Daydreaming

21 1 1
                                    

Masih terpatri jelas dibenakku
Kala kau memelukku dalam senyap
Perih, sungguh. Saat kenangan kembali menyeruak memenuhi batinku

Kembali kupandangi langit. Indah, sangat cerah. Tak ada tanda hujan yang nampak. Huh. Bodohnya aku. Yang selalu mengharapkan hujan, meskipun batinku menolaknya. Ya, batinku menjerit bersamaan dengan jatuhnya bulir hujan. Ngilu, saat harus kembali menahan rasa sesak. Saat air mata mulai mendesak keluar. Untuk yang kesekian kalinya.

Tok tok tok
"Hana-ya kau didalam?"
"Eoh oppa, wae?"
"Makan malam sebentar lagi siap, turunlah"
"Arasseo"

Hoobin Oppa. Dialah kembaranku. Yang lahir 5 menit lebih dulu dariku. Ya, walaupun dia lelaki, dia tetap teman curhatku. Nyatanya dia mqu mengerti keadaan dan perasaanku. Yang notabene sedang "broken heart". Kalau boleh alay, kuberi gelar dia sebagai kembaran "ter-peka". Haha. Tiba - tiba saja aku tersenyum sendiri mengingat kebodohanku. Hei, aku kan hanya punya 1 kembaran. Tentu saja dia yang terbaik juga terburuk, dia yang terpeka sekaligus terlola. Ah entahlah. Sebaiknya aku turun menuju ruang makan.

"Hana-ya bagaimana sekolahmu?"
"Eo, baik appa. Belum ada kesulitan yang kutemui"
"Hoobin juga appa"
"Yak oppa, tak ada yang bertanya padamu" kataku sambil mencibir.
"Biar saja. Lagipula appa pasti juga akan menanyakan hal itu kepadaku. Aku kan hanya membantu menghemat energi appa"
"T-e-r-s-e-r-a-h"

Setelah menyelesaikan makan malam, kami berkumpul di ruang keluarga. Canda tawa, host sepakbola yang berisik, pertengkaran kecil, hingga lengkingan khas anak kecil menghiasi ruang ini. Ya, perkenalkan adik kecilku, Kim Jisoo, yang baru menginjak usia 3 tahun. Jika saja dia bukan orang, sudah kucubit pipinya hingga lebam. Tingkahnya menggemaskan sekali.

TING TONG
Bel rumah berbunyi. Seperti biasa, bukannya segera membukakan pintu, kami justru saling berpandangan *ala film India* seakan saling mengisyaratkan untuk membukakan pintu.
"Hana dan Hoobin suit" tiba tiba terdengar suara appa.
"Yak, kenapa harus aku lagi?"
"Hoobin-ah kalian belum ditentukan. Cepat suit!"
"Arasseo Appa"

Kawi bawi bo! Sama
Kawi bawi bo! Sama lagi
Kawi bawi bo! Batu dengan gunting!

Setelah 3x, akhirnya aku menang.
"Oppa kau yang buka pintu"
"Arasseo" katanya sambil mengacak rambutku.

Hoobin POV

"Arasseo" kataku sambil mengacak rambutnya.

*cklek*

"Ada yang bisa say- eo Taehyung!"
Sengaja kutekankan nada pada pengucapan "Taehyung". Dan lihatlah adikku yang langsung nampak gelisah dengan pipi memerah. Aigoo, gampang sekali merona.
"Eo, Hoobin-ah apa kau sibuk?"
"Anni, waeyo?"
"Ini. Aku hanya mau mengantarkan topik untuk tugas kelompokmu"
"Eo, gomawo. Mau mampir sebentar? Sekedar berbincang atau minum mungkin? Siapa tahu kau haus"
"Eo, boleh juga" lalu kuantarkan Taehyung ke ruang keluarga dimana kami berkumpul.

"Mau minum apa?"
"Apa saja selain jeruk"
"Arasseo"

Aku pun beranjak meninggalkan ruang keluarga. Pfftt! Aku menahan tawa melihat polah adikku. "Gugup, cemas, ragu, bingung" setidaknya itu yang bisa kutangkap dari ekspresinya. Bercampur menjadi satu. Jangan lupakan tangannya yang dikibas kibaskan itu. Mianhae, Hana-ya. Haha. Tenang saja, ini tidak akan lama,batinku.

Tbc.

Helloowww anne balik bawa epep hiyaaa. Ini baru part 1. Tunggu aja lanjutannya. Tadinya mau oneshoot tapi stlah jadi kepanjangan hehehhh😂 anne bawa abang mphi yang baru baru ini abis mampang di soft*x(?) (Anne taunya baru aja. Mungkin uda lama tp Anne yg kudet ya gatau) Sumpeh anne ngakak liat soft*x gambar abang mphi😂 Yang sabar atuh bang, moga barokah yeee. Tapi jangan lupa disini sad yah genrenya. Nge-ballad gitu. Mau di angst juga boleh(?) Hayuk readers jangan lupa budayakan vote sebelum baca yes. Jangan jadi siders, ga barokah ok? Para siders, siap siap soft*x abang mphi melayangg~~

Kecup muah😘

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 24, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

When The Rain Won't StopWhere stories live. Discover now