Love is not a toy

27 6 1
                                    

Hari demi hari sayla lewati di SMA kartika. Tidak terasa sudah hari ke-4 Sayla dan teman-temannya masuk SMA.

Pagi sekali Sayla bersiap untuk ke sekolah, ia pergi bersama Senya, seperti biasa Sayla akan menunggu Senya di tempat mereka pertama bertemu di angkutan umum.

Sesampainya di sekolah Senya berbincang dulu dengan teman lamanya selama di SMP yang kebetulan masuk SMA yang sama juga. Tak lama, Sayla memilih pergi ke kelas untuk menyelesaikan tugasnya.
"Senya, aku duluan ke kelas ya tugasku belum beres nih" pamit Sayla mulai berjalan menuju kelas.

"Iyaa okey, Laa"

Ketika Sayla sedang berjalan menuju kelas, rasanya ada yang mengikuti Sayla. Tetapi, saat Sayla melihat kebelakang tidak ada orang yang mengikutinya. Ia makin penasaran, karena tiba-tiba ada yang menarik rambutnya dengan pelan. Sayla pun langsung menengok ke belakangnya, tapi dia tidak melihat ada orang di belakangnya, "Ini siapa sih yang usil? ga lucu tau ga! ga mungkin setan muncul pagi-pagi kan" gumam Sayla kesal.

Sayla pun langsung berjalan dengan cepat menuju kelasnya, tiba-tiba saat Sayla mulai melangkah ada yang menarik kencang tasnya. "Brukk" Sayla pun terjatuh, dan untungnya ada seseorang yang menahan Sayla.
"Deg" jantung Sayla bedetak kencang saat melihat Alan yang menahannya.

"Ih lo ya" ceplos Sayla terkejut.

"Udah untung aku tolongin loh" goda Alan sambil menatap Sayla.

"Aku ga butuh pertolongan kamu" ketus Sayla langsung bergegas membenarkan posisinya yang masih ditahan oleh Alan.

"Muka mu ko merah begitu? haha"goda Alan sambil tertawa kecil.

"Apaan sih, kamu kan yang dari tadi usil?" tanya Sayla dengan nada menaik.

"Engga, bukan aku ko yang usil" Alan mengelak. Ternyata yang sedari tadi mengikuti Sayla diam-diam adalah Alan, ketika Sayla menengok ke belakang, Alan langsung bersembunyi, dan ketika Sayla mempercepat langkahnya ia langsung menarik tas Sayla.

Sayla pun langsung melanjutkan menuju kelas, "Ko aku ngerasa aneh sih deket Alan? sampai muka ku merah gitu lagi, malu-maluin banget kamu Laa" batin Sayla bimbang. Sayla menengok kebelakang, dan ternyata cowo yang membuat Sayla bimbang itu masih mengikutinya dan dia langsung membuang muka.

Sesampainya Sayla di kelas, diikuti Alan yang ada tepat di belakangnya, tiba-tiba ada salah satu temannya menyapa Alan, "Haiii Alan". Alan membalas sapaan itu dengan ramah "Hai Nindi". Sayla semakin kesal melihat ke akraban mereka itu, tak mau kekesalannya itu terlihat ia langsung menuju bangkunya dan dia tidak sengaja membangting tasnya itu sampai mengejutkan Cintya yang sedang mengobrol dengan Lizzi, Laras.

"Saylaaa, kamu kenapa marah marah gitu ngagetin aja tau ga" ucap Cintya kesal.

"Hari ini aku kesal banget" balas Sayla dengan ketusnya.

"Kenapa? cerita dong" tanya Lizzi.

"Aku ga mau ngerasain baper, tolong aku, gamau sakit hati" rengek Sayla.

"Hah? Sayla kamu baper sama siapa? Hahaha" tanya Cintya yang aneh melihat temannya yang pendiem itu bisa baper.

"Gatau aku bingung, kalau deket sama cowo itu aku kesel tapi aku ngerasa seneng juga"

"Kamu berarti suka orang itu, Laaa" ucap Laras.

"Tapi aku ga mau suka, apalagi sampai pacaran, cuma bikin sakit hati doang" jelas Sayla.

"Jatuh cinta itu ga bisa dilawan, Laa. Hati sama pikiran itu terkadang tidak sejalan, kalau kata hati kamu bilang ya sedangkan pikiran kamu bilang ga, yang ada kamu malah sakit hati memaksakan diri kamu ngejauh dari cowo tersebut" jelas Lizzi, dan Sayla hanya membalas dengan muka cemberut.

I Miss The Old, Happy MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang