Bab 16 ~ Trouble done

13.5K 501 6
                                    

Tiffany pov

Hari ini papi sama mami Andrew mau dateng ke rumah.
Jadi sepulang sekolah gue langsung pulang dan siap-siap.
Mulai dari masak, bersih-bersih, dan make pakaian terbaik gue.

Pokoknya gue excited banget deh hari ini.
"Semangat banget lo kayaknya," kata Andrew.
"Ya iyalah inikan kunjungan pertama mami papi lo ke apartemen kita," jawab gue.

"Tapi gak segitunya juga kali," kata Andrew.
"Harus begini, supaya meninggalkan kesan yang baik bagi orang tua lo," jelas gue.
"Terserah lo aja deh," ujar Andrew mengalah.

Akhirnya gue selesai membereskan apartemen.
TING TONG ( bel berbunyi )
Pasti itu mami sama papi.
Gue buru-buru membuka pintu apartemen.

"Siang pi mi," kata gue sambil nyalim papi dan mami.
"Andrew dimana fan?" tanya papi.
"Andrew lagi di kamar pi, papi sama mami duduk dulu nanti fany panggilin," kata gue.

Mami dan papi langsung duduk di sofa.
Sedangkan gue menuju kamar untuk memanggil Andrew.

"Woi, mami papi lo udah dateng, samperin gih," kata gue.
"Iya bentar," kata Andrew.
Setelah memanggil Andrew, gue membuatkan teh untuk mami dan papi Andrew.

"Ini mi pi, silahkan diminum," kata gue.
"Makasih ya fan, jadi ngerepotin," kata mami sambil tersenyum.
"Enggak ngerepotin kok mi," kata gue.
Tiba-tiba andrew sudah keluar dari kamar dengan tampilan casual.

"Siang mi pi," kata andrew sambil nyalim kedua ortunya.
"Mami kangen banget sama kamu nak," kata mami sambil memeluk Andrew.
Papi andrew hanya menatap andrew datar.

"Papi gak meluk andrew," kata gue blak-blakan.
Pertanyaan gue membuat andrew dan mami sontak terkejut.
Andrew pun menyenggol lengan gue.
"Lo gila ya ngomong kayak gitu sama papi gue," bisik andrew sambil melotot ke arah gue.

"Emang harus papi memeluk dia?" tanya papi.
"Iya dong pi, emang papi gak kangen sama andrew?" tanya gue.
Lalu papi andrew berdiri dan memeluk andrew.
Andrew terlihat terkejut, lalu andrew membalas pelukan papinya.

"Katakan hal yang sejak lama pengen banget papi omongin ke andrew," kata gue.
"Andrew papi sayang banget sama kamu nak," kata papi andrew.
"Beneran pi?" tanya Andrew gak percaya.

"Benar," jawab papi andrew.
"Tuh kan bener apa kata gue," bisik gue ke andrew.
Andrew cuma tersenyum.

"Sudah nih acara peluk-pelukannya," kata mami.
Kami hanya tersenyum gembira.
"Ternyata mami sama papi gak salah memilih mantu seperti kamu fany," kata papi.

Semburat merah timbul di pipi gue.
"Iya drew harusnya kamu bangga punya istri seperti fany, walaupun usianya jauh dibawah kamu tetapi dia sudah bisa berfikir dewasa," ujar mami.
Andrew lalu mengacak puncak rambut gue.
Dan rasanya gue seneng banget, hati gue berbunga-bunga.

"Mi, pi ayo kita makan, fany udah nyiapin makanan buat kita semua," ajak gue.
Kami pun langsung menuju meja makan dan memulai makan siang.
"Fan masakan kamu enak banget sayang," puji mami.
"Biasa aja kok mi," kata gue.
"Bener kata mami masakan kamu enak," kata papi.

"Makasih mi pi," jawab gue.
Kami pun makan sambil bercanda ria.
Setelah selesai makan mami dan papi pamit untuk pulang.

"Fany, andrew mami sama papi pulang dulu ya, jaga diri kalian baik-baik," kata mami.
"Iya mi," jawab kami berdua.
"Dan satu lagi andrew kamu harus selalu menjaga dan melindungi fany," kata papi.
"Pasti pi," jawab andrew mantap.

Gue seneng banget semuanya baik-baik saja.
Lalu mami sama papi pun pulang.
"Fan makasih ya buat semuanya," kata andrew.
"Itu kan udah jadi kewajiban gue," kata gue.
"Jujur gue sebenarnya iri sama lo, lo dengan mudahnya akrab sama keluarga gue sedangkan gue, bertahun-tahun gue tinggal sama papi dan adek gue tapi gue gak berhasil dekat sama mereka," ujar Andrew.

My Secret Fiance ( COMPLETED )Where stories live. Discover now