"Gak apa-apa aku aja"

Ketika aku kembali kedapur,kulihat Mama sedang memperhatikan Kak Alan yang sedang membuat minuman.

"Mama"ucapku sambil menepuk pundaknya.

"Ih kamu ngagetin Mama aja"

"Abis dari tadi keliatannya bengong mulu"

"Kak Alan bikin apa?"tanyaku lalu menghampirinya.

"Bikin teh buat Mama kamu"

Kulihat Kak Alan menuangkan cairan bening kedalam teh.

"Kak Alan kok unik banget sih bikin teh nya?"tanyaku

"Ini air gula yang diseduh secara terpisah terus dicampur sama teh pasti rasanya jauh lebih enak Ra"

Tiba-tiba aku seperti merasa de javu dengan perkataan Kak Alan,yah ucapan Kak Alan sama persis yang Mama ucapkan padaku ketika dia sedang membuat teh.

"Oh gitu yah kak"

"Iyah,nih tante teh nya"Ucap kak Alan sambil menyerahkan minuman itu pada Mamaku.

"Makasih Lan"

"Sama sama tante"

"Kamu tinggal sama siapa disini?"tanya Mama pada Kak Alan.

"Aku tinggal sendiri tan"

"Orangtua kamu?"

"Mereka udah gak ada"

"Meninggal maksudnya?"

"Iyah"

"Maaf apa mereka orangtua kandung kamu?"

"Kok tante nanyanya gitu?"

"Gak apa-apa,tante cuma pengen tau aja"

"Kata Papi sih aku bukan anak kandung mereka,mereka nemuin aku distasiun kereta"

"Stasiun kereta?"tanya Mamaku seperti tak percaya.

"Iyah katanya aku disitu lagi nangis sambil megang balon"

"Apa waktu itu umur kamu 5 tahun?"

"Iyah"

"Apa kamu punya kalung dengan liontin bentuk matahari?"

"Kok tante bisa tau?"tanya Kak Alan dengan heran.

"Apa kalungnya kayak gini?"ucap Mamaku sambil menunjukkan kalungku yang berliontin bintang.

"Ini punya siapa tan?"

"Ini punya Aira"

"Tapi liontinnya beda"

"Iyah ini kalung punya Aira dengan liontin bentuk bintang,sebenernya kalung ini satu pasang sama yang bentuk matahari"

"Maksud tante sepasang sama punya aku?"

"Satu matahari dan satu bintang ini tante pesen khusus buat Aira dan kakaknya"

Aku bingung dengan perkataan Mama,jika satu pasang dengan Kakaku berarti Kak Alvi yang mempunyai kalung itu,lalu kenapa Kak Alan?

"Kakaknya?"

"Maksud Mama kak Alan itu kakak aku?"tanyaku memastikan.

"Tante boleh liat kalung punya kamu?"

"Ini tan"ucap kak Alan lalu memberi kalung miliknya,dan jika diperhatikan memang benar sama persis dengan punyaku,hanya saja liontinnya yang berbeda.

"Kalung Aira terdapat nama dia disebelah kiri liontinnya termasuk punya kakaknya,kalo punya kamu ada namanya berarti kamu bener anak tante"

"Tapi namanya Andre bukan Alan Mah"ucapku setelah melihat nama yang ada diliontin itu.

"Andre itu nama kakak kamu Ra"

"Jadi maksud tante aku anak tante?"

"Iyah Lan kamu anak tante yang dulu hilang"

"Gak,Papi bilang aku itu dibuang sama orangtua aku tan"

"Enggak Lan kamu gak dibuang,waktu itu kamu hilang"

"Tapi kenapa tante gak cari aku?"

"Mama udah coba cari kamu sampe bertahun-tahun"

"Gak aku gak percaya kalo tante itu Mama aku,Mama aku itu udah gak ada,dia udah buang aku tan"

"Tapi kak Mama-"

"Kakak pulang dulu Ra"

Sulit kupercaya,kenapa bisa sampai seperti ini? Jadi Kak Alan adalah Kakakku.

"Ra Alan itu anak Mama Ra"

Aku memeluk Mamaku mencoba menenagkannya.

"Coba Mama ceritain semuanya ke aku Mah,biar nanti aku yang ngomong sama kak Alan"

Lalu aku membawa Mama untuk duduk disofa.

"Jadi gini,waktu itu kamu masih umur 2 tahun dan Andre 5 tahun, Waktu itu kamu lagi doyannya lari-larian terus kamu sama kakak kamu minta dibeliin balon,pas Mama lagi bayar balonnya kamu langsung lari gitu aja otomatis Mama ngejar kamu dan ninggalin Andre sendirian"

"Pas Mama balik lagi Andre udah gak ada. Mama panik cari kesana kesini tapi tetep gak ketemu sampe Mama telpon Papa kamu buat bantu cariin Andre,waktu itu kita mau telpon polisi tapi belum 24 jam jadi gak bisa. Mama cari Andre sampe bertahun tahun tapi hasilnya nihil"

"Terus kak Alvi?"

"Alvi itu anak temen Mama"

"Jadi kak Alvi bukan kakak kandung aku mah?"

"Bukan"

"Orangtua kak Alvi masih ada?"

"Mereka udah meninggal karena kecelakaan,Mama gak tega liat Alvi yang masih kecil harus kehilangan orangtuanya,kebetulan Alvi seumuran sama kakak kamu jadi buat ngilangin rasa bersalah Mama akhirnya Mama angkat dia jadi anak Mama"

"Kak Alvi tau kalo dia bukan anak Mama?"

"Gak dia gak tau,dan jangan sampe tau. Mama udah anggep Alvi kayak anak Mama sendiri dan Mama gak mau kehilangan orang yang Mama sayang lagi Ra"

"Aku janji bakal tetep sayang sama kak Alvi dan aku bakal bilang sama kak Alan biar dia bisa nerima Mama"

"Makasih Ra"

"Mama mau pulang? Apa mau aku anter?"

"Gak usah Ra Mama bisa pulang sendiri"

"Bener Mah?"

"Iyah kamu tenang aja"

"Yaudah hati hati yah Mah"

Jadi Kak Alvi bukan Kakakku dan Kak Alan adalah kakakku ah sungguh aku sangat menyayangi mereka,bisakah aku memiliki keduanya tanpa kehilangan salah satu dari mereka?

Next part!








"My Husband Is My Enemy"Where stories live. Discover now