Chapter 17

390 32 148
                                    

udah baca pasrt 16 kan? kalau belum kalian baca dulu ya? takt gak nyambung hahaha.....

___________________

~Paruru Pov~

Pagi hari ini, seperti biasa aku bangun dan kemudian membersihkan tubuhku. Rasanya, tubuhku benar-benar lelah. Setelah itu, aku keluar dari kamar. Aku melihat nee-chan, yang sekarang tengah memasak dengan Rena.

Aku melangkah dan menghampiri mereka. Dari kemarin, nee-chan selalu membantu Rena memasak. Kata nee-chan, dia ingin memasak untukku. Aku sangat senang, karena dia memasak untuuku. 

Kau tahu? Aku sama sekali tidak bisa memasak. Kau tahu sendiri, bagaimana keadaanku dulu, bukan? Ketika kedua kakiku masih sakit. Itu yang membuatku susah dalam bergerak. Aku tidak lelausa bergerak seperti sekarang ini. 

Aku ingin sekali belajar memasak. Jika aku belum bisa memasak, aku tidak akan bisa menjadi istri yang baik suatu saat nanti. Apa kata suamiku nantinya, jika dia tahu jika aku tidak bisa memasak? Aku akan malu nantinya.

Eh? Kenapa, aku malah berbicara tentang suami? Umurku saja masih 19 tahun. Tapi, aku memang ada benarnya juga, bukan? Aku ingin menjadi seorang gadis seperti Atsuko nee-chan. Menurutku dia sudah sangat sempurna menjadi seorang gadis.

Baik? Tentu saja. Cantik? Tidak usah diragukan lagi. Dan tentunya pintar dalam hal memasak. Kau setuju bukan? Aku yakin, kalian setuju dengan pendapatku ini. Iya, aku memang benar-benar beruntung bisa mempunyai seorang kakak seperti dia. Dan aku harap, aku bisa seperti dia.

"Onee-chan" dia menoleh ketika aku memanggilnya.

"Paru? Kau sudah bangun ternyata. Tunggu ya? Sebentar lagi selesai" aku mengangguk.

Aku mendekat dan melihat mereka memasak. Menggoreng ikan? Wow... aku sangat suka ikan. Dan aku juga melihat mereka yang memasak masakan kesukaan aku. Ah... aku jadi tidak sabar untuk memakannya. 

Aku tersentak kaget, ketika ada tangan yang melambai tepat di depanku. Aku menoleh, melihat si pemilik tangan itu. Dia tersenyum dan menggeleng. Aku hanya membalasnya dengan cengiran khas yang aku punya.

"Kau sudah tidak sabar?" tanya nee-chan.

"Gomen nee-chan, habis kau memasak masakan kesukaanku" kataku lagi.

"Sengaja. Mungkin, kau merindukan masakanku" dia menggodaku.

"Ah... aku memang merindukannya, nee-chan" balasku dan dia tersenyum.

"Iya sayang. Aku tahu, kau merindukannya. Sebentar ya?" aku mengangguk sambil tersenyum.

Setelah itu, aku keluar. Aku mendengar suara ketukan pintu. Siapa pagi-pagi yang sudah bertamu seperti ini? Aku melihat jam yang ada di dinding. Uhh... masih jam setengah 7 pagi? Siapa ya? 

Setelah di sana, aku membuka pintu berwarna putih itu. Aku melihat tiga orang yang berdiri, dan sekarang mereka tersenyum kepadaku. Sakura, Mayu nii-chan dan mungkin, calon adik iparku? Ok... maksudku Haruki.

"Mayu nii-chan, Sakura. Ayo masuk!" ucapku mempersilahkan kedua saudaraku.

"Aku tidak?" aku menoleh melihat Haruki.

"Kau tinggal di sini bukan? Untuk apa aku mempersilahkanmu? Kau tinggal masuk" ucapku membalas keluhannya.

"Ah.. iya, kau benar" dia mengelus pipinya dengan wajah sedikit tertekuk. Aku hanya terkekeh melihatnya.

"Aku ingin bicara denganmu dan nee-chan, Paru"

"Bicara apa nii-chan?" tanyaku heran,

"Lebih baik, kita bicarakan di dalam" aku mengangguk.

Story Of My LifeWhere stories live. Discover now