Ending

6.9K 396 0
                                    

"Kenapa ini?"

Aku hanya bertanya-tanya melihat mereka yang sibuk mengukur tubuhku

"Wah.. kecil banget! Yena, kamu kurusan ya"

"Lingkar pinggangnya cuma 27 centi. Wow!"

Mereka terlihat sangat gembira begitu juga ibu, dia sedang bicara dengan siapa itu?

"Kalian ngapain sih? Aduh..."

"Udah diem aja! Jangan bergerak"

Perempuan yang terlihat seumur dengan ibuku itu datang menghampiriku yang masih sibuk dengan kerjaan Miso dan Jihye yang aku tak tau apa yang mereka lakukan

"Yena!!"

"Ah.. Ne!"

Seketika aku langsung membungkuk karena dia memanggil namaku dan berada dihadapanku sekarang

"Maaf ya, aku benar-benar tidak tau kalau Wonwoo seperti itu! Aku benar-benar minta maaf padamu"

Aku masih bingung kenapa dia meminta maaf atas nama Wonwoo padaku

"Ahh.. itu bukan sepenuhnya kesalahan dia!"

"Tapi tetap saja, dia itu laki-laki harusnya dia menjaga gadisnya dengan baik! Ah iya aku lupa kalau kau belum mengenalku, aku ibunya Wonwoo!

'deg'

Biasakan untuk memanggilku Eomma!"

"Ne, Eom--ma!"

***

Tanpa aku sadari, sekarang tubuhku berada disebuah ruangan. Mengenakan gaun putih lengkap dengan make up, sarung tangan dan juga high heels

"-huh-ngga bisa menghindar lagi!"

"Yena!!"

Tiba-tiba seseorang memasuki ruangan itu. Seorang laki-laki rapih dengan jas dan sarung tangannya,  akupun menoleh kearahnya

"Aku akan mengantarmu menuju Wonwoo!"

Saat dia mengucapkan kata itu, aku sudah tau. Kalau dia adalah ayahnya Wonwoo

"Dia itu memang keparat! Aku tidak mengajari putraku  seperti itu Yena! Kau percayakan padaku! Dia benar-benar tidak punya jiwa laki-laki!!"

Aku hanya tersenyum sambil membungkuk padanya. Aku beranjak dengan susahnya dari kursiku karena gaun itu begitu panjang

"Kau cantik sekali Yena! Ayahmu pasti senang punya putri yang cantik dan kuat sepertimu"

Sambil menggandeng tangannya, dia terus mumujiku dan tersenyum padaku

"Tidak Appa! Dia pasti sangat kecewa dengan kelakuan putrinya ini! Memalukan"

Dia menghentikan langkahnya dan tentu saja langkahku ikut terhenti karena kami bergandengan

"Aku saja bangga padamu! Apalagi mendiang ayahmu. Jangan pernah menyalahkan dirimu! Kau perempuan yang kuat, aku akan membunuh Wonwoo jika dia membuatmu menangis lagi!!"

Lagi-lagi aku hanya dapat tersenyum padanya. Dia seperti ayahku, tak mau mengecewakan putrinya dan selalu membuatku tertawa. Maafkan aku ayah, aku memang putri yang memalukan

---

Sudah saatnya, aku berjalan dengan ayah mertuaku menuju Wonwoo yang sudah berpakaian rapih layaknya mempelai pria pada umumnya

Dia mengenggam erat tanganku saat ayah mertua menyerahkanku padanya. Kami mengucap janji satu sama lain

Aku melihat Miso dan Jihye mereka tertawa dan bahagia melihatku dengan Wonwoo. Disisi lain, Mingyu? aku lupa soal dia, aku melihatnya tengah menekuk wajah sepertinya dia tidak suka dengan pernikahan ini

Akhirnya semua selesai

Yang aku cari setelah itu adalah Inwoo, terakhir melihatnya pagi ini. Dan sampai sekarang aku belum melihatnya lagi

"Yena!!"

'bug'

Wonwoo, untuk apa dia menutup pintu dan melarangku keluar untuk mencari Inwoo

"Kalo kamu cari Inwoo, dia ada dibelakang sama Eomma! Kalo Mingyu...

Aku terkejut, dia mengetahui Mingyu?

Kayaknya dia udah pulang deh!"

"Kamu tau darimana Mingyu?"

"Jisoo Hyung! Dia cerita soal DNA sama aku dan dia juga cerita kalau Mingyu mau jadi ayahnya Inwoo!"

Aku sama sekali tidak terkejut sekarang. Karena aku sudah berfikir siapa lagi yang memberitahu tentang Mingyu selain Jisoo Oppa

"Oh.. jadi kamu udah tau ya! Kalau yang mau jadi ayahnya Inwoo itu banyak banget!"

Matanya menajam dia menatapku dengan tajam. Sambil berjalan mendekatiku, dan sepertinya dia terkejut

"Haha! Banyak banget! Sebanyak apa?"

'Dug'

Jarak kami hanya 1 centi. Bahkan tak dapat terhitung lagi, karena dia semakin mendekat sampai membenturkan dahinya

"Eomma!"

Ditengah itu, tiba-tiba Inwoo datang dengan banyak kotoran selai cake strawberry di mulutnya

"Hei, kenapa kotor banget Inwoo? Kamu makan apa?"

Akupun segera mengambil tisu, dan membersihkan kotoran dimulutnya itu. Membuatku terjongkok dan tak mempedulikan Wonwoo yang sedari tadi memperhatikan kami

"Makan cake, rasanya enak Eomma-hihi-"

Saat Inwoo tertawa diikuti dengan tawaku, Wonwoo ikut terjongkok disebelahku sambil membersihkan tangan Inwoo yang juga dipenuhi selai strawberry

"Dokter Jeon ya! Kita ketemu lagi"

Wonwoo hanya tersenyum mendengar ucapan Inwoo yang benar-benar tak mengerti apa-apa

"Inwoo, mulai sekarang kita akan sering ketemu"

"Oh ya... asyik, nanti kita main bareng ya"

"Iya! Tapi kamu panggil aku Appa aja, bisa?"

Inwoo melirik padaku, dan mengerutkan alisnya. Kelihatannya dia bingung

"Wae? kamu ngga mau ya?"

Tentu saja aku meresponnya dengan pertanyaan seperti itu. Anak berumur 7 tahun pasti sudah mengerti mengapa tiba-tiba saja dia memanggil laki-laki yang tak dikenalnya dengan sebutan Ayah. Pasti dia harus mendengar alasannya secara rinci

"Mau, tapi kenapa aku harus manggil Dokter Jeon. Appa?"

Wonwoo menyenggol lenganku pelan, mungkin dia menyuruhku untuk menjelaskan pada Inwoo. Sial, kukira Inwoo dapat mengerti

"Mh... karena dia adalah ayahmu!"

Entah apa yang aku katakan itu membuat Inwoo marah atau tidak. Tapi yang pasti Inwoo terus menatap kami berdua, memandang kami dengan penuh tanya

"Ah... begitu ya, baiklah Appa Eomma! Aku mengerti"

Tapi untung saja dia tersenyum dan tiba-tiba merangkul kami dengan kedua tangan mungilnya itu

"Nanti kita main bareng-bareng ya!"

Sambil memeluk erat kami berdua, Inwoo memperlihatkan rasa gembiranya pada kami

Aku tidak tau kenapa semua ini terasa begitu menyenangkan. Dan aku dapat merasakan kalau Wonwoo baru saja menghela nafasnya

Terlihat jelas, rasa bahagia diwajahnya. Yang masih sibuk terpejam sambil membalas pelukan Inwoo

"Iya, nanti pasti kita bakal selalu main bareng-bareng! Itu harus"

Ucapnya sambil melirik padaku, dan aku hanya dapat tersenyum hambar membalas tatapannya itu

Kurasa semuanya berakhir dengan sebuah kebahagiaan. Tapi, bagaimana dengan Mingyu? ataupun Miso?

1 Part Akhir
Menuju End--->

Be Divine (Jeon Wonwoo FF) - 19+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang