BAB 4

2.3K 242 11
                                    

mohon Vote and Commentnya ya reader tercintaaaa ^^....

Natalie keluar dari kamarnya esok paginya ketika dilihatnya Natasha yang berlari turun dengan cepat melintasinya. Dia mengernyitkan hidungnya yang mencium aroma parfum adiknya yang menguar pekat menggelitik penciumannya. Dia memiringkan kepalanya untuk melihat penampilan Natasha pagi itu dan dia mengulum senyumnya melihat pagi itu Natasha menguncir rambut cokelatnya.

Natasha mengangkat matanya saat dia duduk berhadapan dengan Natalie di meja makan. "Ada apa?" tanyanya pendek.

Natalie menekan dagunya dengan telapak tangannya dan menjawab manis. "Cantik banget pagi ini?"

Pipi Natasha merona merah dan dia menjawab cepat, "Mau pergi bareng sama Marshal". Kemudian dia menatap tajam kakaknya yang masih tersenyum padanya. "Jangan muncul duluan ya!" dia menuding wajah Natalie dengan garpu ditangannya.

Tanpa menghapus senyum dari wajahnya, Natalie mengangguk. "Ngapain juga muncul duluan. Masih awal banget ah kalau mau berangkat sekarang," Natalie tertawa menggoda meskipun sepertinya Natasha tidak tertarik dengan godaannya terbukti adiknya itu segera bangkit dari duduknya dan berlalu begitu saja dari pandangannya.

Natalie sejenak termenung mendapati sikap tidak bersahabat Natasha yang mengira bahwa dirinya akan tertarik pada Marshal. Natalie mendengus dengan tertawa kecil seraya meraih sendoknya. Dia makan sarapannya dengan hati riang karena semalam dia memimpikan Kak Alinya yang dikaguminya.

Tanti muncul dari tamannya saat Natalie keluar dari ruang makan sambil menenteng tas sekolahnya. Wanita itu berdiri dengan heran bersama kedua tangannya yang masih memakai sarung tangan tanamannya.

"Lho, Nata? Kok gak bareng Tasha?" tanya Tanti heran. Seingatnya tadi Natasha sudah berangkat sekolah dengan terburu-buru mencium tangannya.

Natalie menatap ibunya dan tersenyum samar. "Tasha bareng Marshal, Ma. Nata pergi dulu, Pak Mamat pasti sudah menunggu didepan," sedapat mungkin Natalie tidak ingin Tanti menyadari bahwa belakangan ini Natasha tidak akrab dengannya karena Marshal.

Tanti menggelengkan kepalanya menatap kepergian Natalie yang santai. Dia bercakak pinggang dan menggembungkan kedua pipinya tepat suaminya, Surya,  muncul dengan pakaian lengkap hendak ke kantor.

"Ada apa Ma?"

Tanti menoleh suaminya dan bergumam pelan. "Rasanya Mama melihat gelagat gak beres sama kedua anak itu, Pa".

Surya tertawa dan menepuk lengan isterinya untuk menenangkan. "Gak ada yang aneh kok Papa lihat mereka".

****

Natalie berdiri didepan pagarnya menanti Pak Mamat mengeluarkan mobil dari garasi ketika didengarnya suara deru motor dibelakangnya. Dia menoleh kebelakang karena derunya yang cukup berisik. Natalie terpaku menatap siapa yang berada diatas motor besar itu yang sedang menatapnya dari balik helm full face. Sepasang mata kelam semalam malam tampak menentang pandang matanya membuat jantung Natalie bagai dentum drum yang berbunyi keras menghantam dinding hatinya.

"Kak Ali?"

Ali membuka helmnya dan memeluk benda itu dipinggangnya setelah dia mematikan deru motornya. Dia menatap Natalie yang melongo memandang dirinya. "Mau berangkat ke sekolah?" pertanyaan singkat itu menyadarkan Natalie dari pesonanya.

Natalie tergagap dan seketika wajahnya merona bagai udang rebus mendengar pertanyaan itu. kayanya Kak Ali mau nganterin ke sekolah. Tapi...gak mungkin ah!, pikir Natalie membantah dirinya sendiri.

Suara berikutnya justru bertolak belakang dengan pikirannya yang polos. "Mau bareng?" suara berat itu terdengar tidak sedingin biasanya sehingga menimbulkan getaran manis di hati remaja Natalie. Mata beningnya menatap lekat mata kelam pria dewasa didepannya itu yang entah saat itu bagai seorang Sinbad yang siap menculiknya. Ada senyum kecil terukir disudut bibir Natalie. Dia siap diculik jika sosok Sinbad itu adalah Kak Ali!

LOVELY NATALIE ✅ (SUDAH CETAK) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن