Dia tau kalau aku sangat menyukai ramen, dia juga tau kalau rumahku dan Jihye bersebelahan. Kami benar-benar sudah sangat dekat

"Ngapain liatin aku kayak gitu?"

Masih dalam kegiatannya menulis catatan yang guruku tulis  dipapan tulis, dia menyadari kalau sedari tadi aku sedang menatapnya

"Ah! Siapa yang liatin kamu, aku cuma lagi mikir kok"

'Hahaha'

Entah kenapa aku sangat gembira mendengar tawanya. Tapi tenang saja, aku terus menahan agar aku tak menyukainya karena Miso

'Kriiingg'

"Yena! Cepet!"

Akhirnya bel pulang sekolah, aku berlari keluar kelasku. Karena melihat Miso dan Jihye sudah sibuk melambaikan tangannya ke arahku

"Iya-iya! Sebentar"

Saat sedang bersiap untuk mempercepat lariku

"Tunggu! Yena!"

Tiba-tiba Wonwoo menarik tanganku

"Oh! Wae-yo?"

"Aku mau ngomong sesuatu"

Penuh tanya diotakku tentang ucapannya. Aku hanya melirik ke arah Miso dan Jihye, mereka mengangguk sepertinya mereka menyetujui aku untuk bicara dengan Wonwoo terlebih dahulu

"Tungguin ya!"

"Ne..."

Mendengar jawaban teman-temanku tangannya bergerak menggenggam tanganku, dan membawaku pada sebuah ruangan

***

"Kenapa sih?"

"Aku.. mh..."

Dia melepas genggamannya setelah menutup pintu ruangan. Berjalan kesana-kemari dengan raut wajah yang bingung

" Wonwoo! Cepet! Temen-temenku nunggu loh"

"Saranghae!"

'Degdegdegdeg'

Jantungku berdegup kencang mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulutnya itu

"Yena! Saranghae-yo!"

Dia mengusap lembut pipiku oleh tangannya yang dingin

"Dari dulu aku coba buat ngomong! Tapi aku gak berani! Dan akhirnya hari ini aku coba untuk berani!"

Tangannya berpindah pada kedua bahuku, dia menggenggam erat kedua bahuku sambil terus menatapku

"Yena! Saranghae!"

Jarak kami hanya 2 centi, dan aku tak bisa berkata apa-apa karena aku sangat-sangat terkejut

" Wonwoo..."

"Iya, Yena! Neomu saranghae!"

Tubuhku serasa membeku, aku tak bisa berbuat apa-apa. Apalagi sekarang dia menunduk dan dahi kami saling bertabrakan

" Wonwoo!"

Aku mencoba berontak, menjauhkan tubuhnya dari tubuhku. Tapi...

'Chu'

Sekarang jarak kami tak dapat terhitung lagi, nafasnya berada sangat dekat denganku. Aku dapat merasakan benda lunak tak bertulang itu sedang menjepit bibirku

"Jeon Wonwoo!"

'Plak'

Berhasil membuat jarak yang dapat dihitung. Sebuah tamparan keras, ku sampaikan disalah satu pipinya yang putih pucat

"Yena?"

"Berani banget kamu ngelakuin hal itu! Kamu pikir kamu ini siapa?! Hah!!"

Airmataku menetes dan itu karena aku begitu kesal padanya. Seperti perempuan pada umumnya, mereka akan menangis jika mereka sangat marah

"Tapi..."

"Udah! Wonwoo! Sadarlah... sekarang aku ngga bisa pulang dengan keadaan nangis kaya gini"

Tubuhku tergeletak dibelakang pintu keluar ruangan itu, aku sedikit merapihkan rambutku yang berantakan dan mengusap bibirku yang basah

Wonwoo, dia sedang berdiri dihadapanku. Dan mungkin dia menyesal telah membuatku seperti ini

"Mian"

Saat mengangkat wajahku, wajahnya sudah berada tepat didepan wajahku. Membuat jarak 2 centi itu terjadi lagi

"Kamu minta maaf, dan sekarang mau diulangin lagi? Kamu mau cium aku lagi dengan bikin jarak sedeket ini"

Ku utarakan saja semua ucapan yang ada didalam hatiku, agar dia menjauh dariku. Tapi dia tidak begitu melainkan malah menatapku dengan tatapannya yang menyeramkan itu

Salah satu alasanku takut jatuh cinta padanya adalah, tatapannya. Sorot matanya yang tajam itu membuatku selalu ketakutan

"Kalau aku mau! Apa aku boleh?"

Pertanyaannya...
Dia tidak mengerti apa maksudku

"Kalau aku--"

'Chu'

Bibirnya kembali menyentuh bibirku, dan kali ini dia menggenggam erat kedua bahuku agar aku tak dapat berontak

"M... Won... woo.."

Aku masih dapat berontak. Dan akhirnya dia memelukku, mengunci semua alat pergerakan ditubuhku termasuk alat bicara

"Mm.."

To Be Continued

Be Divine (Jeon Wonwoo FF) - 19+Where stories live. Discover now