Prolog

16K 975 13
                                    

"Minnie bangun baby..."

"Ngghhh..."



Namja yang aku bangunkan itu menggeliat namun kemudian membelakangiku.



"Baby... Aigoo... Bangun, Matsumoto sudah menunggu di bawah baby... Aigoo..."

"Ngghh.. Malas"

"Ck.. Eomma akan bilang ke Matsumoto kalau kau malas dan suka bermanja"

"Mwo?! Aniya!"



Namja yang sudah berusia dua belas tahun itu segera bangkit kemudian berlari ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Namja yang aku bangunkan itu adalah anakku, Kim Changmin. Usianya dua belas tahun bulan depan.

Ah! Annyeonghasseo, Kim Jaejoong imnida! Aku dan anak lelaki tersayangku tinggal di Sapporo, Jepang. Hah... Sungguh putraku itu kalau tidur membuat tempat tidurnya berantakan.

Aku bangkit untuk membereskan tempat tidur itu dan menyiapkan pakaian sekolahnya. Dia adalah anak yang sangat manja namun berusaha menyembunyikannya pada teman - teman sekolahnya.

Dia sekarang sudah duduk di kelas delapan, sekolahnya hanya beberapa blok dari sini dan biasanya dia akan berangkat sekolah bersama sahabat tersayangnya Jun Matsumoto, Shun Oguri dan Toma Ikuta.



Ceklek




Aku menoleh, Minnie (aku selalu memanggilnya seperti itu) keluar hanya menggunakan handuk yang melilit pada pinggangnya.

Aku duduk di pinggir ranjangnya dan memperhatikan setiap gerak tubuhnya. Lihat, walau masih dua belas tahun namun dia sungguh tinggi dan sudah terlihat tampan. Mata bulat dan jernih itu, hidung mancung yang membuat gemas juga pipi cabi-nya yang selalu memanggilku untuk mencubit dan menciuminya. Hah... Anakku sungguh Jjang!



"Apa yang eomma lihat?" Minnie menatapku bingung

"Eoh? Aniya... Hehehehe... Eomma tunggu di bawah ne?"

"Ne"



Aku turun menuju lantai satu, di sana para sahabat Minnie sudah menunggu.



"Ahjumma, Changmin masih lama?"

"Sebentar lagi Jun chan..."



Mereka bertiga tidak pernah keberatan jika aku memanggilnya dengan akhiran chan, padahal kalau orang lain yang memanggil mereka bisa mengamuk. Dan mereka membiasakan diri memanggilku deng ahjumma, panggilan bibi dalam bahasa Korea.



Tap
Tap
Tap


"Eomma... Minnie sarapan dijalan ne?" Ucap Minnie kemudian mengambil sandwich di atas meja

"Haii... Kau ini! Ini bentomu. Hati - hati ne?" Ucapku menyerahkan bento empat tumpuk untuknya, dia memang hobi sekali makan!

"Ne eomma"




Aku mengantar Minnie dan para sahabatnya menuju pintu dan Minnie mengecup pipiku, hal yang tidak pernah dilupakannya setiap berangkat sekolah.





"Eomma nanti di rumah saja kan?" Tanya Minnie

"Tidak, Siwon ahjusshimu itu butuh bantuan, sore nanti dia dan istrinya akan berangkat ke Korea. Eomma akan toko siang ini. Kita bertemu di sana ne?"

"Haii... Minnie nanti ke tempat sangie dulu baru menemui eomma"

"Mau ke tempat sangie? Waeyo?"

"Aku ingin kesana eomma..."

"Ya sudah, hati - hati ne?"





Minnie mengangguk dan kemudian pergi ke sekolah bersama teman - temannya. sedangkan aku kembali masuk dan menuju ruang makan yang sedikit berantakan di sana.

Aku mulai membereskan rumah, walaupun namja aku ini mahir melakukan pekerjaan rumah. Wae? Namja? Ne... Aku namja dan aku melahirkan Minnie dengan operasi Caesar dua belas tahun yang lalu saat usiaku enam belas tahun.

Aku tersenyum pahit saat mengenang semua itu. Enam belas tahun aku sudah melahirkan Minnie namun aku sungguh tidak pernah menyesal melahirkannya. Memeluk Minnie saat baru lahir adalah hal mengharukan yang pernah aku alami.

Ah~
Kenapa jadi bernostalgia...


Aku memasukkan serbuk coklat bubuk kedalam cangkir dan menyeduhnya dengan air panas. Kemudian duduk di ruang tamu apartemenku sembari menyalakan televisi.

Di dalam televisi sedang beredar berita artis - artis Korea yang sedang popular. Korea... hah... Mengucapkan kata Korea saja membuat dadaku bergetar teringat kejadian menyesakkan lima tahun yang lalu.

Dimana aku harus merasakan penderitaan, sakit hati dan merasa kehilangan seseorang yang aku sayangi. Hah... Aku menyeruput coklat hangatku dalam cangkir.

Jadi, haruskah aku bercerita pada kalian?

NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang