Mendengar penjelasan dari Eunsu membuat Sungmin tertegun. Dia tidak pernah menyangka kalau Eunsu yang biasanya begitu manja padanya kini dapat berpikir dewasa seperti saat ini. Hal itu membuatnya kagum.
“Arasseo. Eunsu yang sekarang kini sudah mampu berpikir lebih matang dan dewasa. Sejujurnya walau begitu berbeda dengan dirimu yang dulu, aku tetap senang akan hal ini. Keuraeso~ Chukhaeyo untuk kalian berdua.” Sungmin tersenyum sambil mengulurkan tangannya
“Gomawo~yo..Oppa.”Eunsu meraih uluran tangan Sungmin seraya tersenyum senang. “Oh..malam ini benar-benar dingin.” Seru Eunsu sambil menyeruput Mocca hangat diatas meja. “Selain itu..tiba-tiba juga turun Salju.”
“Mwoya~ bukankah tadi pagi prakiraan cuaca memang mengatakan bahwa akan turun salju malam ini.” Sergah Sungmin tertawa pelan.
Eunsu sedikit terkejut mendengarnya. “Oh jinjja?! Aku tidak tau sama sekali.” Sungmin sendiri hanya mengangguk mengiyakan.
Sungmin memperhatikan butiran-butiran es kecil yang terus saja jatuh dari langit. Sampai kemudian mendadak ia teringat akan sesuatu. “Aiish~dasar bodoh. Dia kan juga tidak tau akan hal ini.” Gumamnya. Ia baru ingat kalau tadi Wana hanya memakai jeans dan sweater yang tidak begitu tebal.
“Oppa~kau begitu khawatir padanya. Apa mungkin..kau menyukainya?” Tanya Eunsu penasaran.
“Mw..mwo?! Tentu saja tidak. Aku hanya tidak ingin kalau dia kenapa-kenapa. Maksudku, kalau dia sakit kan aku juga yang repot.”
“Eum..begitu yah. Kalau begitu kenapa tidak kau jemput saja? Diluar sedang turun salju. Dia pasti akan kedinginan kalau disana terus.”
“Mwo?1 Hha~Dia itu bukan gadis lembut sepertimu. Aku berani jamin kau akan terkejut kalau tau seperti apa dia sebenarnya. Lagipula..sebentar lagi kau akan melihatnya masuk kedalam mobil karna merasa dingin diluar.”Kata Sungmin seolah tetap acuh padahal sejujurnya ada sedikit rasa khawatir dalam dirinya saat ini. Eunsu sendiri hanya mengangguk seolah mengiyakan, walau sebenarnya ia tau pemuda itu sedang berbohong. Bagaimana mungkin ia tidak tau? Sudah hampir setahun Eunsu bersama Sungmin. Aneh kalau dia sama sekali tidak tau kebiasaan Sungmin seperti apa.
Selama 5 menit Sungmin memandangi mobilnya diluar. Tidak ada tanda-tanda bahwa Wana pernah mendekati mobil itu sekalipun. Salju yang turun juga kini semakin lebat. “Apa dia bodoh..?” Batinnya. Harus Sungmin akui kali ini dirinya benar-benar khawatir.
Sungmin akhirnya bangkit dari tempatnya duduk.”Eunsu~ya..aku harus pergi.”
Seolah paham Eunsu mengangguk lalu tersenyum.”Arra~pergilah.”
Sungmin baru ingin keluar dari pintu sampai kemudian ia terhenti.”Gomawo~yo Eunsu..” Ucapnya pada Eunsu kemudian berlari keluar Cafe. Ia sudah mengerti. Semuanya.
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Wana tersadar dari lamunannya saat butiran-butiran es kecil jatuh dihadapannya. “Oh?! Salju? Kenapa malam ini tiba-tiba turun salju?!” Wana baru saja berniat melangkah menuju mobil sampai ia tiba-tiba berhenti. “Andwae..kalau aku kesana dan sampai terlihat, Eunsu pasti bisa salah paham lagi. Dan mereka pasti tidak akan..? Ah~andwae..pokoknya tidak boleh. Aku harus tetap disini!” Ucapnya lalu kembali duduk.
Sudah lebih dari 5 menit Wana duduk disana. Hal itu benar-benar membuatnya kedinginan. Tapi ia tetap pada pendiriannya, ia tak akan pergi kesana sebelum Eunsu dan Sungmin selesai dengan urusannya. “Brrr..huuft, dasar Wana babo!! Andai aku tau akan turun salju aku pasti tidak akan meninggalkan sweaterku dalam mobil. Argggh~babooo!!” Umpat Wana pada dirinya sendiri. Wana berusaha menghangatkan dirinya dengan mengusa-usap lengannya sendiri. Namun tidak berhasil, kini semakin lama udara semakin dingin. 5 menit lagi ia masih disini, Wana yakin dirinya pasti sudah menjadi patung es pertama yang terpajang di taman ini. *lebay :P
YOU ARE READING
I'm Not a Slave
Teen FictionDia Majikanku dan aku menyukainya, Tapi dia memiliki seorang kekasih.
Part 5
Start from the beginning
