Park Jimin

10.4K 1K 57
                                    


Be a smart reader, eotte?

***

Jadi sahabat dari seorang yang memiliki sifat tak bisa ditebak itu bukanlah hal yang mudah. Kau harus mempunyai stok kesabaran dan ketabahan yang super banyaknya.

Aku tak bohong. Kim Taehyung si alien itu memang susah sekali ditebaknya. Kalaupun mudah, aku jamin kau akan tetap kesal padanya jika dia menunjukkan sifat aslinya.

Oh, mann.. Dia itu kekanakan. Tak mau kalah dengan orang lain, padahal posisinya sudah tinggi dimata publik. Dasar menyebalkan. Tapi tenang saja, aku sudah kebal pada tingkahnya. Lama berkawan dengannya membuatku sedikit demi sedikit memahami kelakuannya. Ternyata dia tidak sesulit itu, kawan. Sudah kubilang, kau hanya perlu kesabaran menghadapinya.

Menurutku, Kim Taehyung itu seperti saudara, ah, adik bagiku. Sebisa mungkin, aku tidak mau melihatnya sedih lagi sejak kepergian keluarganya. Tapi aku belum bisa memastikan hal itu. Karena dengan bodohnya aku malah bilang padanya untuk cepat mencari pasangan.

Great, Park Jimin. Kau malah membuatnya semakin terbebani. Arghh.. Dasar bodoh!

***

Jimin baru saja memasuki kamar apartemennya dan duduk di sofa yang tersedia saat ingatan tentang isi kulkasnya yang kosong menghantui pikirannya. Jimin mengerang sebal. Namun karena terpaksa, akhirnya ia meraih kembali mantel yang tadi dipakainya jalan bersama Yoongi, lalu kembali menjelajahi trotoar menuju minimarket terdekat.

Kalau bukan karena isi lemari pendinginnya hanya dihuni beberapa kotak susu dan 3 buah apel juga sebutir telur, Jimin tak akan mau berjalan ke minimarket itu. Asal kalian tau, jarak minimarket terdekat itu jauh dari kediamannya. Butuh waktu 15 menit berjalan kaki untuk sampai disana.

Sampai disana, Jimin mengambil barang yang ia butuhkan untuk sebulan kedepan dan menyimpannya dalam troli ditemani gerutuan manis dari bibirnya. Setelah merasa cukup, dia pun berjalan menuju kasir untuk membayar semuanya.

***

Suatu kesialan bagi Jimin karena dia tidak memperhitungkan jumlah kantung belanja yang akan ia bawa menuju apartemennya.

Dua kantung ukuran besar berhasil mempersulit langkahnya. Belum lagi, trotoar hari ini cukup padat oleh pejalan kaki. Seringkali kantongnya tersenggol pejalan kaki yang lain. Jika saja Jimin tidak memegangnya dengan kuat, maka barang-barang itu akan---

Srakk

---jatuh berserakan.

Oh, sial.

Salah satu kantung yang dipegangnya terjatuh. Saat Jimin menoleh kebelakang, dia bisa melihat si pelaku berkali-kali menggumamkan kata maaf padanya lalu kembali berjalan dengan tergesa.

"Arghh, dasar orang sibuk," rutuknya.

Kesal, Jimin kembali memasukkan barang belanjaannya dengan asal. Hey, siapa yang tidak marah jika mendapat kesialan terus menerus seperti Jimin?

Jimin baru berdiri dan akan mulai berjalan lagi saat matanya menangkap sosok pemuda manis dihadapannya. Dia ingin bertanya, tapi si manis yang memasang senyum itu mulai membuka mulut untuk bicara.

"Annyeonghaseyo, berniat memungutku?"

A-apa? Lelucon apa lagi ini? Sungguh, jika yang bicara didepannya itu Kim Taehyung, dia akan tertawa sekeras-kerasnya. Tapi ini?

"Maaf, apa maksudmu?" tanyanya kemudian.

Pemuda didepannya tampak bingung mencari jawaban.

"Umm.. Aku tidak punya tempat tinggal?" jawab si manis tadi. Maksudku, tanya si pemuda manis.

