Chapter 04

378 34 2
                                    

Malam menunjukan pukul 8. Atsuko dan Paruru sampai di rumah. Sebenarnya Atsuko belum menginjinkan Paruru untuk pulang, tapi adik keduanya itu memaksa untuk pulang lantaran karena Paruru tidak betah berada di rumah sakit.

Dan Atsuko, mau tidak mau menuruti kemauannya. Atsuko membuka pintu rumah, dan di ruangan depan tidak ada siapa-siapa. Atsuko kembali membimbing adiknya itu, untuk masuk setelah ia menutup pintu rumahnya.

"A-a-ku i-ing-ngin ti-ti-du-dur ne-ne-chan" kata Paruru mendongak melihat Atsuko.

"Hai, ayo" kata Atsuko membimbingnya. 

"Ne-ne-chan, ka-kau i-ing-ngin me-me-nga-nga-jak-ku ke-ke-ma-ma-na?" tanya Paruru bingung ketika Atsuko membimbingnya menaiki tangga.

"Kau tidur denganku malam ini, Paruru. Aku tidak tega melihatmu kedinginan di kamarmu. Jangan menolak, ini demi kesehatanmu juga" kata Atsuko.

Atsuko kembali membimbing adiknya untuk menaiki tangga dan setelah itu, mereka masuk ke dalam kamar Atsuko. Setelah mereka berada di dalam, Atsuko membimbing adiknya untuk duduk di kamar. 

"Sekarang kau tidur ya, agar kondisimu membaik" Paruru mengangguk dan terbaring di kamarnya. 

Atsuko menyelimuti tubuh adiknya dengan selimut. Setelah Paruru menutup matanya, dia melangkah ke pintu, memastikan tidak ada orang yang melihat. Kemudian, ia kembali menutup pintu kamar dan kemudian ia terbaring di samping Paruru, untuk tidur.

***

"One-chan" panggil Sakura yang berada di luar kamar Atsuko.

Karena tidak mendapat jawaban juga dari sang kakak, Sakura memutuskan untuk membuka pintu kamar sang kakak. Tidak di kunci. Ia mengkerutkan dahinya, mungkin kakak pertamanya lupa menguncui pintu kamar.

Ia masuk dan melihat sosok seseorang yang tengah terbaring di kasur kamar sang kakak. Ia mendekat dan melihat orang itu yang tertidur membelakanginya. Ia pikir itu sang kakak, tapi...

"Haruka?" kata Sakura membulatkan kedua matanya, setelah ia melihat wajah gadis itu.

"Untuk apa dia tidur di kamar Atsuko nee-chan?" kata Sakura lagi bertanya.

"Bangun, hei bangun untuk apa kau tidur disini?" kata Sakura menggoyangkan badan kakak ketiganya itu dengan kasar.

"Sakura" dia menoleh melihat sang kakak yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"One-chan, kenapa gadis ini bisa tidur di kamarmu?" tanya Sakura menatap sang kakak dengan pandangan selidik. 

"Kasihan dia, dia sedang sakit maka dari itu aku menyuruhnya untuk tidur di kamarku" jawab Atsuko menghampirinya.

"Bagaimana jika ayah atau ibu tahu, kau bisa di marahi habis-habisan" kata Sakura lagi.

"Apa kau tahu Sakura? Dari kecil, hingga sekarang dia sudah sangat menderita dan semua itu karena kita yang menelantarkannya, apa kau tidak kasihan dengan saudara kita itu?" kata Atsuko menatap adiknya.

"Nee-chan, buka matamu dia bukan saudara kita" kata Sakura menunjuk Paruru yang sudah terbangun sedari tadi dan sekarang dalam kondisi duduk.

"Sakura, dia saudara kita. Bagaimanapun juga dia adalah adikku, kakakmu, adik Mayu dan anak kedua orang tua kita, apa kau tidak menganggapnya ada? Kasihan dia, sedari kecil harus hidup sendiri dan lebih parahnya kau selalu saja menganggapnya sampah. Apa kau tahu, dia sudah menderita dan harus menerima kelakuan kasar darimu" kata Atsuko memandang adiknya dengan tajam.

Sakura terdiam, ia tidak menjawab sama sekali. Kemudian ia menolehkan pandangannya pada Paruru yang menunduk. Gadis itu sama sekali tidak berani untuk memandang adiknya, sepertinya. Dalam hatinya, ia menyalahkan dirinya sendiri kenapa ia mau saja semalam untuk menerima tawaran kakak pertamanya dan paginya, harus seperti ini. Atsuko harus berdebat dengan adik bungsunya.

Story Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang