Kenyataan Pahit

5.9K 212 4
                                    

Rin memakirkan mobilnya. Tidak terasa sekarang sudah memasuki bulan agustus, dan hampir satu bulan dia kuliah disana. Dia mengambil kuliah singkat, alhasil dia pun sibuk kuliah dan tak terelakann lagi tugas-tugas yang membayanginya setiap hari.

Terkadang dia juga berpikir kenapa dia sangat menginginkan pendidikannya berjalan singkat, tapi Rin tak ambil pusing. Selama dia mampu dia akan menjalaninya.

Rin menuju kelasnya karna sebentar lagi pelajaran akan di mulai. Sesampainya di kelas, dia duduk paling depan dekat pintu tempat favoritnya.

"Selamat pagi semua..." Sapa dosen yang baru saja masuk di ekori dengan seorang mahasiswi yang bertubuh tinggi, kulit putih, rambut pirang, mata biru laut, berparas cantik.

"Pagi.." jawab para mahasiswa serentak.

"Kalian mendapatkan rekan baru. Dia adalah mahasiswi pertukaran pelajar dari new york. Silahkan perkenalkan dirimu.." ucap dosen sambil mempersilahkan mahasiswi baru itu.

"Hallo..." Dia tersenyum sangat manis, semakin mengeluarkan aura kecantikannya. "My Name Reina. You can call me Reina, or more simple Rere." Ucapnya singkat.

"Hanya itu?" Dosen bertanya pada Reina yang di balas anggukan kecil olehnya.

"Kamu boleh duduk di sebelah sana.." Dosen itu menunjuk bangku kosong yang berada di belakang Rin.

Reina hanya tersenyum dan langsung melangkahkan kakinya ke arah bangku yang ditunjuk tadi.

Saat sampai disamping Rin, Reina berhenti sejenak. "Hai.." Rin hanya menganggukkan kepalanya tanpa berniat menyapa Reina balik.

Melihat respon Rin, dia kembali melangkahkan kakinya kembali ke bangkunya. Dia langsung duduk dan mengeluarkan alat tulisnya.

Lalu dosen pun memulai pelajaran. Dua jam yang sangat panjang itulah yang dirasakan Rin saat dosen menyampaikan mata kuliah, dan pada saat dosen menutup mata kuliah Rin seperti terlepas dari beban.

"Huft..." Rin menghela napas panjang, lalu menyandarkan punggungnya. Dia belum keluar kelas karena dia ingin beristirahat sejenak.

Reina mencolek bahu Rin dari belakang. Merasa ada yang mencolek dia menoleh ke belakang.

"Hai.." sapanya kembali kali inu dengan cengiran lebar. Dia berdiri dan beralih ke bangku yang ada di samping Rin. Jangan bertanya kenapa dia pindah karena kini hanya mereka berdua di kelas.

Rin yang bingung hanya memiringkan kepala sambil mengikuti gerak-gerik Reina yang berpindah tempat.

"Aku Reina.. panggil aja Rere..." Reina menjulurkan tangannya.

Rin terdiam sejenak, lalu ditegakkan kembali kepalanya. "Rin.." ucapnya singkat lalu membalas uluran tangan Reina.

"Kalo gak salah kamu yang waktu itu duduk di taman ya?" Tanyanya, yang seperti sedang mengingat sesuatu.

"Maksudmu?" Rin masih tampak tak tertarik dengan pembicaraan ini.

"Ituloh yang ngobrol sama Tio sore itu..." mendengar nama Tio disebut-sebut Rin langsung menarap Reina intens.

"Kamu siapa mengenalnya?" Tanya Rin penasaran.

"Tentu saja... bahkan sangat mengenalnya.." jawab Reina.

Rin semakin penasaran dengan penuturan Reina. "Kau yang waktu itu memanggilnya saat di taman?" Tanya Clara yang hanya memastikan dugaannya.

Reina hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Rin.

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang