Life is Like a Drama pt. 5

43 7 0
                                    

*AUTHOR POV
Hari demi hari selalu saja sama, tidak ada perubahan yang menonjol setiap harinya. Aktivitas pun dari hari ke hari sama, berangkat bekerja di pagi hari dan pulang di malam hari. Pagi ini Areum bersiap-siap untuk pergi ke Cafe, ia menyisir rambutnya dengan Rapih, mengoleskan bedak di wajahnya dan memilih baju yang terbaik yang ia punya. Walaupun ia tidak memiliki kekasih namun apa salahnya jika ia berpenampilan rapih dan menarik untuk menjaga figure nya sebagai pemilik salah satu Cafe di kota ini. Tiba-tiba saja Handphone nya berdering dan ada suatu pesan singkat yang masuk ke ponsel miliknya.

From : Sapu Tangan
Selamat pagi Areum,,
semangat untuk Hari ini
dan jangan lupa sarapan!!!

Areum tidak menyangka bahwa ia akan mendapat pesan singkat seperti itu, tetapi yang jelas Areum merasa bahagia sekarang, karena wajar saja belakangan ini Areum jarang sekali mendapat pesan seperti itu. Pesan singkat dari Mino tadi menjadi penyemangat untuk Areum di pagi ini, ia datang ke Cafe dengan muka yang sangat ceria sehingga para pegawaipun heran dengan sikap Areum yang mendadak baik dan ramah.
*AREUM POV
Hari ini entah kenapa aku merasa senang setelah mendapat pesan singkat dari Song Mino, hari ini juga aku akan pergi makan siang dengannya, dia akan menjemputku ke sini nanti siang, ah aku sangat bahagia. Tetapi kenapa aku harus bahagia? Dia kan bukan siapa-siapa bahkan aku baru mengenalnya. Tetapi aku merasa nyaman dengannya, ia bersikap dewasa dan bijaksana.
TOK..TOK..TOK..
“ Masuk !!!” tiba-tiba salah satu karyawan ku masuk.
“ Permisi,, Ada seseorang menunggumu di depan nona”
“Siapa ? “
“ Aku tidak mengenalnya, ia seorang lelaki berbadan tinggi nona”
“ Baiklah aku akan kesana”
“ Baik, permisi nona”
“ hem,,”
Dia pasti Song Mino, hari ini kan kami akan makan bersama, tetapi kenapa aku merasa gerogi sekarang,Bagaimana ini?. Aku datang menemuinya karena ini sudah saatnya jam makan siang. Ia tengah berdiri di depan Cafe dan menyender di sebuah mobil mewah, ia menggunakan kemeja dan celana berbahan kain seperti orang kantoran. Rambutnya terlihat sangat kelimis dan rapi, ia melihatku dan tersenyum padaku,, sungguh ia sangat tampan bahkan aku hampir saja tak sadar karena melihat senyumannya.
“ Siang,,”.
Ia menyapaku dan memandangiku. Tolong jangan memandangiku seperti itu aku sangat malu Song Mino. Aku mencoba menenangkan diri.
“ Siang,, Sapu tangan!”
“ haha,, emm, ayo kita pergi” . Dia membukakan pintu mobilnya untukku.
Kami pun pergi ke restoran dan memilih meja yang ada di outdoor karena aku menyukai suasana makan di outdoor dan Mino pun mempunyai selera yang sama denganku.
“ ngomong-ngomong, kau hebat ya”. Ia mulai mengajakku berbicara.
“ Aku? Hebat apanya?”
“ ya di usiamu yang masih muda kau sudah sukses dengan usahamu sendiri.”
“ kau juga hebat, di usiamu yang masih muda kau sudah jadi manager di salah satu perusahaan.”
“ itu kan perusahaan keluarga jadi wajar saja, tetapi kau hebat. Berbeda dengan adikku yang hanya bisa menghamburkan uang untuk berbelanja.”
“benarkah? Aku dengar ia seusia dengan ku, aku jadi penasaran ingin bertemu dengannya.”
“nanti aku akan mengajaknya jika kita bertemu lagi”
“ baiklah, ayo makan!”
“ hem,,”
Kami pun menyantap makanan yang ada di depan kami, pembicaraan kami pun tak ada hentinya saat kami makan. Kami terus saja mengobrol hingga aku makan tidak berhati-hati dan bibirku mungkin belepotan dengan bumbu makanan.
“ Areumm . .”
“ iya? ”
“haha, makanlah dengan hati-hati dan tenang”
Ia menghapus noda yang ada di bibirku dengan tangannya. Sungguh hati ku tak karuan rasanya sekarang, rasa malu, senang, dan gerogi bercampur aduk menjadi satu.
“ emm, Gomawo”
Aku sungguh sangat malu sekarang, ia hanya tersenyum dan memandangiku yang salah tingkah sekarang. Dan kami pun melanjutkan makan kami.

***
*AUTHOR POV
Sementara di Cafe semua karyawan sibuk dengan masing-masing pekerjaan nya, tak terkecuali Cheonsa. Ia bekerja hari ini tanpa Sarang karena Ia dengar Sarang sedang tidak enak badan dan cuti kerja untuk hari ini.
“ Ah kenapa Sarang eonni tidak masuk hari ini, pasti karena gara-gara semalam ia bertemu     dengan Donghyuk si kunyuk itu”. Cheonsa mengoceh sendiri sambil mencuci piring.
“ heh jangan salahkan temanku, ia sakit bukan karena Donghyuk!”. Tiba-tiba saja Junhoe datang dan menimbrung pembicaraan Cheonsa.
“ Junhoe. Sejak kapan kau disini?”. Cheonsa tidak berani memandang Junhoe karena ia merasa malu setelah kejadian semalam.
“ Kenapa? Tumben kau tidak mengomeli ku sekarang, biasanya kan kau marah jika aku ikut nimbrung dalam pembicaraanmu”
“ Aku sedang tidak mood!”
“ Oh iya aku dengar kau tadi kau bilang Sarang sakit karena bertemu dengan Donghyuk. Apa itu benar?”
“ Iya! Temanmu itu sangatlah menyebalkan, bisa nya hanya menyakiti hati orang lain saja”
“ heh kau jangan menjelek-jelekan dia, bagaimanapun juga dia adalah temanku”
“ Sudahlah pergi sana, kau menambah mood ku jelek”
“ Ih dasar si raja pengomel”
Pertengkaran antara Junhoe dan Cheonsa tidak pernah ada henti di setiap harinya, setiap hari ada saja hal yang mereka permasalahkan meskipun itu hal kecil dan sangat sepele. Hingga pada suatu hari mereka mempermasalahkan suatu  hal kecil seperti sedotan. Hari itu ada pelanggan yang memesan minum dan yang bertugas mengantar adalah Junhoe. Cheonsa merasa bahwa sedotan berwarna merah di gelas minuman itu terlihat lebih norak dan hendak menggantinya dengan sedotan berwarna hitam. Sementara Junhoe tidak ingin menggantinya dengan warna hitam karena menurutnya merah lebih colorful.
“ Sudah ku bilang warna merah itu terlihat norak Junhoe!!!”
“ hitam lebih norak, kau diam saja lagian ini adalah tugasku!”
“ tidak bisa! Penampilan gelas itu sangat penting untuk menarik hati pelanggan”
“ sudahlah ini sudah terlihat bagus!”
“Tidak!!! Itu terlihat norak Junhoe!”
“ Dasar seleramu ini sangat payah!”
“ Seleramu yang payah!”
“Lepaskan!”
“kau yang lepaskan!”
Mereka saling tarik-menarik gelas yang ada di tangan Junhoe sehingga gelas yang berada di tangan Junhoe itu tak terselamatkan dan pada akhirnya.. .
PRRRRAKKKK!!!
Gelas pun terjatuh dan air yang ada dalam gelas tersebut berceceran dimana-mana, sontak hal itu membuat Areum marah dan tak segan-segan memotong gaji mereka bulan ini sebagai konsekuensi nya. Mereka hanya bisa melongo mendengar semua itu dan saling menyalahkan. Mereka tidak ingin kejadian itu terulang untuk kedua kalinya sehingga mereka sekarang lebih berhati-hati.
***
Sementara Areum dan Mino, mereka pergi ke suatu tempat, dimana tempat itu adalah tempat yang nyaman untuk mengobrol, mereka duduk di bangku taman sambil menikamati dinginnya ice cream.
“ Apa kau sering datang ke tempat ini?”. Mino mendahului pembicaraan mereka.
“ Iya, tapi dulu. Sekarang tidak lagi”
“ Oh ya, bersama siapa? Pacarmu?
“ Anniya, tetapi sahabatku.”
“ pasti kisah persahabatan kalian sangat indah ya,,”
“ Iya tapi dulu, sebelum seseorang mengancurkan persahabatan kami”
“ Seseorang? “
“ Ya, dulu dia murid baru di sekolah kami. Entah iri atau apa, ia menghancurkan persahabatan kami dengan cara mengadu dombakan kami bertiga.”
“ benarkah? Lalu bagaimana hubungan mu sekarang dengan sahabatmu itu?”
“ Tidak terlalu baik, meskipun mereka sekarang bekerja di Cafe ku, tetapi kami bicara seperlunya seolah-olah hanya hubungan seorang bos dan karyawannya”
“ Kenapa kalian tidak berbaikan? Padahal kalian tahu kalau persahabatan kalian hancur karena ada yang mengadu dombakan kalian”
“ ya kami tahu itu, tapi aku merasa malu untuk meminta maaf pada mereka. Kata-kataku dulu mungkin menyakitkan bagi mereka. Aku takut mereka tidak akan memaafkanku” Areum mulai meneteskan airmatanya.
“ kenapa kau tidak mencobanya?”
“ Aku terlalu takut dan tidak mempunyai keberanian untuk itu, aku juga tak tahu harus memulainya darimana”
“ Cobalah berbicara baik-baik dengan mereka, dan minta maaflah pada mereka”
“ Tapi...”
“ Areum, umurmu sudah 20 tahun bukan? Sudah seharusnya kau bersikap dewasa dan menghilangkan sikap egois yang ada pada dirimu!”
Areum hanya bisa terisak menangis setelah mendengar semua pendapat dari Mino. Untuk kedua kalinya Mino memberikan sapu tangannya kepada Areum untuk menghapus semua airmata Areum.
“ Maaf Areum jika kata-kata ku tadi malah membuatmu menangis dan menyakiti hatimu.”
“ Tidak Mino. Perkataanmu tadi benar, aku harus menghilangkan sikap egois yang ada pada diriku. Aku akan meminta maaf pada mereka.”
“ Ya, memang itu yang harus kau lakukan Areum!”
Mino seorang lelaki berusia 22 tahun itu rupanya dapat merubah sikap Areum yang keras kepala. Dengan semua kata-katanya ia mampu membuat Areum berubah. Selain itu, lelaki yang bersikap dewasa itu mampu membuat Areum bangkit hanya dengan melihat senyumannya.
“ Aku akan membantumu meminta maaf pada mereka jika kau mau”
“ Terimakasih, tetapi aku harus melakukannya sendiri. Aku akan meminta maaf kepada mereka dengan usaha ku sendiri.”
“ hemm,,” Mino menganggukan kepalanya.
“ Terimakasih atas pendapatnya.” Areum tersenyum manis kepada Mino.
“ memang seharusnya teman itu saling membantu bukan? “
“ hemm,, “ Areum kembali mengembangkan senyumnya.

Life Is Like A DramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang