Epilog

14.3K 872 50
                                    

Note :
" ......." tulisannya Italic = Mereka bicara bahasa Jepang
.
.
.
.
.
- TIGA BULAN KEMUDIAN -
.
.
.
.
Seorang namja keluar dari sebuah bandara internasional. Dia langsung masuk ke dalam mobil yang sudah disediakan oleh orang yang sangat disayanginya.

Perjalanannya menuju kawasan pinggiran Seoul memakan waktu yang tidak sedikit karena terkena macet.

Jam menunjukkan pukul delapan malam saat dia sampai di depan sebuah penyewaan flat yang terbilang sangat kecil, flat tempat dia tinggal dulu. Setelah membayar flat pada pemiliknya yang sudah berbeda dengan yang dulu itu, dia langsung masuk dan merebahkan tubuhnya.

Namja itu masuk dan melihat sekeliling, kondisinya pun sama walaupun berbeda flat. Flat yang ditempatinya dulu adalah tepat disebelah flat yang dia tempati malam ini.

Namja itu menggelar kasur lipat diruang berbentuk kotak itu untuk merebahkan tubuhnya, rasa pegal dan lelah itu sedikit terobati saat dia merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya.

Ceklek

Dia membuka matanya saat mendengar suara pintu, bukan itu bukan pintu flatnya tapi pintu flat sebelahnya. Namja itu langsung melirik jam tangannya.

"Setengah sembilan eoh"

Namja itu menghela nafasnya dan kembali memejamkan matanya. Dia mengingat percakapan yang dilakukannya dengan seorang namja yang dia sayangi dua hari yang lalu.
.
.
- FLASHBACK -
.
.
.
"Kau tahu dia dimana bukan?"

"Ne appa"

"Buat dia mengerti keadaannya"

"Aku akan berusaha"
.
.
- FLASHBACK OFF -
.
.
Namja itu kemudian mengelus perutnya, kemudian dia bangkit dan menyeduh air. Tidak usah susah payah tentang perabotan karena sudah disiapkan oleh sang pemilik flat. Setelah air itu mendidih, dia merendam beberapa alat makan dan kemudian baru mencucinya. Malam ini dia hanya akan makan ramen cup. Malam ini udara begitu dingin, membuat namja itu membungkus dirinya pada selimut tipis yang juga sudah tersedia di sana. Matanya menerawang jauh pada kejadian yang dialaminya.

Banyak hal yang terjadi pada dirinya dalam jangka waktu tiga bulan ini. Namun semua itu tidak sebanding dengan apa yang dialami seseorang. Namja itu membuat dirinya, Kim Jaejoong datang kembali ke Korea.

Jaejoong menyentuh dinding di sebelahnya, di sebelahnya... Di sana ada namja yang membuatnya kembali ke Korea, Yunho. Bukan hanya dia yang menderita, Jaejoong memang sadar jika Yunholah yang paling banyak tersiksa atas kejadian ini. Jaejoong memejamkan matanya dan membayangkan jika Yunho ada tepat di sebelahnya, mengambil dan membuang nafas sama sepertinya dan mulai tertidur.

Dan hal itu terjadi pada namja di flat sebelah Jaejoong, satu hal yang muncul kembali. Sebuah senyuman yang sudah hilang tiga bulan ini. Yunho, tersenyum dalam tidurnya dengan tangannya yang menyentuh dinding flat kecil itu.

Jaejoong terbangun saat jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Dan tak lama dia segera bangkit untuk membersihkan tubuhnya. Setelahnya dia duduk di belakang pintu, menanti sesuatu. Dia hanya ingin tahu bagaimana kehidupan namja itu setelah ditinggal olehnya.

Ceklek

Jaejoong menegakkan tubuhnya, tidak salah lagi. Pintu flat sebelahnya berbunyi, Jaejoong menunggu hingga langkah kaki itu menjauh darinya. Selang dua menit, dia membuka pintunya dan menoleh ke kanan dan ke kiri.

Namja itu tidak ada, dengan leluasa Jaejoong keluar dan berjalan menuju halaman flat setelah memakai topi dan masker untuk menyamarkan wajahnya. Dan dia melihatnya di sana. Yunho tengah berdiri membelakanginya, dia berjalan menunduk dan langkahnya terlihat gontai.

NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang