Chapter 6

723 70 10
                                    

Ia menyerahkanku setumpuk barang belanjaan di lengan mungilku ini, aku hampir saja terjatuh jika tidak menjaga keseimbanganku. Ia memandangiku yang sedang sibuk bergumul dengan barang-barang sialan ini dengan menyeringai puas.

"Kau akan menjadi pembantuku selama sebulan penuh" ujarnya dengan tawa jahatnya.

"Andweeee!!!"

.
.
.

Kriiiiingggg

Kriiiingggg

Aku membuka mataku dengan cepat dengan nafas terengah-engah, jantungku berdetak kencang dan keringat dingin membanjiri tubuhku. Aku melihat sekelilingku, lalu mengebuskann nafas lega.

"Mimpi buruk" gumamku menutup mata berusaha menenangkan jantungku dan menyesuaikan tempo nafasku seperti semula.

Aku melihat sekelilingku dan mendapatkan baju seragam sekolah baruku tergantung manis di gagang pintu lemari kayu ku dan juga tas sekolah berbahan kulit berwarna hitam legam dengan ritsleting berwarna emas, simple dan elegant.

.
.
.

Aku menatap diriku di pantulan cermin, memastikan jika diriku sudah rapi dan bergegas ke sekolah baruku. SM Art Highschool.

Tok

Tok

Tok

"Taengoo?" suara lembut eomma tertangkap ditelingaku.

"Ne?" Jawabku dan mengambil tas hitamku dan mengisi semua barang yang kuperlu.

"Jika sudah siap, temui eomma dibawah" ujar eomma lalu aku mendengar derap langkah kaki yang menjauh.

.
.

Aku bergegas menuruni anak tangga satu persatu dan menemui eomma yang sedang mengolesi selai kacang kesukaanku diatas roti tawar.

"Morning eomma" sapaku sambil mengecup pipi eomma membuatnya tersenyum hangat padaku.

"aigoo Taengo, kau terlihat cantik mengenakan seragam itu" puji eomma membuatku terkekeh. Eomma pun menyerahkan roti padaku,

"Taengo, sebaiknya kau pergi sekarang kau tidak mau telat di hari pertama mu kan?" Ujar eomma masih sibuk berkutat dengan roti-roti itu.

"Ne, annyeong eomma" ujarku dan mencium pipi eomma sekali lagi.

.
.
.

Di sepanjang perjalanan aku terus memikirikan mimpi buruk itu, jujur saja, aku belum siap untuk bertemu rusa liar itu, apalagi untuk memikirkan hal yang akan datang jika aku bertemu dengannya. Pikiran-pikiran itu membuatku bergidik ngeri.

"Tapi aku tidak akan bertemu dengannya lagi, kan?" Gumamku bertanya pada diri sendiri.

"Ekhem" Choi ahjussi berdeham.

"Wae?" Tanyaku polos.

"Kita sudah sampai disini nona Taeyeon"

.
.
.

Akupun berdiri didepan sekolah baruku yang ternyata lebih besar dari apa yang ku bayangkan, dan yang lebih membuatku terkagum-kagum adalah desainnya yang kuno, masih banyak pilar-pilar dan berbagai ukiran-ukiran. Ku pikir aku akan menyukai sekolah ini.

Akupun mulai memasuki gerbang utama sekolahan ini yang sangat besar. Baru saja aku melangkahkan kakiku di koridor, semua orang disini menatapku. Aku pun hanya bisa tertunduk dan mempercepat langkahku ke kantor kepala sekolah.

Bad LuckWhere stories live. Discover now