk pun berbunyi tapi itu nggak ngefek bagi kelas VII-2. Seisi ruang kelas pun menjadi ramai karena ulah Agra, sang pentolan kelas kami, bahkan pentolan sekolah. Tak heran banyak yang mengenalnya karena kerusuhan dan kekonyolannya.

"Baik, sekarang ulangan harian akan dimulai. Masukan buku-buku yang masih ada di atas meja kalian, yang tidak membawa kamus harap ke luar sekarang juga."  Sambut bu Fatma saat memasuki ruang kelas VII-2. "Dean, tolong kamu bagikan kertas ulangan ini." Lantas anak se kelas saling sahut menyahut  "huu, udah tua masih modus.", "Dean sudah ada yang punya bu."

Dean, teman sebangkunya Agra dan juga pacarnya Della memang terkenal karena ketampanannya maka tak jarang yang menggodanya baik dari kalangan siswa sampai kalangan guru.

"Mampus gue gabawa kamus. Gue goblok banget sih, mana vocab gue pas pas an. Del lu bawa dua kamus.."

"Retta cepat kamu ke depan tidak usah meminta bantuan." Potong Bu Fatma cepat saat mendengar ucapan Retta

"Yah bu, gimana ya. Saya lupa bu, boleh ga saya minjem ke kelas lain dulu?"

"Tidak. Harusnya sebelum jam ibu berlangsung kamu sadar diri. Sudah tidak usah banyak alasan cepat ke luar, contoh Arga walaupun nakal dia konsekuensi atas perbuatan nya, tidak bawa lagsung ke luar, beda dengan kamu." Mendengar itu Retta langsung ke depan, terlihat di sungguh ia tak terima jika di jelek-jelekkan dengan guru itu, apa lagi dibanding- bandingkan dengan Agra yang sudah terkenal kenakalannya.

"Ya, anak-anak, yang membawa kamus diperbolehkan membuka kamusnya untuk ulangan harian kali ini." Sambung Bu Fatma cepat.

Ketika sudah di luar yang Retta lihat ialah Agra sedang senyum-senyum sendiri. "Ngapain lo senyum-senyum sendiri kayak orang gila?, puas lo, gue di hina dan lo di junjung tinggi?" Sambar Retta saat melihat senyum mengejek nya Agra. "Eh? Nyante aja dong. Senyum kan banyak manfaatnya. Lagian siapa juga yang seneng lo di hina, gue mah seneng nya bisa di luar kelas bareng cewe cakep."

" Gila lo ya, udah ngejek, modus juga maunya apasih?, dan kalo di luar kelas gini terus ada siswa lain yang lewat, udah pasti di cap anak bandel. Lo sih biasa lah gue?"

" Abang maunya kita lebih dari temen dek, terus kita ngebandel bareng aja biar lo nya biasa, dan kita dibilang couple-couple gitu kan lucu."

"Sinting lo." Cetus Retta singkat., "Cakep sih tapi galak, dimodusin dikit aja ga bisa busetdah." Celetuk Agra kecil namun Retta masih bisa mendengarnya karena koridor sangat sepi, tetapi Retta malas meladeni Agra yang banyak argumen nya.

Masih ada harapan bagi Retta untuk mengerjakan semua soal ini karena untungnya Della duduk di dekat jendela, dan Della dalam pelajaran ini lumayan mahir jadi Retta masih bisa nanya beberapa soal. Dari luar Retta terus saja memberi kode pada Della agar Della menoleh namun waktu mengerjakan tinggal beberapa menit lagi. "Woy, belum selesai ya?" tanya Agra dengan nada berbisik. "Belum anjir ini soalnya parah banget, susah" jawab Retta. "Yaudah nih ambil aja soal gue terus jawabannya lo salin." Balasnya enteng. "Eh? Seriusann?", Retta mengetahui Agra sangat pintar dalam pelajaran ini, bisa dibilang hanya dalam pelajaran ini, dari informasi yang di dapat Agra mengikuti bimbel  bahasa Inggris. Mengetahui Agra ingin membantunya dengan cuma-cuma sangatlah membuat Retta kaget.

"Sekarang atau ga jadi gue.." baru saja Agra ingin memberi ancaman, kertas soal nya sudah beralih di tangan Retta.

Selesai menyalin jawaban Retta pun mengucapkan terima kasih kepada Agra, namun Agra memjawab dengan kata-kata yang sulit dicerna, seperti "Terima kasih nya ngga gue terima, tapi suatu saat gue akan terima kalo lo ngelakuin apa yang gue mau." Retta tak menanyakan apa maksudnya Agra, karena Agra telah masuk ke ruang kelas kembali.

Sejak saat itu pandangan negatif Retta terhadap Agra berkurang karena sikapnya barusan membuat Retta kagum. Agra, cowo yang dipandang banyak orang sebagai cowo bad boy memiliki rasa simpati yang tinggi.

-------------------------------------------------------------------------

HAE. Author come backkk. Sorry udah lama ga update soalnya fokus UKK hihi

*notice : ini alur mundur yaa.

Thank You For Reading My Story^_^

THROWBACKWhere stories live. Discover now