Waktu nya

324 17 0
                                    

Gadis berumur 20 tahun itu kini melangkahkan kakinya menuju ruang tunggu bandara.
Gadis dengan tatapan dingin dan wajah datar tampa ekspresi.
Namun tidak melunturkan pesonanya. Dengan langkah anggun ia menuju salah satu kursi tunggu , rambut pirangnya yang panjang terurai dengan indah. Mata hazel teduhnya dapat menentramkan setiap jiwa. Bibir tipis , pipi chubby serta kulit seputih susu  menambah kata Perfect yg melekat pada dirinya.
Sekilas orang orang akan menganggap ia adalah warga negara Korea.

"Duuu....uuuarrr "
Suara melengking tersebut berusaha mengagetkan lawannya.

" 30 menit... Aku nunggu kamu "
Wajah membunuh kini terlihat diwajahnya. Serta menunjukkan jam tangan yg bertengger indah dipergelangan tangan mulusnya.

Ia menaikkan sebelah alisnya , meminta jawaban. Tapi yg dimintai keterangan hanya nyengir tampa dosa.

"Ayolah bie , ini indonesia bukan korea. Hehhee...hehe"
Gritte mengangkat tangan nya seakan berkata Peace.

Prilly hanya memutar bola mata nya . selalu seperti ini pikirnya.

Gritte memeluk sahabatnya itu... 2 tahun bukanlah waktu yang singkat.
Ia bersyukur sahabatnya kini telah bangkit meskipun sahabatnya bukanlah Prilly yang ia kenal seperti dulu.
Tapi ia tetap bahagia . setidaknya tidak seperti tubuh tampa nyawa.
"Aku merindukan mu barbie ku "
Bisik Gritte tulus. Matanya berkaca kaca. Ia menenggelamkan wajahnya pada leher prilly.

Prilly membalas pelukan sahabat nya itu tak kalah erat.

" aku lebih merindukan mu . terimakasih karna tetap disisi ku . aku menyayangimu "
Prilly melepas pelukannya , menghapus air mata gritte.

" tersenyumlah , aku kembali juga ingin melihat senyum mu "

Gritte menyadari , meskipun prilly berubah tapi tidak sepenuhnya ia berubah. Sisi lembutnya dan sisi baiknya masih tetap ada. Hanya ia menyembunyikannya agar tidak terlihat lemah dengan cara bersembunyi pada sikap dingin nya.

"LTC HOTEL "

Yaa... Prilly lebih memilih menginap dihotel miliknya. Hotel mewah berbintang lima dan Go internasional tentunya.

"Huuu...uuuufffff...ffff "
Ia menghembuskan nafas dengan kasar, setelah lama berdebat panjang dengan gritte yang meminta aku untuk tinggal bersamanya.

"Maafkan aku tee, tapi kembali kerumah mu sama saja memberikan rasa sakit yang dahulu pernah ada. " 

Prilly menutup matanya , bersiap untuk menghadapi jadwal padat nya esok hari.

Cinta Yang Tak Diinginkan !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang