Kembali 2

2.2K 172 6
                                    

" Hinata kau memotong poni mu ya? " gadis dengan rambut di cepol dua itu memulai pembicaraan.

" Iya, sudah mulai panjang " jawab Hinata.

" Kau memotongnya sendiri? " tanya gadis pirang di sampingnya.

" Hmm.. " angguk Hinata.

" Kau berani sekali "

" Aku sudah biasa Tenten-san "

" Aku slalu membiarkan rambutku panjang " sahut gadis lain.

" Terang saja Ino, kau tak punya poni " sahut Tenten.

" Hahaha.."

Seminggu berlalu, Hinata sudah mendapat teman baru. Dan tidak bergantung pada Naruto lagi tentunya.

" Hinata-chan " seru seseorang dari kejauhan.

" Ah dia lagi " gerutu Tenten.

" Kenapa kau tidak menolaknya saja? " tanya Ino.

" Aku tidak enak " jawab Hinata.

" Tapi kau tidak suka dengan sikap sok akrabnya itu kan? "

" Memang, tapi aku tidak bisa bersikap kasar apalagi mengacuhkannya begitu saja "

" Sstt.. Dia sudah datang " Tenten memperingati dua sahabatnya itu.

" Wah.. Sedang makan siang bersama ya " ucap pria blonde yang sudah didepan mereka.

" Begitulah " jawab Hinata.

" Aku boleh ikut? "

" Sayangnya, kita sudah selesai " potong Ino cepat.

Hinata langsung menoleh ke arah Ino. Tak percaya.

" Begitu ya.. Lalu apa yang kalian lakukan sekarang? "

" Melakukan pembicaraan khusus perempuan " ketus Ino.

Hinata dan Tenten saling pandang. Mata mereka seolah bertanya apa maksud perkataan Ino.

" Kalau begitu aku tidak bisa ikut "

" Yah kecuali kalau kau ingin rubah gender "

" Ino " seru Hinata.

" Baiklah, aku pergi dulu ya.. Jaa" pamit Naruto meninggalkan mereka.

" Ino kau keterlaluan " ucap Hinata kesal.

" Gomen Hinata tapi aku sungguh tidak suka dia, entah kenapa " ucap Ino apa adanya.

" Sudah.. Sudah.. Lebih baik kita kembali ada kelas sebentar lagi " ucap Tenten menengahkan mereka.

Dan mereka pun kembali ke kelas usai makan siang di kantin kampus.

~Skip~

" Dimana kantornya? " ucap pria raven.

" Tenanglah kau baru saja sampai, kau tidak ingin istirahat dulu " ucap Itachi.

" Aku hanya sementara kan disini? Hanya sampai pemimpin cabang selanjutnya dipilih "

" Memang benar, tapi tidakkah kau ingin melihat rumah kita dulu? "

" Nii-san, aku tidak ingin membuang-buang waktuku "

" Bukankah kau sudah melakukan itu selama di USA? " sindir Itachi.

Sasuke bungkam. Karna nyatanya memang begitu.

" Ah baiklah aku masih ada waktu sebelum berangkat ke sanghai, aku akan menemanimu ke kantor " ucap Itachi memecah kecanggungan dan membawa adiknya yang keras kepala itu ke kantor.

Setelah 20 menit perjalanan mereka tiba. Semua karyawan berdiri seraya memberi hormat saat melihat mereka berdua.

" Mulai hari ini Sasuke adalah pimpinan disini sampai waktu yang belum bisa ditentukan, jadi bekerjasamalah dengan baik " ucap Itachi.

" Ha-i " seru mereka.

Usai perkenalan Itachi membawa Sasuke ke ruangannya dan menjelaskan beberapa hal perihal pekerjaannya nanti.

~Skip~

Malam menjelang.

" Hinata kenapa kau tidak pernah membalas chat ku? " tanya pria didepan Hinata.

" Aku lupa Neji-san, aku terlalu sibuk dengan kuliah " jawab Hinata.

" Kau tidak peduli padaku " rengek Neji.

" Bukan begitu, tapi aku harus belajar tuk mengejar ketinggalan "

" Apa kau tidak rindu padaku? " gumam Neji.

" Neji-san kau mau tambah lagi? " alih Hinata.

Dia jelas mendengar gumaman Neji. Namun cepat dialihkan.

Bip.. Bip..

" Moshi-moshi " ucap Neji menjawab panggilan di hp nya.

Tak berapa lama wajah Neji berubah masam.

" Ada apa Neji-san? " tanya Hinata khawatir.

" Jii-san memintaku ke Hokaido besok " jawabnya lemah.

Yes! Arigatou Otou-sama!

" Ah Jii-san mengganggu saja, slalu mengirimku keluar. Menyebalkan " gerutu Neji.

" Sebaiknya kau katakan itu pada Otou-sama, Neji-san "

" Tidak mungkin.. Ah kenapa tidak kau saja Hinata "

Tiba-tiba ide gila Neji keluar. Mengorbankan Hinata demi dirinya sendiri.

" Gomen Neji-san aku tidak berani membantah Otou-sama "

" Oh ayolah Hinata, aku tidak sanggup jauh darimu "

" Gomen aku tidak bisa Neji-san "

Neji terus merengek dan memohon tapi tak juga dapat jawaban pasti dari Hinata. Sebenarnya bukannya tidak berani, tapi Hinata tidak mau. Dia ingin kehidupan yang tenang tanpa Neji disekitarnya. Meski hanya sebentar.

~Skip~

SasuHina - TadaimaWhere stories live. Discover now