Please don't leave me.

Start from the beginning
                                    

Ke esokan harinya, di pagi ini, yg biadanya terdengar teriakan dari ibunya, cubitan dari ibunya, lemparan bantal dari ibunya, suara nyanyian dangdut yg di nyanyikan ibunya, kini telah sirna, hanya terdengar suara derusan angin yg mengrlilingi ruangan hampa tanpa makhluk hidup. Setelah berpakaian rapih dan siap menuju sekolah, Dharma melihat ponselnya yg berdering, ternyata itu telfon dari ibunya "hallo?" "haii nak ini ibu, maaf kalau nomor ibu tidak kamu ketahui karena ini dari telfon satelit supaya bisa nyambung ke indonesia, kamu udah mandi? Udah semuanya?" Dharma hanya terdiam mendengarkan suara ibunya "bu Dharma sekolah dulu ya, assalamualaikum" "eh iyaa sayangg waalaikumsalam" balasan ibunya dengan sangat bahagia.

Ketika sampai di depan gerbang sekolah Dharma memasuki gerbang dengan muka yg tidak seperti biasanya, dia sudah tidak memikirkan pacaran atau apa, yg hanya di otaknya, ia ingin ibunya kembali pulang ke rumah, karena keadaan ia anak baru di jakarta dan ia tidak tau jalan di jakarta. Ia berjalan melewati koridor yg mulai ramai, terlihat yasmin memandanginya dari lantai 2 yaitu kelasnya yasmin Sebelas-C Dharma tidak menghiraukan yasmin ia terus berjalan melewati koridor dan menaiki tangga menuju kelasnya, bell pun berbunyi semua teman teman Dharma sibuk mengerjakan PR tetapi tidak dengan Dharma ia sangatlah tenang seperti tidak ada yg ia takutkan sama sekali. "Coyy kekantin aja kuy, bete gua disini pelajaran bu sri pula" ucapp feby seraya menghampiri Dharma "yaudah ayo" baru saja mereka berdua berdiri terlihat bu sri dari luar pintu masuk, "Ngapain kalian?!! Mau kabur?!!" ucap bu sri dengan nada tinggi. "Engga bu saya mau nemenin si feby noh katanya tebelet pup kan kasian kalo di tahan tahan nanti jadi penyakit aja" celetuk Dharma "kamu ini jawab aja!!" "ohh berarti kalo ibu buat soal saya gawajib jawab dong? Yess" balasan Dharma Yg membuat teman sekelasnya tertawa kecil karena mereka takut akan omelan bu sri yg bagaikan terompet sangkakala. Akhirnya mereka berdua di perbolehkan keluar kelas, dan tepatnya lagi terlihat lelaki yg baru saja memparkirkan motornya di tempat parkir sekolah, ternyata itu adalah Jordan ketua OSIS SMA tersebut, Dharma tak habis fikir, tidak ada lelahnya ia membuat masalah kepadanya jelas jelas jika masalah adu fisik Dharma lah sang juaranya.

Bell kedua berbunyi bertanda pergantian jam pelajaran, Dharma pun bercerita kepada Yosep tentang apa yg ia lihat kemarin sore. "Sep, kaco bet sumpah, masa gua kemarin ngeliat cewe gua boncengan sama cowo lain gila, dan lu tau ga siapa yg boncengin dia? Mau gua tabokin nih ntar bangke." Yosep tak menghiraukan Dharma karena di belakang Dharma tepat sudah ada Pak tomo. Yosep hanya menggerakan bola matanya se akan akan memberi isyarat untuk Dharma bahwa di belakangnya ada guru. "Apaansi lu sep gua cerita lu malah gajelas gini tai." Dharma pun membalikan badannya, ia tersentak kaget hingga melompat dari kursi ketika pak tomo menatap Dharma dengan wajah anehnya. "Bapak nih waktu ibu bapak hamil ngidam apaansi? muka bapak serem sumpah deh" celetuk Dharma, "maksud kamu apa?? Kamu ngatain saya aneh?" "yaaaa gimana ya pak, kalo di pandang pandang sii bapak mirip aliando pak" mendengar celetukan Dharma, sekelas tertawa riang.

Bell pun berbunyi, bertanda waktu nya istirahat, segera Dharma menuju kantin dan berkumpul bersama teman teman berandalnya, sejak sekarang Dharma masih tidak berani duduk di atas meja, karena dulu waktu ia kecil, ia pernah terjatuh kebelakang saat duduk dimeja membuat kepalanya bocor, sehingga ia tidak mau mengulangi hal tersebut, "kak, nanti gua mau ribut sama Jordan" seketika kumpulan kelas duabelas yg tadi riuh ramai gaduh, kini sunyi sepi seakan akan kaget mendengar apa yg baru saja Dharma ucapkan. "Emang ada apaan si?" balasan alex jagoan kelas duabelas yg bisa di bilang tampan juga.
"Dia nganterin cewe gua pulang, gua gasuka aja lah, kalo mau ama cewe gua bilang aja gagini caranya" balasan Dharma sengit. Terlihat samar samar Yasmin menghampiri Dharma, "Dhar, sini deh.. Aku mau bicara" Dharma pun berjalan mendekati Yasmin "kenapa?" balasan Dharma dengan nada sengit. "Kamu kenapa sii? Kamu aneh gini? Ada yg salah dari aku? Aku minta maaff, kamu kenapa aneh gini sii?" ucap yasmin memelas "cuman mau tanya kemarin pulang sama siapa?" ucap Dharma dengan mudanya yg lebih lebih sangat datar. "Aku jalan kaki kok, naik angkot abis itu" balasan Yasmin sedikit bergemetar ketakutan. "Boong yah? Yaudah.. Kamu seneng ya sama Jordan saya ga menghalangi kok." balasan Dharma bernada aga tinggi "aku minta maaff, iya aku boong, kak Jordan maksa aku, harus balik sama dia, kalau ga, aku gabakalan di cap anak buruk di sekolah"balasan Yasmin bergemetar. "Alasan lo tuh, gamasuk akal banget sumpah!!" balasan Dharma membentak "coyy coyy sabar coyy ini sekolah udah udah, Yas sono yas pergi ngapain si lu kesini sini lagian" celetuk Adit yg sudah dari tadi melihat mereka bertengkar. "Kak kalau gua ribu jangan pisahin gua sama Jordan yee" ucap Dharma dengan nada yg mulai mereda "ayo coy backingin Dharma dari pada dia ngebunuh si jordan." balasan Alex meminta semua temannya dan di ikuti oleh herman di belakangnya. Dharma berjalan perlahan menemui adit, "kak.." ucap Dharma sedikit sopan tetapi bernada kematian. "Apaan? Hah??" balasan Jordan bernada tinggi. "Lu ngapain nganterin cewe gua pulang? Lu mau nyari masalah? Jangan nyari sama gua dong" balasan Dharma seraya tertawa cekikikan "lu kenapa coyy?? Anak baru cemburu? Dia mantan gua.. Suka suka gua dong" balasan Jordan sengit, "yaudah si gua mau ngomong itu doang" ucap Dharma "kenapa lu takut??!!!" balasan Jordan bernada tinggi Dharma pun membelakangi Jordan dan Jordan membelakangi Dharma pula, Dharma berjalan menjauh mendekati teman teman kelas dua belasnya "jangan pisahin gua!!" ucap Dharma mempercaya, secepatnya ia mengambil botol kecap beling berwarna hijau dan berlari mendekati Jordan "woyyy sadar anjingg!!" teriak Herman dari belakangnya, Dharma tak memikirkan apa apa lagi, dengan sekuat tenaga dia mendorong Jordan dan melompat membidik kepala Jordan, dengan sekali pukulan "mati lu bangsat!!" ucap Dharma berteriak membuat seisi kantin memperhatikan mereka, Dharma memukul kepala Jordan menggunakan botol beling tersebut, dan botol tersebut pecah ketika kerhantam kepala Jordan, Dharma sudah gelap mata, terlihat Yasmin dari kejauhan tak tahan air mata dan menangis seketika melihat amarah Dharma yg meledak ledak, kepala serta bidung Jordan sudah penuh dengan darah, dan Jordan tidak tahan lagi, segera Jordan dibawa ke ruang UKS oleh teman teman kelas sebelasnya dan Dharma dibawa oleh teman teman kelas dua belasnya yg tidak bisa berkutik dari tadi "lu tololl???!!! Lu goblok?!!! Lu mau bunuh orang??!!" seketika Alex memaki maki Dharma "ini sekolahan, tahan amarahlu!! Lu hampir aja matiin dia" ucap alex menimpal, seketika Yasmin menghampiri Dharma kembali, "aku minta maaff" ucap Yasmin seraya menundukan kepala, dan menahan air mata. "Kitaaa... Putus!!" ucap Dharma mempertegas. "Please.. Kesempatan terakhir, don't leave me dear please" ucap Yasmin tersedak karena airmatanya sudah tumbang begitu saja, Dharma terdiam dilihatnya wajah yasmin dan tersenyum "jagoan cape kak" balas Dharma, seketika darah keluar dengan sangat banyak dari Hidung dharma dan jatuh pingsan membuat teman teman nya panik tak karuanan, Yasmin hanya mendekap mulutnya dan menangis lebih kejar melihat keadaab tersebut, akhirnya Dharma dilarikan kerumah sakitt saat itu juga dan tak terasa bell masuk pun berbunyi..

*****

TwentyOne.Where stories live. Discover now