Part 15 : Tawaran dari Iblis Bermata Biru

Start from the beginning
                                    

Gagasan Ryu dijatuhi hukuman menarik untuk Freya. Alih-alih senang karena hal itu Freya berpura-pura simpati. "Mengapa harus seperti itu? Hanya karena seorang gadis kalian mendapatkan hukuman yang mengerikan."

"Karena sebenarnya kemampuan cassanova itu adalah sebuah kutukan untuk kami. Kau tahu kan di Inggris dulu santer dengan isu penyihir? Nah, leluhurku dulu memerangi mereka dengan gencar. Kemudian seorang penyihir yang diburu leluhurku mengutuk siapapun yang menangkapnya dengan kutukan acak. Untungnya kutukan yang diterima hanya berlaku pada garis keturunan utama. Tapi walaupun begitu dampaknya tidak main-main, karena kutukan ini, keluargaku diambang kehancuran kala itu. Para bangsawan yang menjadi korban di kala itu menuntut untuk mengeksekusi kami. Lucu kan? Penyihir itu hampir membuat kami merasakan hal yang sama," Ryu berhenti sejenak untuk mengatur napasnya, "Akhirnya dengan bantuan keluarga lain kami menemukan solusi untuk menahannya agar kejadian di masa lalu tidak terulang kembali. Sekarang kau mengerti bukan?"

Freya hampir tidak mengerti dengan ucapan Ryu, ini seperti tidak nyata. Apakah Ryu sedang bercanda dengan dirinya?

"Lalu apa hubungannya denganku?" tanya Freya dengan nada mengejek.

Ryu menyeringai. "Kau menganggapku hanya bercanda bukan? Akan kubuat kau mengerti."

Ryu mendekat ke arah Freya. Dan tanpa Freya sadari kini Ryu berada di dalam kamarnya dengan pintu ditutup. Dengan posisi Freya menempel di pintu dan Ryu berhadapan dengannya. Tangan kiri Ryu menarik kedua tangan Freya dan menyatukannya di atas kepala, kemudian menahannya. Wajahnya mendekat ke wajah Freya. Ia melumat bibir Freya dengan lembut dan secara perlahan menuntut Freya memberikan respon lebih. Tangan kanannya menggerayangi tubuh Freya. Dari pinggulnya kemudian naik ke dadanya. Ia menangkup payudara Freya yang entah sejak kapan terpampang tanpa lapisan.

Freya mendesah, ia gemetar dan mengerang karena sentuhan Ryu. Ia tidak mampu melawan ataupun menghentikan apa yang dilakukan Ryu.

Ciuman Ryu turun, ke pipinya kemudian ke lehernya dan lalu mulutnya bergerilya di payudara Freya. Freya tersentak. Ia tidak mampu berpikir, mengapa ia membiarkan iblis biru ini berlaku sesuai hatinya. Benarkah yang dikatakan Ryu? Kalau begitu mengapa Freya bisa dikatakan masih sadar?

Ini tidak boleh terjadi. Persetan dengan kutukan Isaiah. Tidak ada seorangpun yang bisa melakukan ini pada dirinya. Freya mengumpulkan tenaga untuk melawan di kakinya. Kemudian ia menendang celah kedua kaki Ryu.

Pergerakan Freya berhasil menghentikan apapun yang dilakukan Ryu. Tatapan Ryu mulai terlihat normal lagi, sedangkan Freya menatapnya dengan marah.

"Itulah yang akan terjadi. Aku akan selalu melakukan itu. Tidak peduli kapan dan dimana, Freya. Kau sungguh membuatku gila. Dan aku tidak ingin mempertaruhkan posisiku sebagai pewaris Isaiah. Singkirkan pikiranmu untuk mengadukanku, karena aku tidak segan-segan melenyapkanmu jika itu diperlukan. Jadi, dua cara untuk mengatasi ini, jadi tunanganku atau mati." Ryu mengancam dengan nada suara yang aneh.

Freya mendelik tajam. "Aku tidak akan memilih satu pun dari pilihan itu."

"Aku mengatakan itu bukan dengan maksud supaya kau memilih, Freya." Ryu merogoh sesuatu di saku celananya. Kemudian meraih tangan kiri Freya. Ia memasangkan cincin dengan berlian berwarna biru di bagian tengahnya. Ryu mencium leher jenjang Freya dan meninggalkan jejak api. "Mulai sekarang kau adalah salah satu tunanganku, Freya. Suka atau tidak."

Freya melongo kemudian tertawa keras. Ini sungguh gila, mengapa ia tidak mengusir iblis biru gila ini sejak tadi. Lihatlah semua ini. Tidak masuk akal. Apa tadi ia bilang? Menjadi salah satu tunangannya? Sekarang Freya ingin sekali mencekik iblis biru yang ada di hadapannya. Ia kembali menatap si iblis biru dengan sangar.

"Tidakkah telingamu itu tuli? Aku sudah mengatakan padamu bahwa aku TIDAK akan menjadi tunanganmu, dan kau TIDAK akan bisa membungkamku." Freya menggertakkan gigi. "Apa-apaan cincin ini. Jangan seenaknya memasangkannya padaku." Freya berusaha melepaskan cincin yang tengah melingkari jari manisnya. Tapi ada yang aneh, cincin itu tidak dapat dilepas. Ia sudah mencoba mengerahkan segala tenaga yang ia punya, namun cincin itu tidak bergerak sedikitpun. Freya menatap Ryu lagi, laki-laki itu tersenyum dengan senyum kemenangan.

"Aku lupa bilang, cincin itu bukan cincin biasa. Itu adalah cincin perjanjian. Mana mungkin leluhurku membiarkan tragedi terulang yang nantinya akan sangat merugikan kami. Kami mempunyai senjata rahasia. Cincin itu digunakan untuk mengatasi jika terjadi kesalahan. Wanita yang menyebabkan kami kehilangan kendali cukup dipakaikan cincin itu dan menjadi salah satu tunangan kami. Selesailah perkara! Ah, sekadar info, biasanya wanita itu akan menjadi istri sah atau selir kami. Berusahalah Freya, semoga kau tidak menjadi selir." Ryu membuka pintu kemudian keluar meninggalkan Freya yang masih kebingungan.

Tapi cincin itu hanya dapat digunakan sekali bagi setiap penerus yang mewarisinya. Dan dapat bekerja kembali jika sudah diwariskan. Bagaimana jika aku kehilangan kendali lagi? Ya Tuhan. Aku tidak bisa kembali ke Inggris sekarang, batin Ryu.

---**---

To be Continued

Thanks for reading and your voment 😊

Eye of Heart [COMPLETED]Where stories live. Discover now