Part 30 : Ini Baru Permulaan

Start from the beginning
                                    

"Ehem.. Bisakah seseorang menjelaskan padaku apa yang sedang terjadi?" tanya Alin dengan polos.

Keringat dingin semakin berjatuhan di antara kerumunan orang, apakah gadis itu ingin memecahkan perang disini? Mereka semua berpikiran sama, berdoa semoga hal buruk tidak menimpa mereka.

Ryu, Miki, Freya, Alin. Keempat orang itu berkumpul, dan mereka bahkan tidak berani membayangkan apa yang terjadi disini. Hening. Tidak ada yang berani menjawab, keempat orang itupun tidak ada yang membuka mulutnya. Suasana disana berubah menjadi semakin tegang.

"Ryu!!" panggil sebuah suara yang sontak membuat perhatian teralihkan ke sana. Tampak seorang pria bertubuh tinggi yang berjalan dengan terburu-buru menghampiri sang cassanova ditemani oleh gadis cantik yang selalu bersamanya.

"Alin, senang bertemu lagi denganmu," sapa sang gadis saat melihat Alin. "Lalu.. Ada apa ini?"

Alin mengangkat bahunya, "Entahlah.. Aku pun tadi bertanya, tapi tidak ada satupun yang menjawabnya."

Bam dan Kikka saling bertatapan, kemudian mereka melihat sobekan kertas yang berada ditangan Alin.

"Bolehkah kami melihatnya?" tanya Kikka.

"Tentu."

Saat Bam dan Kikka melihat potongan isi artikel itu mereka segera mengerti apa yang terjadi, mereka berdua saling bertukar pandang. Menimbang-nimbang langkah apa yang sebaiknya mereka ambil.

Tidak berapa lama ketiga gadis yang menjadi pelaku dari artikel itu tiba. Ryu melihat ekspresi mereka dan langsung tahu bahwa merekalah orangnya.

"Keputusan yang bagus," kata Ryu dengan nada yang sanggup membuat bulu kuduk orang yang mendengarnya berdiri serempak. Ryu menatap Bam, menggumamkan sesuatu kepada pria itu.

Bam menggangguk, kemudian berjalan ke arah kerumunan yang sejak tadi mematung dan tidak tahu harus berbuat apa. Sementara Kikka berjalan menghampiri Freya dan memegangi gadis itu dengan harapan dapat membantu menopang Freya untuk menghadapi hal yang akan terjadi selanjutnya.

"Camkan ini baik-baik di benak kalian, mulai dari hari ini siapapun yang berani mengusik segala hal yang berkaitan dengan diriku berarti dia telah bersedia untuk mengucapkan selamat tinggal kepada hidupnya." Saat itu Ryu tersenyum, kontras dengan makna yang tersirat dalam ucapannya.

Bam menggiring kerumunan itu menjauh dari lobby, agar ia dapat memberikan Ryu privasi untuk mengurus dalang dari artikel itu. Sekarang perhatian Ryu terfokus kepada ketiga gadis yang tampak ketakutan itu. Dua diantaranya tidak berhenti melihat ke bawah dan memilin-milin baju mereka.

Teresa maju lebih mendekat, "Maafkan kami sebelumnya.. Karena membuat artikel ini..."

"Aku tidak butuh permintaan maafmu." Potong Ryu dengan cepat, "Kalian tentu tahu apa akibatnya karena berani mengganggu urusanku." Ia menatap Teresa dan kedua temannya dengan tatapan mengancam yang mematikan.

Tubuh Teresa menegang mendengar setiap kata yang diucapkan Ryu, lututnya melemas. Ia hampir tidak sanggup berdiri, tapi ia menguatkan diri dan bertaruh dengan peluang yang ia punya.

"Tetap aja aku harus minta maaf ... Tapi yang kutulis bukanlah kebohongan sepenuhnya. Dan kau harus mengetahui apa yang dilakukan oleh tunangan barumu itu."

"Tapi kau tidak punya hak untuk membuatnya menjadi sebuah artikel bahkan hingga mempublikasikannya seperti ini."

"Kurasa cara kami memang keliru ... Kami terlalu tergesa-gesa dan menjadi ceroboh.."

"Tergesa-gesa? Ceroboh? Itu alasan kalian? Kalian pikir ini lelucon??!!" Ryu mendekat ke arah ketiga gadis itu, mereka mundur perlahan saat melihat sang cassanova yang begitu tenang tapi entah kenapa membuat mereka justru ketakutan. Freya berusaha menghentikan Ryu, tapi Alin sudah disana. Menghalangi Ryu dengan sebelah tangannya.

Eye of Heart [COMPLETED]Where stories live. Discover now