First Day (2)

35 1 0
                                    

     Lyx menutup pintu ruangan Mr. Jack. Jantungnya berdegup kencang. Ia tampak tak siap menghadapi hari-hari di SVA. Ia merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya.

      "Mari, saya akan mengantarkan nona ke asrama Dhampir putri," kata Mr. Frost.

     Lyx mengangguk. Ia menarik nafas panjang.

     "Mr. Frost, bolehkah aku bertanya?" Tanya Lyx ragu.

      "Tentu, Nona." Jawab Mr. Frost. "Nona pasti ingin bertanya tentang Mr. Jack, bukan?"

     "Hm, ya, tentu saja anda sudah mengetahuinya, Mr. Frost," jawab Lyx. "Selain itu, apa itu Dhampir? Aku masih belum mengerti. Memangnya ada apa lagi? Lalu siapa Mr. Jack?"

     Mr. Frost berdeham.

     "Dhampir adalah keturunan dari vampir berdarah murni yang disilangkan oleh manusia. Kaum dhampir merupakan manusia serigala. Ya, ada yang lain. Yaitu Moroi. Mereka adalah keturunan vampir murni. Mereka adalah manusia kelelawar. Meskipun mereka saling bersaing, tetapi di sini mereka dipertemukan dalam satu sekolah, di asrama yang berbeda tentunya." Jelas Mr. Frost panjang lebar.

     "Dan untuk Mr. Jack dan semua guru serta karyawan di SVA adalah vampir murni. Tetapi, Mr. Jack adalah vampir yang tekruat karena keturunan langsung dari kerajaan vampir. Beliau adalah vampir yang paling suci dan dihormati." Lanjutnya.

     "Jadi, Mister juga vampir?" Tanya Lyx lagi.

"Tentu saja, Nona Lyx." Jawab Mr. Frost. "Bagaimana, apa ada yang ingin ditanyakan lagi?" Tanya Mr. Frost sambil menengok ke Lyx. "Ya ampun, Nona! Apa Nona baik-baik saja? Wajah Nona terlihat pucat,"

     "Entahlah, Mister. Aku merasa ada yang aneh dengan tubuhku. Aku merasa mendengar suara dari ujung sana, dari mana-mana! Kepalaku serasa mau pecah," keluh Lyx.

     Mr. Frost berdeham. "Itu adalah tanda bahwa darah vampir murni mulai bercampur dalam darahmu. Jangan melawannya, nanti anda bisa menjadi serigala yang cacat. Anda harus bisa memfokuskan pendengaran ke satu suara. Kendalikan, Nona."

     Lyx memegangi kepalanya. Ia berusaha untuk hanya mendengarkan suara ramah Mr. Frost.

     "Anda baik-baik saja?" Tanya Mr. Frost lagi.

     "Ya, saya sudah merasa lebih baik." Jawab Lyx.

     Mereka pun melanjutkan perjalanan ke asrama Lyx, asrama Dhampir.

     Sesampainya di gedung asrama, mereka bergegas menaiki tangga menuju lantai lima, tempat kamar baru Lyx.

     "Kita sudah sampai, Nona." Kata Mr. Frost. "Silahkan masuk,"

     Lyx membuka pintu kamar. Di sana ada dua orang perempuan seusianya yang sedang asyik berbincang di kasur. Yang satu rambutnya diikat dua ke bawah dan memakai kacamata, dan yang satunya berambut merah panjang.

     "Layla, Isabella, sambutlah siswa baru yang akan tinggal di kamar ini bersama kalian!" Perintah Mr. Frost.

     "Jadi, kau Lyx? Lyxia?" Tanya yang berambut merah.

     "Benar, dia Lyxia. Baiklah, Nona. Saya permisi dulu. Buku panduan di SVA dan panduan vampir baru sudah siap di meja nona. Silahkan berbenah, kemudian nona bisa beristirahat. Kelas dimulai besok siang." Kata Mr. Frost sambil meninggalkan kamar.

     Lyx menghela nafas panjang. Yah, petualanganku dimulai di sini. Gumamnya dalam hati.

     "Salam kenal, aku Lyxia. Panggil saja Lyx." Ucap Lyx sambil menunjukkan taring dibalik senyumnya.

-bersambung-

Haunt The WolfWhere stories live. Discover now