Jimin ternganga mendengar balasan itu. Maksudku, hei? Lihat pakaian yang dipakainya. Tampak jauh dari kata tak layak pakai. Juga ransel besar yang dibawa di pundaknya itu. Mana mungkin dia gembel?

"Apa? Tapi kau tampak begitu terurus. Mana mungkin kau tak punya rumah?" balas Jimin dengan nada tak percaya pada kalimatnya.

"Aku pergi dari sana,"

Kalimat singkat itu membuat Jimin tambah bingung.

"Maksudmu, kau kabur, begitu?" Jimin ragu menanyakannya, tapi dilihat dari apa yang ia bawa dan juga pertanyaannya yang sangat ingin dipungut itu sangat mendukung.

"Ne!"

Dan balasan mantap juga anggukan semangat itu membuat Jimin ingin segera tidur. Hari ini begitu melelahkan.

"Hey, sebaiknya kau pulang saja," usul Jimin hati-hati.

Si manis memasang ekspresi -asdfghjkl- andalannya. Oh, selamatkan nyawamu sekarang juga, Jim.

"Ayolahh~ pungut aku.." ucapnya dengan wajah memelas dan jangan lupakan sebelah kakinya yang sengaja dihentakkan itu.

Jimin merasa sekelilingnya berputar seketika. Dia memang paling lemah pada apapun yang memiliki unsur manis didalamnya. Tapi 'kan, mana bisa dia memungut orang sembarangan?

Otaknya mencari alasan yang tepat untuk menolak keinginan si manis dengan halus.

"Kenapa aku? Kenapa tidak orang lain saja? Kan banyak orang disini," akhirnya.. Jimin dapat juga alasannya.

Namun tanda tanya besar menggantung dikepalanya saat si manis melihat sekelilingnya. Otomatis, matanya ikut memandang sekitar.

Seketika itu juga, Jimin merasa rahangnya jatuh.

"Maksudmu.. Kakek yang ada disana? Yang benar saja!" Bantahnya ngambek.

Jimin bingung. Dia sih mau mau saja memungut anak itu, apartemennya kosong. Tapi kalau nanti Yoongi tahu ada orang tak dikenal di apartemennya, dia mau bilang apa? Yang ada nyawanya melayang.

Tapi yang lebih ia bingungkan sekarang ialah, kemana semua orang yang melintas tadi??

"Eumm.. Aku sebenarnya mau saja memungutmu, tapi aku tak bisa begitu, nanti Yoongi hyung marah, dan kepalaku bisa hilang kalau dia ngamuk," jelasnya asal.

Si manis tampak sedih, bibirnya ia tarik kebawah dan tatapannya menunduk. Eomma.. Chim jadi gak tega..

"A-ahh.. Begitu, ya.. Baiklah, maaf sudah mengganggumu," ucapnya kecil.

'Eomma.. Gimana ini? Kasian juga dia, lihat mukanya minta diculik banget. Tapi kalo Yoongi hyung tau bisa bahaya. Uhhh.. Ayo berfikir, Jim,'

Kaki pemuda manis tadi sudah mulai melangkah menjauhi Jimin setelah tadi membungkukkan sejenak tubuhnya.

Namun tiba-tiba, seberkas ide cemerlang mampir sembarangan di otak Jimin.

"Hei, tunggu!" panggil Jimin sebelum si manis melangkah lebih jauh.

"Ne? Kenapa?" si manis menoleh, dan bertanya bingung.

Jimin tersenyum lebar, matanya sampai hilang.

"Mungkin kau tak bisa tinggal denganku, tapi bagaimana jika dengan temanku? Kau mau?" tawar Jimin.

TBC

A/n : Hai, aku tambah chapter hari ini. Adakah yang tertarik? /ngga/

Thanks buat yang udah sempetin baca..

Maaf kalo masih membosankan.. Masih perkenalan, soalnya..

Jangan lupa dengan vomment kalian, ya 😂😂
Aku pasti sangat terbantu dengan itu.

Love, Vio.

Jum'at,
15 April 2016

What?!!  (VKook Story)Where stories live. Discover now