1. Jungkook itu takut gelap

21K 1.5K 49
                                    

"Handphoneku... Handphone... Dimana?"

Jungkook dengan sangat gusar mulai meraba-raba nakas di samping tempat tidurnya, meraba-raba di bawah bantalnya, menyibak selimut dan kemudian dengan asal meraba tempat tidur di sisi-sisi tubuhnya.

"hah... hah... hah..."

Nafas Jungkook terengah, terasa semakin berat dan menekan dadanya. Tangannya meraba kesegala arah yang mampu dicapainya dan kakinya bergerak gusar.

Dengan nafas yang tersenggal dan hendak menangis karena nafasnya semakin sesak, Jungkook mulai meraba di bawah bantal Taehyung juga meraba sekitar tubuh lelaki itu, sangat berharap ada handphonenya di sana.

Taehyung segera terbangun merasakan pergerakan Jungkook yang begitu gusar meraba-raba tempat tidur mereka dan juga karena mendengar nafas Jungkook yang tersenggal-sengal.

"Jungkook ada apa?!"

Dengan gusar Jungkook menjawab, "Hyung, mana handphoneku? Gelap. Aku tak bisa melihat apapun. Di mana handphoneku...?"

Taehyung ingat tak hanya sekali dua kali Ia menemukan Jungkook seperti ini.

Awalnya Taehyung berpikir Jungkook hanya terkejut biasa, seperti kebanyakan orang, saat bangun dalam keadaan gelap karena terjadi pemadaman listrik. Namun dia salah, nyatanya bahkan sampai saat ini pun Jungkook masih tetap sama.

Jungkook selalu ketakutan saat lampu padam, tangan dan kakinya bergerak gusar, badanya berpeluh, nafasnya tersenggal-senggal satu dua dan suaranya bergetar menahan tangis.

Taehyung juga tidak tahu dimana handphone Jungkook berada dan Ia juga tak ingat handphone miliknya ada di mana. Ia pun baru bangun jadi butuh proses untuk mengerti apa yang terjadi disekitarnya.

Merasa Taehyung telalu lama, Jungkook kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling, berharap ada benda apapun itu yang mengeluarkan cahaya. Dan Ia melihat ada sedikit cahaya berada di antara gorden kamar mereka. Jungkook langsung beranjak dari tempat tidur untuk membuka gorden tersebut secepat mungkin.

"Gorden... Gorden... Di jendela... Aku harus membukanya."

Mendengar Jungkook yang berjalan dengan berantakan sembari bergumam dan menabrak sana-sini, Taehyung langsung berdiri untuk membuka gordennya lebih dulu, "Biar aku saja."

Setidaknya Taehyung yang lebih tenang tidak perlu menabrak sana-sini.

Setelah Taehyung membuka gordennya bertepatan dengan Jungkook yang baru sampai berpegangan pada sisi jendela, barulah Taehyung mendengar kelegaan luar biasa dari deru nafas anak itu.

"Tenanglah Jungkook, atur nafasmu..."

Jungkook langsung beralih ke tubuh Taehyung dan memeluknya. Mengalungkan tangannya di leher yang lebih tua, melepaskan tubuhnya di sana. Ia lelah karena dadanya yang sesak tadi.

"Hyung... Aku takut sekali... Aku tak bisa melihat dan aku juga sulit bernafas..." Jungkook melengguh di pelukan Taehyung. Ia sangat cemas hingga rasanya mau mati.

"Baiklah sekarang kau tak perlu takut lagi, bukankah sekarang kau sudah bisa melihat cahaya bulan?"

Jungkook mengangguk.

"Haruskah kita tidur dibawah jendela agar kau tetap bisa melihat cahaya bulan?"

"I-iya."

Dan dengan segera Taehyung kembali ke tempat tidur mereka, mengambil selimut juga bantal untuk mereka berdua. Memeluk Jungkook beralaskan lengan untuk kepalanya dan mengusap perlahan dadanya yang masih sedikit tidak teratur agar Ia kembali tenang.

Cahaya bulan dan usapan tangan Taehyung didadanya membuat Jungkook kembali tenang dengan cepat. Ia begitu merasa nyaman dan aman.

Taehyung memperhatikan Jungkook yang berada dibawah pelukannya. Detakan dada Jungkook yang perlahan mulai teratur terasa di elusan tangannya, poni lelaki manis itu basah akibat peluh, dan tubuhnya meringkuk. "Mengapa kau setakut itu?" pikir Taehyung.

Kemudian Taehyung berucap, "Kau tidak perlu langsung merasa panik saat lampu padam, tarik nafasmu dan pikirkan dengan tenang dimana kau bisa menemukan cahaya. Jangan takut untuk bangunkan aku."

Jungkook hanya mengangguk, Ia sudah terlalu nyaman berada dipelukan Taehyung jadi Ia mengantuk.

Taehyung mengeratkan pelukannya, "Sekarang waktunya kau tidur lagi."

***

Keesokan malamnya saat mereka hendak tidur, Taehyung memadamkan lampu kamar mereka. Jungkook langsung bertanya panik.

"Hyung kenapa kau mematikan lampunya?"

Di kegelapan itu Taehyung tersenyum sambil mengeluarkan sesuatu dari kantung bajunya.

Kalung dan bandulnya yang bercahaya biru tosca.

Taehyung berjalan menghampiri Jungkook dan memakaikan kalung itu di leher kekasihnya yang takut akan kegelapan.

"Sekarang kau tak perlu takut lagi karena ada bandul bercahaya ini bersamamu. Bandul ini dapat menyala di kegelapan. Jadi jangan langsung panik lagi ya." Taehyung memeluk Jungkook yang masih terduduk di tempat tidur. Ia merasa sangat khawatir karena Jungkook selalu seperti itu saat lampu padam. Jadilah Ia berkeliling kota hanya untuk menemukan kalung yang seperti itu sehingga kekasihnya tak perlu gusar kesana-kemari lagi untuk mencari cahaya karena kini Ia hanya perlu menarik kalungnya. Yang terdekat dengan dirinya.

"Jaga kalung itu baik-baik ya Jungkook..."

Dengan dibalas oleh yang lebih muda "Terimakasih hyung, kalung ini terlihat sama bersinarnya seperti senyummu."

Jungkook sangat bahagia karena mendapat kalung yang seperti itu, dari Tae hyung tercintanya pula. Ia senang sekali sampai-sampai Ia tidur memeluk Taehyung begitu dekat dan begitu erat dipinggulnya. Ia juga senang sekali mendengar degup jantung Taehyung jadi Ia menempelkan telinganya di sana toh dadanya juga bidang, enak untuk bersandar.

Taehyung sama bahagianya karena Ia tak perlu merasa khawatir lagi dan bahagia bagaimana Jungkook memeluknya begitu erat saat ini.














———
Selesai

TaeKookCornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang