1

1.6K 247 126
                                    

     Semua itu berawal dari pagi yang cerah. Matahari mulai menampakan sinarnya. Suara  kicauan burung-burung mulai terdengar gemuruh di telinga. Tanaman yang mulai berfotosintesis. Jalan-jalan yang ramai akan kendaraan yang berlalu-lalang. Udara yang segar dan kaya akan oksigen.

     Tok...tok...tok! Terdengar suara ketukan pintu.

     Aku membuka mata yang sedari tadi menutup. "Iya! Tunggu sebentar!" pekikku. Aku mulai berjalan melangkahkan kakiku menuju pintu. Aku mulai memegang gagang pintu yang sangat dingin dan kuat, dan aku membukanya.

     "Iya ada apa?" ucapku dengan mata masih tertutup.

     "Hey! Kamu enggak tidur lagi kan Andini?" ucap mamaku.

     "Mmm... iya ma," ucapku dengan mengusap mata yang sedari tadi tertutup.

     "Yaudah! Cepat mandi, bersihin kamarmu, dan turun ke bawah, mama udah buatin sarapan buat kamu." ucapnya panjang lebar sambil memberiku handuk putih polos yang sangat bersih dan lembut.

     "Iyaiya!" ucapku dengan meletakan handuk itu di pundak.

     Aku membuka pintu kamar mandi yang terbuat dari kaca yang sangat tebal, dan meletakan handuk di meja yang tersedia di kamarku. Kuputar kran shower dengan perlahan. Dan keluarlah air yang sangat segar dan bersih dari shower yang sekiranya  20 cm dari kepalaku.

                              ✯✯✯

     Aku mulai turun ke bawah dengan melewati tangga yang sangat tinggi. Aku melihat orang tuaku sedang melahap makanannya masing-masing dengan sendok dan garpu.

     "Eh Andin! sini makan bareng, itu roti sandwichnya, dan ini susunya," pekik mamaku sambil menuangkan susu kedalam gelas.

     Aku duduk tepat di depan mama, walaupun masih ada kursi kosong di sebelahku, aku membayangkan anak kecil yang ceria duduk di sebelahku. Yap! Aku adalah anak satu-satunya di keluargaku ini, dan aku ingin sekali mempunyai adik kecil yang sangat lucu dan menggemaskan.

     "Oiya! Nanti aku pulangnya agak telat, soalnya ada tugas kerja kelompok di sekolah," ucapku sambil mengunyah roti sandwich yang ada di mulut.

     "Kira-kira jam berapa pulangnya?" tanya papaku.

     "Hmm... 3 sampai 4 gitu deh pa," ucapku dengan menelan roti yang sedari tadi aku kunyah.

     "Oh.. yaudah! Ntar sekalian papa pulang dari kantor aja ya." ucap papaku dengan suara yang tegas.

     Aku hanya mengangguk-anggukan kepalaku. Dan tidak lamapun kami masuk kedalam mobil berwarna putih bersih tanpa ada lecet sekecil apapun. Papa mulai menghidupkan mesin mobil dan berangkat menuju sekolahku yang jaraknya 1 km dari rumahku.

     Di perjalanan, aku melihat jalanan yang sesak akan kendaraan, anak-anak jalanan yang mengemis bantuan orang lain, dan pedagang-pedagang yang mencari nafkah demi anak dan keluarganya.

     'Jangan pernah berpikir bahwa orang yang ada di bawahmu itu adalah orang rendah. Kita tidak akan tau, seperti apa mereka 10 tahun kemudian. Siapa tau orang yang mengemis akan bantuan orang lain 10 tahun kemudian akan menjadi pengusaha besar di Indonesia dan mungkin juga di dunia, dan siapa tau juga 10 tahun kemudian kau akan menjadi orang termiskin di dunia' -Andini

                                   ✯✯✯

     Aku sampai di sekolah yang sangat besar dan luas. Aku melihat murid-murid sekolah yang berbondong-bondong masuk ke sekolah.

Hope [STOP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang