HURT in LOVE - doremi37

1K 70 3
                                    

Berlari dan terus berlari. Gadis dengan rambut [Hair Color] yang terurai berlari sekuat tenaga. Membawa tas sekolah dalam pelukannya dengan satu tangan, gadis itu pergi entah kemana. Yang terpenting baginya sekarang adalah menjauh dari tempat itu. Tak lama kemudian, sebuah tangan menggenggam erat pergelangan tangannya yang tak memeluk tas sekolah; membuatnya terhenti dari olahraga tiba-tibanya itu.

"Tunggu dulu, [Name]! Kau salah paham! Biarkan aku menjelaskannya dahulu!" Pemilik suara itu menahan gadis itu dalam berlari.

"Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri! Melihat bagaimana kau menciumnya dengan penuh cinta! Apa lagi yang perlu kau jelaskan?!" Gadis berambut [Hair Color] itu menghempaskan tangannya yang digenggam oleh pemuda itu. Setelah tangannya terlepas dari jeratan tangan pemuda yang sedang berhadapan dengannya, gadis itu segera berlari kembali. Kini dengan kecepatan penuh agar orang itu tak lagi mengejarnya. 'Sudah cukup aku berhubungan dengannya...' batin gadis berambut [Hair Color] itu.

.

.

[ HURT in LOVE ]

By : doremi37

Publish in CollabofMiracle

Pair : Hayama Kotaro x [Last Name] [Name]

| Romance | Hurt | Comfort(?) | Angst(?) |

Kuroko no Basuke belongs to Fujimaki Tadatoshi

"Apakah aku terlalu bodoh untuk mendengarkan penjelasanmu hingga akhirnya penyesalan datang padaku?"

.

.

Suara bising terdengar dengan segera tepat setelah Sensei keluar dari dalam kelas. [Name] –bernama lengkap [Last Name] [Name]– hanya memasang earphone agar pencemaran bunyi tidak sampai dalam area pendengaran miliknya. Namun naas, bukannya mendapat ketenangan lewat musik dari ponselnya, malahan [Name] diganggu oleh suara yang lebih bising lagi. Suara dari salah satu sahabat terbaiknya, Mayuzumi Natsuki.

"Tsuki-chan, bisakah kau tenang sedikit? Aku sedang mencari ketenangan," ucap [Name] yang terdengar risih dengan kehadiran Natsuki yang tiba-tiba langsung berceloteha tentang kencan pertamanya bersama kekasih tercinta, Akashi Seijuro. Ketika [Name] mengucapkan kalimat tersebut, kedua pipi Natsuki langsung dikembungkan seperti balon yang diisi gas. "[Name]-chan gak seru ah."

'Ngambek lagi nih orang' batin [Name] sembari menghela nafas sangat panjang. Sebelum dirinya menyemangati sahabatnya, sebuah buku langsung mendarat tepat di atas kepala Natsuki. Si empunya kepala langsung meringis kesakitan sambil memengang kepalanya.

"Apaan sih Sei?!" bentak Natsuki dengan juteknya, sangat berani melawan si emperor ganteng itu. Bahkan [Name] saja yang sedari kecil bersahabat dengan Akashi tidak berani berbuat demikian.

"Wajahmu kayak habis dilewati buldozer. Jelek," balas Akashi, sama juteknya dengan si Natsuki. Mulailah perdebatan yang sengit antara sepasang kekasih itu, [Name] tambah risih dibuatnya. Karena itu, gadis dengan [Hair Color] itu langsung beranjak menuju ke atap sekolah, toh sekarang sudah pulang sekolah, yang berarti siswa ataupun siswi diperbolehkan untuk pergi ke tempat terkait.

Di atap sekolah, [Name] disambut dengan udara musim dingin yang notabenenya memang dingin(?). Pandangan gadis itu mengitari seluruh area atap, mengamati apakah di sana tengah dipakai oleh orang lain atau tidak. Setelah dia puas karena tidak ada orang di sekitar tempat itu, [Name] pergi ke pinggir atap sekolah yang dibatasi oleh pagar pembatas. Dia teringat kejadian beberapa hari lalu. Kekasih pertamanya yang kepergok sedang bermesraan dengan wanita lain. Mengingat kejadian itu, [Name] menitikkan air mata untuk yang kesekian kalinya hanya karena lelaki itu. 'Kalau dia beneran cinta, kenapa ciuman dengan cewek gak tahu diri itu?!'. Mulailah konflik batin [Name].

DraOne: White DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang