Jakarta

12.9K 494 12
                                    

Suasana Bandar Udara Internasional London Heathrow sangat ramai seperti biasanya. Bandara ini sangat terkenal dan merupakan salah satu bandara tersibuk di dunia. Banyak orang-orang yang berlalu lalang, ada yang membawa koper, ada yang sekedar duduk di kursi tunggu, ada yang sedang berpelukan dengan seseorang, ada yang sedang berdiri, dan ada juga yang sedang berpelukan dengan keluarganya mungkin karena akan pergi jauh. Hal itu yang kini di alami Sarah. Ia sedang berpelukan dengan Uminya karena akan pergi ke Indonesia untuk menetap disana menemani neneknya.

"Umi, jangan nangis dong, kan umi bisa nyusul Sarah ke Indonesia?" ucap Sarah sambil melepaskan pelukan Uminya.

"Huhu, gimana Umi gak nangis, Umi kan cemasin kamu, soalnya kamu baru kali ini ke Indo sendiri, huhu, Umi takut nanti kalau kamu tiba di Jakarta kamu tersesat bagaimana?"

"Umi, Sarah kan udah gede, lagipula Sarah bisa bahasa Indonesia, kalaupun Sarah nggak tau jalan kan bisa nanya, lagi pula pasti Umi udah nyiapin Bodyguard diam-diam kan? Ngaku nggak umi?" ucap Sarah sedikit cemberut.

"Loh, dari mana kamu tau?"

"Tuh, laki-laki yang memakai baju kaus abu-abu dan memakai celana levis selutut dan laki-laki yang memakai baju kemeja dan memakai kacamata. Itukan Bodyguard yang Umi sewa?" ucap Sarah menunjuk dua orang laki-laki yang satunya sedang duduk di kursi tunggu, dan satunya lagi sedang memainkan ponselnya.

"Mm, itu... Anuu".

"Umi, kan Umi udah janji sama aku, kalau aku bersedia ke Indonesia, Umi bakalan percaya sama aku".

"Bukan itu sayang, Jakarta itu sarangnya kejahatan, kalau disini kamu kan bisa Umi awasi, lagipula kamu disini bersekolah di sekolah khusus perempuan. Umi takut nanti kamu diapa-apain. Lagipula disana banyak preman".

"Hihi, Umi, Abi tahu kok Umi takut lepasin Sarah, tapi Abi percaya kok sama Sarah, dia bisa jaga diri, dia kan sudah remaja tua". Ucap Abi sambil mengusap wajah Umi yang belepotan air mata.

"Abii, kok remaja tua sih?" Ucap Sarah mengangkat alis nya sebelah.

"Ya, kan umur kamu sudah 17 tahun, sudah mau masuk umur dewasa, jadi ya, kamu remaja tua". Abi mengusap kepala Sarah yang tertutup dengan kerudung dengan lembut.

"Mm, ya deh, Umi, ya jangan pake bodyguard? Sarah kan bisa beladiri umi".

"Iya deh Umi percaya. Tapi kamu harus ekstra hati-hati oke".

Terdengar suara informasi bahwa penerbangan menuju Jakarta, Indonesia berbunyi.

"Oo, semuanya sudah disiapin? Kartu identitas?" ucap Umi.

"Sudah umi".

"Dompet".

"Nih".

"Uang?"

"Umi, tenang aja, aku sudah siapin semuanya, jadi Umi cukup tenang saja, aku kan hanya ke tempat nenek".

"Sayang, sana kamu harus pergi, nanti kamu ditinggal oleh pesawat". Ucap Abi.

"Makanya, Umi bilang, pake pesawat pribadi saja, tapi kamu malah ngeyel, pake pesawat umum". Ucap Umi merungut.

"Yah, sekali-kali aku mau berbaur umi, hehe". Sarah hanya terkekeh.

"Ya sudah, hati-hati ya sayang, kalau sudah sampai di rumah nenek, eh bukan, kalau sudah menginjakkan kaki di Jakarta telphon Umi dan Abi segera". Ucap Umi memeluk Sarah dan bergantian dengan Abi yang juga memeluk Sarah.

"Iya Umi, aku pergi dulu ya, Assalamualaykum". Ucap Sarah sambil menyalami dan mencium kedua tangan Umi dan Abinya.

"Waalaykumussalam" ucap Umi dan Abi serempak.

Sarah, Si Cewek ArabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang