Pertemuan 2

1K 116 24
                                    

"Kau... Hugo Sheventein?" mataku membulat sempurna

"Heheh, ketauan." kekehnya lalu menjauh dari leherku

"A-apa yang kau lakukan disini?"

"Aku tidak sabar bertemu denganmu! Tadinya aku ingin mencobamu sebelum yang lain. Tapi... Kurasa aku harus pergi." ucapnya lalu berdiri

"Hah? Apa yang kau mau?" tanyaku bingung

"Ada yang mengikuti kita." jawabnya dengan serius

Wajahnya maju mendekatiku

'Cup'

Sebuah kecupan singkat mendarat di pipiku

"A-apa..yang k-kau lakukan...?!" aku langsung gelagapan bingung. Dan aku yakin saat ini wajahku pasti merah padam!

"Heheh. Kita akan bertemu lagi. Dah~" ucapnya mengedipkan sebelah matanya.

Dia lalu membuka pintu dan melompat keluar.

Tunggu! Kereta ini kan sedang bergerak dalam kecepatan penuh!

Sontak saja aku langsung menoleh dan menemukannya sedang tersenyum melambai senang kearahku.

Ah.. Benar juga. Mereka kan vampir. Untuk apa aku khawatir?

Aku lalu kembali merilekskan tubuhku di kursi. Memegang kedua pipiku yang kurasakan saat ini memanas.

"Uh.. Kenapa dia melakukan itu." gumamku

Tapi tadi... Hugo bilang ada yang mengejar kami. Siapa? Kenapa?

Apa mungkin dia menemuiku memastikan bahwa aku baik-baik saja?

Ah. Entahlah~
Aku terlalu lelah memikirkannya.

Kupejamkan mataku, berniat untuk mengambil istirahat selagi aku masih di dalam kereta.

Dan akupun terlelap.

#####

"Kenapa dia tidur?"

"Apa dia tidak tau jika kita sudah menunggunya?"

"Lihat wajahnya manis bukan?"

"Berapa lama aku harus menunggunya bangun?!"

"Ayah memiliki selera buruk."

"Kapan aku bisa menghisap darahnya?"

"Kenapa dia tidur lama sekali?!"

Aku mendengar gumaman-gumaman itu di sekelilingku.

Akupun membuka mataku perlahan.

Dimana aku? Harusnya aku sedang tidur di kereta kan?

Tapi ini bukan kereta. Ini... Ranjang?

Seketika aku bangun.

Mataku menangkap wajah orang-orang yang menatapku kaget

"D-dia bangun."

"Lama sekali!"

"K-kalian siapa?" tanyaku bingung

"Caden." jawab pemuda yang memiliki bibir tebal

"Joy." kata si rambut sebahu

"James." ucap pria dengan tindik dikupingnya tersenyum

"Jio." bisik seseorang tiba-tiba di sampingku

Seketika aku menjauh mengambil jarak dan dia hanya menatapku geli

"Ware." jawab pemuda yang sedang bersandari di dinding

"Aku Louis." kata pemuda yang ehm.. Pendek di dekat Caden

"Kenalkan aku Dave!" seru pemuda itu tersenyum lebar

"Ya." aku mengangguk kikuk

"Namaku Max." kata pemuda yang paling tinggi

"Tory." kata pemuda disebelah Max

"Aku shane." kata pemuda dengan pipi tembem

"Vael." sahut pemuda dengan mata coklat bening

"Aku Daret. Aku paling muda." katanya tersenyum menatapku

"A-aku Sarah." ucapku kemudian

"Kau sudah bertemu Hugo?" tanya James

"Um. Ya." aku mengangguk

"Berarti ada yang mengikutinya." sahut Tory

"Max, Ware. Kalian susul Hugo. Shane, Vael beritahu Lucia jika mereka muncul. Joy, kuserahkan dia padamu." ucap Caden lalu berbalik

"Bagaimana dengan kami?" tanya Dave

"Sisanya kembali belajar." jawab Caden berlalu

"Ahh tidak seru sekali!" dengus jio kesal

"Ayo, Max." ajak Ware lalu menghilang

Max mengangguk dan ikut menghilang. Disusul Vael dan Shane yang menghilang bersamaan

"Nah, kalian sudah dengar kata Caden. Ayo semua kembali." ucap James

"Baik~" jawab Tory malas

Mereka lalu berbondong-bondong meninggalkanku di kamar ini.

Ah, satu orang yang tidak pergi. Siapa lagi kalau bukan Joy?

"Ayo. Kau harus membersihkan dirimu." ucapnya lalu beranjak pergi

"Ya." aku mengangguk lalu beranjak dari kasur dan mengikuti langkahnya.

######

Selesau mandi aku langsung mengenakan pakaian yang disiapkan Joy untukku.

Sebuah pakaian maid berwarna biru.

Yah, aku kan disini memang untuk melayani mereka. Jadi pakaian ku memang harusnya maid.

Begitu aku selesai berdandan aku bergegas keluar dari ruangan itu dan menemukan Joy sedang bersandar di tembok.

"Kau terlihat cocok." komentarnya berjalan mendekatiku

"Terima kasih." jawabku tersenyum

"Hmm... Ada yang kurang." gumamnya mengamatiku

"Eh?" aku menatapnya bingung

Tangannya lalu terulur mendekati rambutku. Dengan sekalu tarikan bisa kurasakan kuncir rambut yang mengikat rambutku terlepas

Membiarkan rambutku tergerai.

"Nah, ini lebih baik." ucapnya tersenyum

"Y-ya." balasku menunduk kikuk.

Tanpa kusadari Joy sudah berjalan meninggalkan ku

"Tu-tunggu!" seruku lalu berjalan setengah berlari mengikutinya

'Grep' sebuah tangan menarikku menjauh dari Joy

"Umph!" aku ingin berteriak tapi seseorang membekapku!

'Bruk!' dengan kasar orang itu menyudutkan ku di antara tubuhnya

"Sst... Jangan berisik. Ini tidak akan sakit, oke?" bisiknya tepat di kupingku tanpa melepas bekapannya

Dan detik berikutnya.

Aku merasakan sesuatu menusuk leherku.

======

Udah pendek. Lama pula updatenya.
Gatau diri banget ya hahah .-.

Vampire LoversWhere stories live. Discover now