●Park Jimin~Kesempatan

9.8K 510 16
                                    

Ku teguk coklat panas yang sudah mulai mendingin. Di depanku, seorang pria berambut coklat sedang menatapku dengan tatapan sendu.

"Apa mau mu? Mengapa kau mengajakku untuk bertemu?" Kutatap pria yang telah 2 tahun menemani hari hari ku, yang telah menjadi kekasihku selama 2 tahun. Park Jimin. Seorang pria yang benar benar kucintai, kusayangi tapi ternyata ia mengkhianati cintaku. "Aku hanya ingin menjelaskan apa yang kau lihat 2 hari yang lalu" ia mengusap wajahnya.

"Tidak ada yang perlu kau jelaskan, Jimin" aku sudah lelah mendengar penjelasannya. Ia terdiam. "Maaf" ia menggenggam tanganku. Segera kulepas pegangan tangannya. "Untuk apa? Kau tidak salah. Aku yang salah. Aku mencintai orang yang salah" ku palingkan wajahku menatap jendela. Aku tidak ingin melihat wajahnya. Jimin menghela nafas. Kulirik Jimin. Ia menundukkan kepalanya. Bahunya sedikit bergetar. Aku sungguh tidak tega melihatnya seperti itu. Tapi, mau bagaimana lagi. Aku lelah.

"Tidak. Bukan kau yang salah. Aku yang salah. Aku tidak bisa menjaga hati dan cintaku untuk mu. Aku minta maaf" ia kembali menggenggam tanganku, namun ku biarkan. "Sudah berapa kali kau mendua, jimin? Awalnya, aku masih bisa menerima kenyataan bahwa kau mendua. Aku masih bisa menerima permintaan maaf dan janji mu. Tapi kau mengkhianati janji mu berulang kali. Aku lelah jim" kerongkongan ku kering karena berbicara terlalu panjang.

"Maafkan aku. Aku telah mengkhianati janjiku padamu. Maaf. Maaf. Aku mohon maaf kan aku. " Ucap jimin lirih. Sepertinya ia sedang menahan air mata nya agar tidak keluar. Aku tidak bisa mengatakan apa apa. "Tatap aku Kim (yn)!" Ku beranikan diri menatap manik kecoklatan nya. "Maafkan aku, (yn)" ucap Jimin. Aku masih belum bisa memberikan jawaban.

Ku alihkan pandangan ku pada cangkir cangkir yang telah kosong. Aku tidak sanggup menatap matanya.
"Ku mohon maafkan aku" Jimin kembali meminta maaf. "Mengapa kau mendua? Apa kau bosan denganku?" Ia terdiam. Ku hela nafasku. "Aku memaafkan mu." Kembali ku tatap Jimin. "Namun maaf, aku tidak bisa mencintaimu" setetes air mata jatuh, mengalir di kedua pipiku. Namun segera kuseka.

"Maaf tapi aku masih mencintai mu." Jimin kembali menatapku dengan tatapan sendu. "Tapi jim, aku tidak bisa mencintai mu lagi" air mataku jatuh lagi. "Aku tidak ingin di khianati lagi. Aku sudah lelah." Kuseka air mata di pipiku. "Beri aku kesempatan, (yn)." Aku tidak menjawab. Aku ragu untuk memberinya kesempatan. Aku takut di khianati lagi. Aku takut ia mendua lagi.

"Aku mohon, (yn). Beri aku kesempatan. Aku janji, akan menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya." Ia terus memohon kepadaku. "Aku takut jim. Aku takut di khianati lagi." Ucapku lirih. "Tidak akan. Kali ini akan aku tepati janjiku. Aku tidak akan mengkhianati cinta mu lagi. Kumohon, beri aku kesempatan" air matanya mulai jatuh di kedua pipinya. Ku tatap matanya untuk mencari kebohongan. Namun tidak ada. Ia benar benar tulus mengucapkan itu. Mungkin, aku harus memberinya satu kesempatan.

"Gunakan kesempatan itu sebaik-baiknya, jimin."
Grepp. Jimin langsung memelukku dengan erat. Ia menangis. Aku bisa merasakan air mata nya menetes di baju ku. "Sudah, jangan menangis" aku mengusap punggungnya. "Terima kasih (yn), terima kasih atas kesempatan yang kau berikan" ia memelukku semakin erat.

"I Love You, Kim (yn)"
"I Love You too, Park Jimin"

Catatan Author~

Hello^^ gimana pendapat kalian? Terlalu panjang? Atau terlalu pendek? Mianhae, kalau misalnya ngga terlalu bagus soalnya lagi ga ada ide. Trus mungkin endingnya gaje ya? Huaaa, aku akan terus berusaha!! Fighting!! Kalau suka, vote ya^^ terus kalau mau saran, tinggal tulis aja di komentar. Ok? Gomawo, chingu^^

Ps: cerita terinspirasi dari plot ideas di twitter. Terima kasih plot ideas^^

BTS IMAGINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang