BAB 7 - The Contract

Mulai dari awal
                                    

Bola mata Sofie memutar dengan sempurna melihat kelakuan Alvaro.

"Okay, I'll give you an advice, then." Ucap Sofie kemudian.

Alvaro melirik tanda mulai tertarik.

"Go to the market and buy some lotion. Ups, sorry. A lot of lotion, I mean." Lanjutnya sambil pura-pura membenarkan kalimatnya.

Kernyitan di dahi Alvaro mulai muncul. Ia bingung maksud perkataan Sofie yang tak singkron dengan permasalahn ini.

Kemudian dengan senyum mengejeknya Sofie kembali berkata, "And... use it properly with your hands." ucapnya menekankan kata 'properly'.

Sekarang Alvaro mulai paham.

"Dan aku yakin seratus persen kamu bisa bertahan selama setahun." Jelasnya diakhiri dengan bersidekap angkuh.

MENGANGA. Hanya itu reaksi balasan dari Alvaro saat mendengar perjelasan Sofie.

"Kamu sama aja ngebunuh aku pelan-pelan, Sofie..." Ucap Alvaro frustasi sambil menatap ke bawah.

Satu tahun hanya dengan lotion?
Poor my junior!

Sofie menatap Alvaro dengan jijik. "Jangan berlebihan deh. Banyak laki-laki lain yang bisa bertahan lebih dari setahun."

"But I'm not!" Alvaro mulai emosi.

Sofie malah mengedikan bahu tanda tak peduli.

"Kamu nggak punya rasa kasihan sama sekali!" Makinya sambil menghempaskan diri dengan pasrah ke sofa.

Merasa bahwa tak ada tanda-tanda Sofie akan merubah perjanjiannya, akhirnya Alvaro mengambil kertas sialan itu dan mulai membacanya kembali.

Terus terang, untuk peraturan nomor 1 sampai 3 lelaki itu tak mempermasalahkannya sama sekali. Bukan karena ia mampu untuk melakukannya, melainkan hal itu akan menjadi ajang balas dendamnya kepada Sofie atas peraturan nomor 4 yang tak masuk akal. Alvaro bertekad untuk membuat Sofie lah yang melanggar peraturan nomor 1 sampai 3 terlebih dahulu dengan suka rela atau bahkan meminta kepadanya.

Kalian ingat kan perkataan Alvaro? Menikahi seorang Sofie Callistin Syanania adalah tantangan baginya.

Peraturan nomor 5 sampai 7 pun tak begitu berpengaruh baginya. Malahan, dengan Sofie tinggal dirumahnya membuat Alvaro memiliki begitu banyak ide untuk melakukan jebakan-jebakan kotor terhadap Sofie. Selain itu Alvaro memang sudah terbiasa hidup mandiri dan mempersiapkan segala sesuatunya seorang diri. Apalagi hanya sekedar tugas dan keperluan rumah. Itu masalah kecil!

Tapi ketika matanya sampai pada peraturan nomor 8 dan 9, ada sesuatu yang menggelitik dirinya.

"Ngedate dan beliin kamu bunga setiap seminggu sekali? Harus diupload ke semua sosial media dan harus memprioritaskan pernikahan ini? Hhmm, kayaknya kamu banyak mengambil keuntungan ya disini." Kata Alvaro menyeringai.

Sofie yang sedari tadi bersikap like a boss sontak terkaget-kaget karena tak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu. Dan ia bingung sekarang.

"Per... pertama, ki...kita hanya pergi bersama dan bu...bukan ngedate." Ucap Sofie berusaha setegas mungkin diantara kegagapan yang tiba-tiba melanda.

"To...tolong di... garis bawahi, bah...wa pergi bersama dan ngedate a...adalah du...dua hal yang berbeda. Sangat." Lanjutnya lagi masih dengan gagapnya yang tiba-tiba itu.

Melihat Alvaro yang menertawakan gaya bicaranya, akhirnya Sofie memilih untuk diam agar kewibawaannya terlihat kembali.

"Yang kedua, masalah bunga dan sosial media. Itu hanya sebagai pencitraan kita sama masyarakat dan wartawan aja, Varo." Ucap Sofie saat kegagapannya sudah hilang dan kembali pada nada bossy yang sedari tadi ia pakai.

Marriage In WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang