4. Kejadian memalukan

23.6K 1.5K 30
                                    

"Bismillahirahmannirahim.."

Sina berdoa seraya melangkah memasuki ruangan besar berAC. Suhu dinginnya menjalar bersama kegugupan yang tercipta sejak kakinya melangkah masuk.
Didapatinya seorang pria berkemeja putih lengan panjang, duduk rileks bersandar pada kursi empuk. kakinya menyilang. Sesuai dengan penggambaran seorang bos bos mafia. ups !

"Selamat siang" Sina menyapa tersenyum kecil.

"Masuk" jawab pria yang akan menginterview Sina. Menurut peraturan di perusahaan, setiap calon calon karyawan, akan diinterview langsung oleh manager perusahaan.

Dana fokus pada lembaran lembaran dipangkuannya. Masih dalam posisi yang sama. Ia menaikan satu alis lalu melihat Sina dengan sudut mata. Rupanya Sina masih berdiri kaku menunggu instruksi duduk, persis didepan meja. Dana nyaris menahan tawa.

"Silakan duduk"

Sina bernafas lega. Namun itu tak berlangsung lama. Sina merasakan atmosfer dingin mulai melumpuhkan sendi sendi tubuhnya. Mungkin ini hanya bagian dari kegugupannya.

"Sabriana  Cahaya, betul?"  Dana memastikan. Dana memberi goresan goresan pada lembaran dipangkuannya. Lembaran itu CV milik Sina.

"Benar, pak"

"Sudah pernah bekerja sebelumnya?"

"Belum,pak"

Hening.

Sampai saat ini Dana belum mau menampakan wajahnya. Pandangannya tertunduk pada berkas dipangkuannya. Dalam hal mewawancarai, Dana memilki kemampuan lebih. Tanpa melihat wajah lawan bicaranya, ia bisa menebak bagaimana karakter lawan bicaranya tersebut. Itu sudah berlangsung lama sejak dirinya di angkat menjadi manager perusahaan atas perintah ayahnya. Walaupun terkadang jika mood nya sedang buruk, kemampuannya itu ia gunakan tidak secara maksimal. Tapi hasilnya juga tidak mengecewakan. Dana mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten.

"Apa kelebihan yang kamu punya untuk perusahaan ini?" Dana memainkan bolpoint nya ke udara.

Sina terdiam sejenak. Ia memutar otaknya, berfikir keras. Kebingungan mulai menyerang daya pikirnya. Harusnya ia mampu menjawab pertanyaan sederhana itu dengan lugas. Entah apa yang mengganggu pikiran tiba tiba.

padahal tadi tenang tenang aja, kenapa jadi down gini ya

"Kamu mendengar saya?" aktifitas dana terhenti beberapa detik untuk memastikan. Merasa tidak ada jawaban dari Sina.

"Dengar pak, " Sina terkesiap.

"Saya... saya.. mampu berinteraksi dengan baik dan  mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja" Sina mulai kikuk menjawab semampunya.

"Cuma itu?" rupanya Dana nenuntut lebih. Otak Sina buntu. Sungguh ini diluar teknis. Ia merasa otaknya sedang berkhianat. Padahal sudah berlatih semalaman dengan Aufa bagaimana berkomunikasi dengan pengInterview. Mengapa tiba tiba lidah nya kelu.

"Saya memiliki kepribadian yang menarik" jawab Sina sekenannya. tamat riwayat gue. gejolak sina dalam hati.

"Contohnya?"

ah! sudah kepalang tanggung, pikirnya. Bukankah tadi Dana menanyakan kelebihan yang ia miliki untuk perusahaan ini? tentu saja.

"Ceria... pandai memasak.. ramah terhadap semua orang.. bertanggung jawab.. tidak sombong.. "

Selagi gadis itu mendeskripsikan dirinya panjang lebar, saat itu pula pertahanan Dana runtuh. Ia penasaran lalu mendongakan wajah menatap Sina dengan aneh. Terlihat kerutan di dahinya.

Ini cewek kenapa sih?

"......patuh pada orangtua... disiplin.. rajin berusaha...pantang menyerah dan,---"

Cahaya bertasbihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang