Day 138

19 3 0
                                    

Author's

"Clay? Udah siap?" tanya Quentin

"Udah kok Quen, yuk"

"Cantik banget sih, mau ketemu Luke ya makanya cantik banget" ledek Quentin yang disambut dengan cubitan kecil di lengannya

"Kamu jangan mulai deh"

"Iya iya, yuk berangkat, udah di tungguin Luke tuh"

Setelah sekitar 10 menit perjalanan dari rumah Clairine, akhirnya mereka sampai juga ke tempat yang dituju

"Luke! Bro!"

"Eh Quentin! What's up? Udah lama nih ga ketemu, eh Clay"

"Halo, Luke" sapa Clairine ramah kepada Luke, orang yang ia rindukan setelah beberapa bulan tidak bertemu

"Duduk dulu napa, ga capek apa berdiri mulu?"

"Iya" jawab mereka berdua

"Kalian ga mau pesen apa-apa gitu? Masa kesini cuma buat ketemu sama gue sih"

"Iya deh, sayang, kamu mau pesen apa? Aku pesenin dulu"

"Aku mau green tea latte sama red velvet cake aja, Quen"

"Oke, Luke lo ga mau nambah pesenan?"

"Expresso aja satu"

"Oke deh, tunggu bentar ya kalian"

Setelah Quentin meninggalkan dua manusia ini, Luke memberanikan diri untuk bicara dengan Clairine

"Hm Clay?" panggil Luke hati-hati

"Iya Luke?"

"Lo apa kabar?"

"Baik, lo kan kemaren udah nanya di LINE" jawab Clairine sambil terkekeh pelan

"Oh iya, gue lupa"

Aneh.

Itulah yang mereka rasakan sekarang, tidak ada yang berbicara sejak Luke berhenti berbicara

Hingga akhirnya,

"Clay, maafin gue ya"

"Buat?"

"Yang kemaren gue omongin ke lo, gue tau gue salah, gue tau gue ga seharusnya ngomomg gitu ke lo disaat lo udah punya Quentin" jelas Luke

"Gapapa Luke, gue ngerti"

"Mungkin kita ditakdirin jadi sahabat deh, ga lebih"

"Nobody knows, Luke. Belum tentu juga jodoh gue Quentin"

"Iya meskipun jodoh lo bukan Quentin, tapi ga mungkin jodoh lo itu gue"

"Nothing's impossible" jawab Clairine, tegas

"Bukan, bukan maksudnya gue ngarepin lo buat jadi jodoh gue. Tapi, jodoh di tangan Tuhan, ga ada yang tau jodoh gue siapa, jodoh lo siapa, jodoh Quentin siapa. Bisa aja jodoh lo Verren, terus jodoh Quentin si Adeline, dan jodoh gue Harry Styles" tambahnya

"Bisa aja lo jodoh Quentin, atau jodoh gue"

"Emang bisa. Semua ga ada yang ga mungkin, Luke"

Luke mengangguk tanda ia mengerti

"Kita jalanin dulu aja, gue jalanin hubungan gue sama Quentin, lo jalanin dulu hubungan lo sama cewe yang beberapa bulan lalu lo temuin di Starbucks"

"Verren maksud lo?"

"Bukan, Dijah Yellow"

"Serius deh Clay, tapi gue rasa gue udah ga tertarik sama Verren. Dan gue rasa gue lagi ga pengen deketin cewe dulu untuk sementara waktu"

"Kenapa gitu?"

"Gue lagi berada diposisi dimana gue bisa ngerasain kebahagiaan bareng temen, tanpa ada yang ngelarang gue deket sama siapapun. Terutama sama temen cewe"

"Kalo itu pilihan lo, yaudah"

"Clay" panggil Luke, lagi

"Gimana kalo ternyata Quentin bukan jodoh lo? Apa yang bakal lo lakuin?"

"Yaudah, gue ikhlasin dia buat cewe lain. Berarti ada yang lebih baik dari gue, makanya Tuhan kasih cewe itu ke Quentin. Berarti juga Tuhan kasih ke gue jodoh yang lebih baik dari Quentin"

"Lo ga nangis gitu?"

"Kalo nangis, pasti lah Luke. Siapa sih yang ga sedih kalo hubungan kalian kandas? Tapi pasti dibalik itu semua ada hikmahnya"

"Hm oke deh"

Setelah mereka berbincang-bincang, Quentin datang dengan membawa pesanan Clairine dan Luke

"Abis ngomongin apa kalian? Asik banget kayaknya" tanya Quentin

"Engga kok, cuma nanya kabar Clairine, sama hubungan kalian berdua gimana" jawab Luke dengan mantap

"Oh, kita baik-baik aja kok, ya kan sayang?"

"Iya"

Setelah itu mereka memakan dan meminum pesanan yang telah mereka pesan

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 08, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Regret / l.hWhere stories live. Discover now