Tiga

2.3K 117 0
                                    

Ali berjalan menuruni tangga rumahnya sembari memakai baju sekolahnya. Dia berlari lalu duduk dimeja makan.

"Dimakan den, ntar keburu dingin lho jadi gak enak" Tiba-tiba bibi inah datang lalu menuangkan sebuah susu di gelas

"Ali telat nih bi, gak usah sarapan deh ya" Sahut ali sambil memakai sepatunya

"Lha kok gitu den, ntar aden lemes gimana?" Jawab bibi inah sambil memandangi wajah ali

"Udah bibi tenang aja, ntar ali sarapan dikantin aja" Jawab ali

"Masih lama den jamnya tumben banget berangkatnya pagi-pagi gini" Sahut bibi inah lalu menyodorkan ali sepiring nasi goreng

Ali melirik jam "ok deh ali makan. Oh iya papah sama mamah mana bi?" Tanya ali namun bibi inah tidak menjawabnya,ia hanya menundukkan kepalanya

Terdengar suara sebuah sepatu sedang melangkah. Seorang wanita paruh baya keluar dari kamar sambil menata rambutnya yang masih basah. Ia adalah nyonya renata, wanita yang melahirkan ali. Ia berjalan menghampiri ali.

"Pagi sayang" Ucapnya sambil mengecup lembut kening putranya

"Papa berangkat dulu" Tiba-tiba seorang pria berpostur tegak datang, ia adalah tuan Syarief Alfareza, papa ali

"Mah,pah kita sarapan bareng yah" Pinta ali dengan sorot mata yang sayu

"Duh, mama sibuk sayang. Banyak kerjaan dikantor. Kamu ditemenin bibi aja ya sarapannya. Bentar" Jawab renata sambil menelpon seseorang

"Digo kamu kan udah gede bisa kan makan sendiri, jangan kaya kecil lagi. Papa ada meeting dengan client pagi ini. Anak cowok jangan manja" Jawab syarief sambil sesekali menengok jam di pergelangan tangannya

"Pah mah kapan sih kalian ada waktu buat digo? Digo cuma pengen sarapan bareng mamah sama papah. Apa salahnya sih nemenin digo sarapan walaupun cuma lima menit?" Ucap digo sambil menahan air matanya yang hampir jatuh

"Lain kali saja ya sayang. Mama sibuk" Jawab renata sambil mondar mandir

"Udahlah papah bisa telat ini" Ucap syarief lalu berlalu pergi

Digo menggebrak meja "kapan sih digo berharga dimata kalian? Kenapa kalian lebih sayang sama pekerjaan kalian ketimbang digo yang anak kalian sendiri" Teriak digo kencang

Syarief menghentikan langkahnya lalu berjalan kembali menuju meja makan

"Digo, kami ini orang tua kamu, kita bekerja buat kamu. Yang sopan dong sama orang tua. Mah,ini gimana sih digo bisa kaya gini? Kamu kalau didik anak yang bener dong. Gak becus banget ngurus anak" Omel syarief dengan amarahnya yang meronta-ronta

"Lho kok mamah yang disalahin? Salah mamah apa? Papah tuh yang salah. Papah kan yang setiap hari bentak digo, makanya digo jadi kaya gini. Jangan salahin mamah dong" Bela renata

"Kamu yang salah" Teriak syarief sambil menunjuk renata

"Kamu yang salah" Jawab renata membela diri

"Udah..udahhh.. STOP.. Digo capek tau gak sih ngelihat papah sama mamah berantem terus kaya gini tiap hari. Kalian itu gak pernah bisa ngertiin digo, digo cuma butuh dikasih sayang. Harusnya kalian paham itu. Udahlah digo pergi" Ucap digo dengan berderai air mata lalu menyamber tas ransel dan jaket kulitnya lalu berlalu pergi

What Is Love (Revisi)Where stories live. Discover now