Luke terkekeh, "Iya gue tau gue malem ini ganteng. Panggil sayang terus gapapa kok, gue oke oke aja."

"Yeh, mau lo itumah."
"Udah ah, ayo keburu telat nih."

Lalu mereka berdua masuk ke dalam mobil milik Luke dan segera pergi ke tempat acara.

---

"Rambut kamu berantakan nih, sayang." Ujar Callista sambil membenarkan rambut Luke.

"Kalo emang sayang jujur aja kali."

"Dih, apaan gue bercanda bego."
Lalu mereka berdua tertawa renyah.

"Woi!" Tawa mereka terhenti ketika ada suara yang tak asing memanggilnya.

Seperti biasa, Calum, Michael, dan Ashton, dengan pasangan mereka tentunya.
Kami berlima bersalaman ala kami seperti biasa lalu mulai mengobrol.

Mata hitam Callista bertemu dengan mata cokelat milik Calum. Calum menggunakan kemeja putih dan jas hitam. Sementara rambutnya ia biarkan berantakan. Membuat tingkat ketampanan Calum meningkat 30% di mata Callista.
Calum tersenyum manis kearah Callista. Membuat Callista melting.

"Kenalin dong pasangannya, masa dianggurin aja sih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Kenalin dong pasangannya, masa dianggurin aja sih."

"Pasangan gue Crystal guys." Ucap Michael.

Gadis bernama Crystal itu kemudian tersenyum manis sambil mengulurkan tangannya.

"Ini Bryanna." Ashton tersenyum lebar saat memperkenalkan pasangannya malam ini.

Bryanna tersenyum manis lalu mengulurkan tangannya.

"Yah lu semua pasti kenal dia jadi gausah gue kenalin ya." Ucap Calum malas. Aku melihat Arzay tersenyum disebelah Calum sambil mengait lengan Calum dengan lengannya.

Mereka semua tertawa kecuali Callista. Ia hanya tersenyum kecil melihat perlakuan Arzay terhadap Calum. Merasa cemburu.

Yah, harusnya itu gue. Harusnya.
Lo janji tapi lo ngingkarin janji lo. Lucu ya, batin Callista.

"Yang ini juga gausah ya, lo semua juga pasti bosen." Luke ikut ikutan memperkenalkan pasangannya.

Callista menatap Luke tajam. Luke tertawa.

"Gak gue kasih jatah malem ini awas aja lo." Tawa mereka terhenti sejenak.

"Lo sama Luke ngapain aja?" Tanya Michael penasaran.

"Yeh, kepo lo jing." Callista menjawabnya dengan tawa.

"Yaudah, masuk aja yuk." Ucap Calum tiba - tiba.

Sedari tadi memang Calum hanya berbicara seadanya. Ia dari tadi hanya fokus kepada Callista dan Luke hari ini. Callista terlihat baik baik saja tanpa dirinya. Ia merasa ia akan benar benar kehilangan orang terpenting di dalam hidupnya.

---

"Gue ambil minum dulu ya, lo tunggu disini." Luke menoleh kearah Callista. Callista mengangguk.
"Jangan alkohol ya, gak pengen mabuk gue." Luke mengangguk.

Mata Callista menerawang ke sekeliling. Melihat kesana kemari siapa tau ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

Kemudian matanya tertuju pada satu titik.

Lelaki yang ia sayangi sedang berciuman dengan gadis lain.

Callista mengerjapkan matanya berkali kali. Memastikan ini hanya halusinasinya saja.

Pemandangan itu masih tetap ada. Mereka make out sekarang.

Callista membeku. Darahnya mengalir lebih deras. Jantungnya berdetak lebih cepat. Air matanya mulai turun.

"Nih minum- Cal? Lo kenapa?" Luke memegang pundak Callista. Callista tetap diam. Mata Luke mengikuti kemana arah mata Callista tertuju. Mata Luke terbelalak. Tak percaya dengan apa yang ia lihat. Kemudian ia berjalan menuju mereka. Meninggalkan Callista yang masih diam di tempatnya.

Luke menarik Calum menjauhi keramaian dengan paksa.

"Apaan sih lo? Ganggu aja!" Ucap Calum yang setengah mabuk dengan nada tak suka.

"Lo yang apaan?! Lo ngapain tadi sama cewek jalang gitu?! Gak nyadar lo udah nyakitin Callista lagi?!"

Lelaki dihadapan Luke ini kemudian membuka matanya lebar lebar.

"Gue...." Tak sampai kalimatnya selesai, sebuah pukulan mendarat mulus di pipi Calum. Luke terlihat emosi. Sementara Calum hanya diam. Ia sadar ia salah.

"Kalo lo sayang, lo jangan sakitin dia lagi!" Luke membentak Calum.

"Cal! Luke!" Callista datang menghampiri mereka berdua. Diikuti Ashton dan Michael.

"Lo berdua apasih?!" Bentak Ashton.
"He deserve it, Ash!" Luke berteriak sambil menunjuk wajah Calum yang mengeluarkan darah.

"Udah, Luke mending kita pulang." Callista menarik tangan Luke menjauh dari yang lain. Mata Callista masih tertuju pada Calum. Jujur, Callista sangat ingin memeluk Calum sekarang, namun ia tak ingin tersakiti lagi. Ia memilih pulang bersama Luke.

---

"Kenapa lo pukul dia?" Tanya Callista dingin saat mereka berada di mobil.

"Kenapa lo masih nangis buat cowok brengsek kayak dia?" Luke bertanya balik. Callista hanya diam menatap kosong jalanan di depannya.

Emang segitu sayangnya ya Callista sama Calum?

---

[REPUBLISH]

11:11 » c.h ✔️Where stories live. Discover now