first meet

9 1 0
                                    

Dallas pov

Pada saat kepala sekolah pikun itu sibuk mengomeli siswi-siswi yang tidak memakai bahasa yang benar, saat itu aku mendengar bunyi pintu yang dibuka.

Krieek... " oh maaf pak kita telat." Jawab salah satu dari mereka yang memakai kacamata.

" kalian itu memang generasi muda tidak patut untuk dicontoh, sudah kelas dua bukannya memperbaiki diri, malah memperburuk diri."

" bukan nya memperburuk diri pak, namanya masa muda pak, harus dimanfaat kan sebaik-baik nya." Jawab cewek yang muka nya sedikit mesum.

" lah ini, ini yang namanya ngebantah nasehat, nasehat itu dipakai ya, apalagi nasehat dari orang tua, itu bermanfaat." Dengan geleng-geleng kepala.

" udah-udah pak, maafin kita ya pak, kita gak ada maksud untuk berkelakuan seperti ini." Jawab cewek bermuka tembeb.

" kalau begitu baik, saya maaf kan, tapi dengan satu syarat."

"Apa pak". Jawab mereka serempak.

" kalian lari 10 putaran mengelilingi lapangan, lalu kalau sudah selesai bersih kan toilet cewek, cepat."

" hah." Jawab mereka serentak lagi.

" cepat."

Mereka pun melaksanakan hukuman itu, aku hanya bisa menghela nafas, tapi pada saat yang bersamaan pak kepala sekolah menyampaikan nasehat lainnya setelah menghukum gadis-gadis itu, ada satu lagi yang memasuki kelas.

" selamat pagi pak."

Aku menoleh, dan ya, aku tidak tau apa yang harus ku ucap kan untuk mendeskripsikan nya, entah lah seperti ada sesuatu dalam dirinya yang tidak dimiliki gadis lain, dengan wajah ngos-ngosan dia berusaha untuk menjelas kan apa yang telah terjadi sehingga dia bisa telat.

" kamu itu kalau bikin alasan yang jelas."

" itu sudah jelas bapak."

" sudah sana, saya tidak butuh alasan, cepat sekarang susul teman-teman mu untuk menyelesaikan hukuman."

" baik pak, akan saya laksanakan."

Dengan gontai dia berjalan meninggal kan kelas, dan pada saat dia meninggalkan kelas, dia sempat menoleh, entah lah dia menoleh padaku atau pak kepala sekolah, yang jelas aku masih tidak bisa menjelas kan, sesuatu yang dimiliki gadis itu, sesuatu yang mebuatku tidak bisa berpaling darinya.

" dallas, dallas, dallas, dallllaaas." Teriak pak kepala sekolah.

Aku kaget  " eh iya pak ada apa?."

" kamu melamun apa sih, sampai dipanggil berulang kali, masih tidak dengar, kau tuli ya."

" oh tidak pak, saya tadi cuma memikirkan sesuatu di rumah pak." Sambil menggaruk kepala

" ya sudah sekarang kau duduk di baris kedua sebelah jendela itu."

" ya pak, terima kasih."

" bambang kau jaga baik-baik  anak itu ya."

" beres pak."

" baik, sambil menunggu guru yang mengajar, buka buku kalian semua, baca dan pahami, oke."

" oke pak." Jawab serempak.

" bagus, bapak keluar dulu ya tapi ingat yang tertib."

Setelah selang 5 menit kepergian pak kepala sekolah, kelas yang semula sok tertib, jadi, ya kalian tahu, seperti pasar, dan aku dijadikan sasaran empuk untuk diwawancara oleh siswi-siswi kelas ku, aku pun sampai bingung menjawab pertanyaan mereka, mereka saling berebut untuk bertanya padaku, dan aku hanya bisa tersenyum, pada saat aku menoleh ke kiri, aku bisa melihat gadis itu, ya gadis yang mengalih kan perhatian ku, bersama ketiga temanya, sedang tertawa bersama sambil mengerjakan hukuman yang diberikan kepala sekolah, melihat tawanya pun aku merasa, entah lah, aku tidak bisa mememukan kata yang tepat,
Sama sekali tidak bisa.





LateOù les histoires vivent. Découvrez maintenant