2 - Apa yang Ada di Mitologi Sebaiknya Cuma Ada di Mitologi

233 32 10
                                    


"KAU baik-baik saja?"

Darren mengangguk. "Hanya agak mual." Lalu seolah ada yang menyetrum lehernya, ia menoleh ke kanan dengan cepat. Di sana ia mendapati ada seorang remaja laki-laki yang kelihatan seumuran dengannya. Remaja itu mengenakan pakaian serba hitam dan wajahnya pucat seperti bulan.

Darren mundur dan bertanya, "S-siapa kau?"

"Connor," sahut remaja itu. "Aku yang bicara denganmu tadi."

Darren mengedar pandangan. "Ini di mana?"

"Incarceron."

Darren mendelik. "Incarceron seperti yang tertulis di papan keterangan?"

Connor mengangguk.

"Siapa yang dikurung di sini? Si Sedda-Sedda itu?"

Connor menatap Darren sambil menyipit. "Kau ini penuh pertanyaan."

"Well, ini pertama kalinya aku masuk ke dalam lukisan," kata Darren. Kemudian ia terdiam. "Astaga, aku masuk ke dalam lukisan! Apa aku benar-benar masuk ke dalam lukisan? Bagaimana bisa?!" cerocosnya panik. "Mimpi. Aku pasti bermimpi. Jari! Aku harus menghitung jariku. Jarimu bertambah banyak di dalam mimpi." Darren menghitung jarinya dengan cepat. "Sepuluh! Aku tidak sedang bermimpi?" Ia menoleh menatap Connor.

Connor mengangkat sebelah alisnya. "Kau tidak sedang bermimpi."

"Apa yang terjadi?"

"Kau baru saja melewati portal dan tiba di alam batas," jelas Connor dengan singkat dan malas.

Darren mulai kesal. Kenapa remaja itu bicara dengan gaya seolah-olah semuanya sudah jelas? "Dengar, aku tidak sama sekali tidak mengerti apa yang kaubicarakan. Legatus, portal, alam batas; aku tidak mengerti semuanya!"

Connor menatap Darren dengan serius, sadar kalau ada sesuatu yang salah. "Kau bukan Legatus," katanya, lebih kepada dirinya sendiri.

"Aku manusia."

"Aneh. Seharusnya hanya legatus dan hommi yang bisa mendengarku sewaktu aku berada di dalam sini," lanjut Connor, masih terdengar berdialog dengan dirinya sendiri.

"Kau ini siapa?" tanya Darren frustasi. "Maksudku, kau ini apa? Manusia, jin—"

"Legatus," sela Connor.

Darren mengernyit.

"Itu cuma sebutan. Aku juga manusia, hanya saja bukan manusia biasa. Aku menjalankan urusan-urusan Ethra di Bumi."

"Ethra?"

"Apa kau percaya ada dunia selain dunia yang kita tempati?"

"Kau bercanda."

"Dunia lain itu memang ada. Namanya Ethra. Alam batas ini berada di antara dunia manusia dan Ethra."

"Kau bercanda," ulang Darren.

"Kau masuk ke dalam lukisan dan sedang menginjakkan kaki di salah satu alam batas. Katakan padaku di bagian mana aku bercanda."

Darren terdiam. "Apa yang kaulakukan di sini?" tanyanya kemudian.

"Ceritanya panjang."

"Versi pendeknya kalau begitu."

Connor membuka mulutnya, tapi keheningan yang sedari tadi menyelimuti hutan telah pecah. Connor berputar ke belakang. Darren mendongak dan menyaksikan sekawanan burung gagak terbang menyongsong langit gelap dan berkoak-koak gelisah tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

Darren Johnson and the Mark of the Great ChaosWhere stories live. Discover now