Chapter 13 - [Jalan-jalan]

1K 61 4
                                    

Happy Reading :D


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Meli menatap pantulan dirinya pada cermin. Matanya menilai penampilannya dari pantulan cermin itu. Hm not bad lah. Lebih baik pakai training dan kaos khusus olahraga daripada cewek yang memamerkan tubuhnya dengan memakai tanktop.

Kegiatannya setiap Minggu pagi yang biasa dia lalui bersama keluarga, lebih tepatnya Reza. Kali ini dia ditemani Dimas.

Sepertinya seharian ini dia akan selalu bertemu dengan Dimas. Mungkin bisa bersamanya juga. Mengingatnya saja membuat pipi Meli merona dan jantungnya selalu berdetak kencang.

"Meli! Dimas udah ada di depan nih" pekik Reza dari bawah. Suaranya benar-benar lucu.

Meli melirik jam di pergelangan kirinya, "Jam setengah 6" Meli tersenyum, "Gue siap!" serunya sambil mengikat rambutnya menjadi ikatan. Setelah itu, dia berlari keluar dari kamarnya dan siap bertemu dengan Dimas menjalani kegiatan rutinnya setiap hari Minggu.

"Semangat banget kamu" celetuk Dion. Meli menanggapinya dengan cengiran gaje miliknya.

Meli menghampiri Dimas yang menunggunya di depan pintu.

"Kok gak masuk?"

"Ntar gue diseret untuk nyicipin semua masakan nyokap lo. Dan membutuhkan durasi lama, lebih tepatnya karena lo tau sendiri kalau gue sama nyokap lo—"

Meli menutup mulut Dimas dengan tangan kanannya seperti menyapit, "Gue udah tau, gak perlu dijelasin. So..." Meli melepaskan tangannya yang menutupi mulut Dimas tadi. Dan kini dia mengedarkan pandangannya seperti mencari sesuatu. Dimana itunya?

"Sepedanya udah gue siapin di taman" kata Dimas seolah mengerti apa yang sedang Meli cari

"Okey. Kita mulai ya"

"Oke!" jawab Dimas semangat

Meli tersenyum. Lalu mereka berdua memulai aba-aba, "Satu... dua... tiga!" dan keduanya berlari dengan kecepatan konstan. Tidak cepat karena bukan lari sprint .

Setelah sampai di taman, Dimas menyeret Meli untuk mengambil sepeda mereka.

"Ini sepedanya, tada!!"

Meli tersenyum senang. Meski sepedanya satu, tapi ada dua tempat duduk (jok). Dimas naik di jok depan, sedangkan Meli dengan semangat naik di jok belakang.

"Kita mau kemana nih?" tanya Dimas sebelum mengayuh sepedanya

"Keliling aja!" sahut Meli dengan ceria

"Okey!"

***

Dimas menyodorkan botol minuman yang baru dia beli kepada Meli. Meli menerimanya dengan senang hati karena tidak bisa dipungkiri kalau mereka berdua lelah. Keringat mereka bercucuran.

HTS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang