14.

2.6K 425 20
                                    

Michael mengaktifkan semua cctv gerbang utama, kemudian matanya tertuju pada beberapa cctv yang menampilkan kondisi di Stadion. Calum memperhatikan sebentar sebelum akhrinya ia berbalik untuk kembali ke ruang isolasi.

"Bagaimana jika Enzim X itu tidak perlu digunakan ?" Calum menghentikan langkahnya saat mendengar pertanyaan Michael. Ia berbalik kembali dan menatap Michael, ia tahu ini berat bagi Michael terutama jika Harry dan Bobby juga mengetahuinya.

"Tak ada gunanya membuat vaksin dan antibodi penangkal. Tak ada jalan lain, selain melakukan panen dari salah satu diantara kalian bertiga." Calum benar-benar menyesal mengatakan hal itu pada Michael. Ia segera berbalik (lagi) menghadap ke pintu, ia tak bisa menahan air matanya. Semuanya seperti menghantam dadanya sekarang. Ia lelah dengan semua yang berhubungan dengan pengorbanan terutama yang berkaitan dengan nyawa teman-temannya. 

Michael tertunduk, kedua tangannya memegang ujung meja. Ia memejamkan matanya, mencerna kembali apa yang dikatakan Calum. 

"Aku harus kembali ke --

"Berapa jam lagi Ashley bisa bertahan ?" Michael memotong ucapan Calum.

"Kurang dari delapan jam." jawab Calum tanpa berbalik lagi dan menatap lurus pintu ruangan.

"Kau bisa kembali ke ruang isolasi dan panggil Mars agar membantuku." Suara Michael terdengar serak, Calum yakin teman satu timnya itu berusaha untuk tidak tertekan saat ini. 

Calum tidak mengatakan apapun, ia hanya berjalan keluar dan menyeka air matanya kemudian. Bagi mantan anggota team X, berurusan dengan nyawa teman-temannya terutama pengorbanan, bagi mereka sudah cukup kehilangan Chloe bahkan Zayn dan Rose. Mereka lelah melihat teman-temannya meregang nyawa bahkan Harry tak sanggup jika harus membayangkan hal itu terjadi lagi. 

Lee dan Tris berlari ke ruang pemantauan di dekat gerbang utama. Harry sedang memasukkan data para tentara bantuan yang bertugas di gerbang. Lee memberi isyarat anggukan pada Tris agar ia masuk lebih dulu ke mobil. 

"Kau akan menyusul Chrissy dan Alex ?" tanya Harry tanpa mengalihkan pandangannya dari monitor komputer.

"Pergilah ke ruang komunikasi utama. Agen Drey akan mengurus datanya." Suara Lee terdengar datar, membuat Harry langsung menghadapnya. Menatap heran Lee yang berdiri di ambang pintu. 

"Ada yang tak ku ketahui ?" tanya Harry yang berhasil menebak.

"Michael dan Mars akan menjelaskannya. Aku harus segera mencari Chrissy dan Alex." Tanpa sempat Harry memberi hormat, Lee sudah berbalik dan pergi ke mobil yang akan membawanya dengan Tris. 

Harry menatap Drey yang sudah berdiri di sampingnya dan Drey hanya mengangkat bahu. Harry pun mengambil pistolnya dan pergi ke ruang komunikasi utama untuk menemui Michael dan Mars.

Sementara itu, Calum mematung saat melihat Ashley mulai berteriak di kamar isolasinya, sementara dua petugas medis berusaha menahan Ashley, tiga petugas lainnya justru sibuk menahan Profesor Hopkins yang meronta. Tubuh Profesor Hopkins membiru, suhu tubuhnya menurun drastis dan detak jantungnya tak stabil. Arlene berlari ke kamar isolasi Profesor Hopkins.

Melihat Arlene yang berusaha menyuntikkan obat penenang ke tubuh Profesor Hopkins, Calum pun segera mengambil sample darah milik Harry yang tersimpan di lemari. Ia bisa membuat vaksin sementara dengan antibodi milik Harry, ia bisa membuat Ashley dan Profesor Hopkins bertahan untuk 24 jam ke depan. 

"C'mon Prof !" seru Arlene memegangi kepala Profesor Hopkins. 

Arlene menahan kepala Profesor dan menusukkan jarum suntiknya ke dada kiri Profesor, membiarkan cairan bening dari obat penenang itu masuk pelan-pelan ke tubuh Profesor Hopkins. Beberapa detik setelahnya, Arlene sudah berjalan mendekati Ashley yang terus meronta dan berteriak kesakitan. Arlene tahu virus itu bermutasi dalam pembuluh darah Ashley dan ia yakin tiga hari setelahnya, virus itu berhasil merubah tubuh manusia Ashley menjadi reevers - dugaannya terhadap virus itu cukup kuat melihat gen reevers yang hidup dalam virus itu. 

ZONE A (BOOK 2 OF 211 SERIES)Where stories live. Discover now