22. imbalan pahala dariNya

19.3K 1.1K 20
                                    

Aufa membaca detail tiga lembaran pada tiga map coklat ditangannya. mengamati selembar foto yang disisipkan pada lembaran tersebut. membaca biodata dari atas hingga ke bawah. alisnya terkadang berkerut tatkala menemukan fakta yang ia temukan dari biodata tersebut.

"proposal yang kamu pegang itu dari Ramzi Assofyan. anak kyai Lutfi, teman Ayah sewaktu dipesantren. anaknya baik. tidak sombong. dan berwibawa" Cokro melirik kegiatan Aufa. gadis itu masih menimang nimang proposal yang baru saja di deskripsikan ayahnya. ia melihat lagi foto sosok yang bernama Ramzi tersebut.

"nah kalau yang kamu pegang di tangan satunya itu dari Zidan Ahmad. putra bungsu teman ayah sesama sopir. anaknya qana'ah sekali. sederhana. sejujurnya ayah lebih suka yang seperti itu. tapi kembali kepada keputusanmu" ada sorot mata berharap dari mata Cokro. jika dulu ia bersih keras menunda Aufa untuk menikah. sekarang ia begitu bersemangat sekali bila Aufa hendak menikah. bahkan ia sempat mempromosikan Aufa pada rekan rekannya. dari rekan sepengajiannya. rekan kerjanya. bahkan rekan sesama pengurus organisasi di lingkungan rumahnya. walau ia belum tahu apakah Aufa siap untuk berta'aruf.

"kalau yang ini yah? sepertinya fida kenal" Aufa mengetuk ngetuk bibirnya seraya berpikir. ia menoleh meminta jawaban dari Cokro.
"Ayah sebenarnya juga bingung. proposal ini ayah terima dari pakde Ibnu. saking semangatnya, ayah tidak sempat menanyakan siapa pemiliknya. coba kamu baca saja profil lengkapnya" Cokro menunjuk proposal satunya dengan wajah.

"namanya Ridwan Abbasy. dia bekerja di salah satu perusahaan swasta terbesar di jakarta. umurnya 25 tahun. hobbynya olahraga memanah. pernah menjabat sebagai....."

Cokro menoleh heran menatap anak gadisnya.
"kenapa berhenti?"

Aufa memerhatikan lagi foto dan biodata lengkap pria bernama Ridwan Abbasy tersebut. dan benar. ia seperti pernah bertemu dengan pria itu. tapi dimana? otaknya mengingat lebih keras lagi. didukung membaca profilnya lebih detail lagi.

"tuh kan benar! Fida kenal dia yah" Aufa menepuk jidatnya merasa seperti berhasil memecahkan sebuah teka teki rahasia. "dia Abbas. mantan pacar Sina sekaligus..." Cokro menyesal jika aufa menggantung lagi ucapannya. bibir pria itu menipis ragu.

"pria yang sebelumnya akan menikah dengan almarhum Sarah" jawaban itu terdengar melemah. Aufa menunduk. seperti ada beban besar tiba tiba menimpa tubuhnya. seakan sulit untuk bangkit lalu menatap Cokro yang kini justru lebih terheran heran. mengapa Ibnu memberi proposal ta'aruf Abbas kepada putrinya? bukankah menurut sepengetahuan Cokro. Ibnu termasuk orang yang sangat selektif dalam memilih. ia ingat sekali sewaktu Ibnu bersih keras menghasut dirinya agar bercerai dari diana karena ia tahu bagaimana akhlak buruk Diana. lantas bagaimana dengan abbas? laki laki itu saja pernah menjadi mantan kekasih anaknya. apa yang bisa dibanggakan darinya?
Cokro mengambil nafas panjang. ia tahu sekali ada banyak keraguan yang menimpa putrinya. apalagi dengan tiba tiba dirinya memberi tiga proposal ta'aruf sekaligus. tentu akan lebih memberatkan Aufa.

"yasudah. kamu pertimbangkan baik baik. jangan terburu buru. ayah tahu kamu bimbang" Cokro membawa Aufa dalam dekapannya. mengelus puncak kepala putrinya.
"untuk proposal milik Abbas, sebaiknya ayah tanyakan dulu kepada pakdemu. ayah tidak ingin putri sholehah ayah di imami oleh pria tidak baik. ayah yakin kamu gadis yang baik, maka harus mendapatkan yang baik pula"
Aufa melingkarkan tangannya diperut Cokro dari samping.

"fida tidak bilang Abbas itu tidak baik yah, fida yakin pakde ibnu punya alasan kuat mengapa menerima proposal ta'aruf itu. bukankah selama ini Ayah percayakan fida kepada pakde ibnu" Cokro mengangguk. ucapan Aufa ada benarnya juga. tapi tetap ada secuil keraguan yang menggerogoti pikirannya. apalagi ia mengetahui bahwa Abbas adalah pria yang akan menikahi almarhum Sarah. bagaimanapun juga, ia harus tanyakan pada Ibnu.

Cahaya bertasbihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang