dua;

20.3K 1.4K 12
                                    

Your eyes make the stars look like ain't shining” —unknown

***

"Darimana Bang?"

"Rumah Prilly" Ali menghempaskan tubuh nya diatas sofa. "Lo balik jam berapa? Bawa cewek lagi?"

Angga terkekeh lalu ikut duduk disamping kakak nya itu, "Kemaren jam 8 kok, tenang, kali ini aman. Gue lagi bosen sama cewek."

"Lo masih normal kan?"

"Eh, maksud gue, gue lagi males sama cewek-cewek sewaan gitu."

"Oh, kirain"

"Jadi gimana sama Prilly?"

Ali langsung mengalihkan pandangan nya kearah Angga, "Maksudnya?"

"Iya, lo udah nembak dia?"

"Nembak apaan, perasaan juga gak ada."

"HAHAHA" Angga tertawa, ia menyimpan minuman nya diatas meja, "Gue emang masih kelas satu SMA, tapi pengalaman cinta gue lebih berpengalaman dibanding lo bang"

"Playboy gitu dibilang pengalaman."

"Terserah deh mau bilang gue playboy atau apaan. Tapi yang pasti, lo belum bisa menyadari perasaan lo sendiri."

"Maksud lo? Mau ngajarin nih ceritanya?"

"Bukan ngajarin, tapi ngasih saran biar lo bisa ngungkapin perasaan lo."

"Gue sama Prilly itu temenan, gak lebih kali"

"Emang temenan tapi perasaan lo lebih dari itu."

"Sok tau banget lo." Ali melingkarkan tangan nya di leher Angga, "Seengganya gue dapet yang pasti. Gak kaya lo gak pernah pasti."

"Kenapa jadi gue?"

"Coba sekarang gue tanya, emang ada cewek yang bener-bener deketin lo bukan karena duit?"

Angga terdiam sebentar, "Coba lo pikirin lagi, lebih ngenest gue atau lo?"

Setelah itu Ali menepuk kepala Angga dan berlalu begitu saja. Sedangkan Angga terdiam sambil memikirkan perkataan Abang nya itu.

"ANJIS ABANG SIALANNN"

***

"Pagi Prill."

Prilly tersenyum lalu menghampiri bangku tempat Ali duduk; di pojok belakang kelas.

"Pagi, kemarin balik jam berapa dari rumah gue? Sorry ya gue susah bangun" Ujarnya sambil memamerkan senyum andalan nya.

Prilly duduk dihadapan Ali, memperhatikan Ali yang sedang mengerjakan PR nya.

"Liii, maaf ya?"

Ali tetap diam, masih sibuk ada PR nya, entah pura-pura sibuk. "Aliii, jawab dulu ih, jangan gitu dong"

Ali mendongak, "Apa?" Tanyanya dengan wajah yang benar-benar datar.

"Anjing, jangan gitu dong."

"Eh ngomong apaan barusan?" Prilly nyengir, ia mengacungkan jari nya membentuk tanda peace. "Gak boleh kebiasaan ngomong kasar Prilly" Lanjut Ali.

"Tuhkan, gue harus ngomong kasar dulu baru lo dengerin gue."

Ali menarik nafas nya kesal, "Jadi, kenapa?"

"Ya sorry yang kemarin."

"Lo minum segimana? Lo tau sendiri gue gak pernah ngizinin lo buat minum sebanyak itu."

Dangerous WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang