"Ayo duduk dan kita makan siang bersama." ajak ibunya.

Stefan mengambil tempat tepat di samping Nicole yang langsung memeluk lengannya.

"Aku tak akan bisa makan kalau kau memegangi tanganku." kata Stefan datar.

Nicole melepaskan tangannya sebelum kemudian tersenyum dan mulai bicara dengan ibunya.

Stefan memanggil pelayan untuk memesan makanan. Ketika pelayan menyingkir, Stefan mengernyit saat dua gadis yang familiar untuknya sedang bicara dengan seorang pelayan.

Sepertinya Jessica dan temannya... tunggu, siapa namanya? Ehm... Rachel, bukan...?

Yah, pokoknya mereka berdua sepertinya tidak dapat tempat karena belum melakukan reservasi lebih dulu.

Meskipun anehnya mereka malah tampak geli sendiri karena mereka terus-terusan tertawa pelan sambil saling mendorong bahu pelan.
"Apa mereka sebodoh itu datang ke restoran terkenal tanpa melakukan reservasi terlebih dahulu?" tanya ibunya dengan nada mencela.

Stefan menoleh dan menghela napas ketika ibunya dan Nicole sudah memandang Jessica dengan pandangan meremehkan.

Stefan bangkit berdiri dan mendekat ke mereka. "Miss Ronald?"

Jessica menoleh dan tersenyum sebelum membungkuk. "Selamat siang, Mr. Johnson."

"Ada meja kosong. Kau mau bergabung?" Stefan menawarkan meskipun jujur saja ia tak yakin Jessica akan mau.

Dan benar saja, setelah melihat siapa yang duduk semeja dengannya, Jessica langsung menggeleng. "Saya tak ingin mengganggu makan siang Anda. Tapi terima kasih untuk tawarannya."

"Tapi..."

Rachel menarik Jessica mendekat dan berbisik, meskipun masih cukup keras untuk didengar Stefan.

"Kita tak punya waktu untuk mencari restoran lain," bisik Rachel. "Kau yakin?"

Jessica mengabaikan Rachel dan justru membungkuk pada Stefan. "Terima kasih, Mr. Johnson. Kami permisi dulu,"

Stefan menghela napas. "Setidaknya pastikan kau makan sesuatu,"

Perkataan Stefan membuat langkah Jessica terhenti.

Jessica berbalik dan tersenyum, "Terima kasih sudah mengkhawatirkan Saya. Tapi Anda tak perlu melakukannya. Selamat siang,"

Stefan menghela napas dan hanya bisa memandang Jessica dan Rachel berjalan keluar restoran.

"Sayang, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Nicole sambil menarik Stefan kembali ke meja mereka.

"Dia masih tidak bermoral seperti dulu," komentar ibunya.

"Dia berhasil membuat harga saham GLEnt. meningkat 5,5% hanya dalam dua bulan," kata Stefan datar. "Itu prestasi luar biasa, Ma. Bahkan aku butuh waktu lebih dari enam bulan untuk mencapai angka itu."

"Stefan... itu bukan karena..."

"Dia berbakat, Ma. Itu fakta. Dan setiap etika yang selalu Mama banggakan... jika ia tidak memiliki etika, ia tak akan sukses di Jerman. Kumohon, bisakah kalian berhenti menghinanya? Dia bukan lagi seseorang yang hanya akan diam ketika kalian menghinanya. Dengan kekuasaannya, dia bisa bertindak. Dan kerjasama dengan GLEnt. sangat menguntungkan kita. Ayah tak akan suka kalau kerjasama batal gara-gara Mama."

"Stefan..."

"Ini memakan waktu lebih lama dari yang kukira," kata Stefan sambil bangkit dan mengancingkan kancing jasnya. "Masih ada banyak pekerjaan di kantor. Aku akan kembali sekarang."

I'm [Not] A CinderellaWhere stories live. Discover now