CoffeeZone

225 17 27
                                    


Lelaki itu mengikuti langkah kaki gadis di depannya. Entah, mungkin sudah ke seratus kalinya ia melakukan aktivitasnya ini. Gadis itu masuk ke sebuah kedai kopi Beverage's begitu pula dengan lelaki yang mengikutinya. Gadis itu mendekati meja nomor 7, dan disana sudah ada gadis berwana rambut pirang duduk manis menyesap minumannya.

"Maaf gue terlambat, Chel" Ghena duduk tepat disebelah Cheline

Cheline tersenyum "Itu bukan masalah, Ghen.."

Yah nama gadis itu Raghena Tyalonna. Dengan tubuh mungil, rambut hitam sebahu, mata cokelat terang, dan kulit mulus bersinar mampu menyedeot perhatian lelaki manapun. Dia masih menduduki bangku 2 SMA tepatnya di SMA Harmonian.

Seorang waitress menuju ke meja Ghena, "Mau pesan apa ?"

"Moccha latte 1 sama....coffeekies 1 " jawab Ghena kemudian waitress itu mencatatnya, mengangguk lalu pergi meninggalkan meja Ghena.

"Masih, Ghen ?" Tanya Cheline namun hanya dibalas dengan kerutan didahi Ghena. "Masih diikutin kaga ?" jelas Cheline lagi.

Ghena mengangguk, "Masih, bahkan tadi gue masih sadar dia ngikutin gue..."

"Dia nggak capek apa ngintilin lo mulu tiap kali kesini. Lo kenal sama dia ?" selidik Cheline

Ghena menoyor pelan kepala Cheline karena begitu geram, selalu menanyakan hal yang sama seperti sebelumnya, "Lo oon apa emang tolol sih, Chel ? Gue bilang gue gatau dan gakenal sama dia."

"Yah,.. gue kira lu mungkin tau.."

Dan saat itu juga seorang waitress membawa nampan yang berisikan pesanan Ghena, segelas Moccha latte dan sepiring coffeekies. Ghena langsung mencelupkan coffeekies kedalam Moccha lattenya lalu memakannya. Itulah kebiasaan Ghena sejak kecil.

Disisi lain lelaki itu duduk dan menyesap Americano coffeenya sambil memandang wajah Ghena yang sedang tertawa. Tawa itu mulai menjadi energy hidupnya dan senyuman itu menjadi vitamin baginya.

Hingga getaran yang berasal dari sakunya mampu membagi perhatiannya.

From : Gerald

Message : gimana bro ? lo udah berhasil bilang ?

Dengan cekatan lelaki itu segera membalas pesan temannya.

To : Gerald

Message : Gue gamau keburu, masih proses

Send. Ia lalu memasukkan kembali ponselnya kedalam sakunya kemudian memandang Ghena lagi. Sayangnya, sekarang Ghena duduk sendiri tanpa ditemani oleh Cheline. Mungkin temannya ada urusan mendadak, pikirnya.

Ghena memandang kearah luar jendela, suara guntur mulai terdengar pertanda hujan akan turun. Dan di menit kemudian hujan turun dengan derasnya, suhu dalam kedai ini semakin dingin apalagi ditambah dengan AC yang menyala di ruangan tersebut.

Lelaki itu melihat Ghena yang terlihat kedinginan akhirnya memanggil seorang waitress. "Apa ada yang bisa saya bantu ?"

"Bisakah antar barang ini ke meja nomer 7 disana ?" Lelaki itu menunjuk dimana meja Ghena duduki. "Dan tolong jangan bilang apa-apa padanya." Tambahnya lagi lalu mengambil sebuah syal berwarna abu-abu dari dalam tas.

Waitress itu mengangguk dan tersenyum simpul, "Baiklah, dengan senang hati."

Ghena memeluk dirinya untuk mengurangi rasa dingin dan menyesap mocha lattenya untuk menghangatkan badannya. Seorang waitress kemudian berdiri didepan meja Ghena lalu menyodorkan sebuah syal.

CoffeeZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang